Calvin's room
Ana duduk di samping Elliot sambil terkantuk-kantuk. Elliot tidak mau melepaskan tangan Ana, dia selalu memegangi nya. Calvin masuk ke dalam kamar setelah menyelesaikan beberapa pekerjaan di ruang kerjanya, dirinya lupa bahwa Ana berada disana. Dilihatnya ada sedang duduk sambil memejamkan mata karna memang waktu sudah menunjukkan pukul 11 malam.
Calvin kembali melanjutkan kegiatannya yang sempat tertunda yaitu mengemasi barangnya karna besok malam dia akan terbang ke Bahrain. Ana terbangun karna dirinya mendengar suara seseorang. Dilihatnya Calvin tengah memasukkan beberapa baju ke dalam kopernya.
"Are you packing?" Tanya Ana.
Calvin menoleh ke arahnya lalu tersenyum.
"Yeah, am i disturbing your sleep?" Tanya Calvin.
"I'm not sleep, just close my eyes." Jawab Ana.
"Isn't that the same thing?" Tanya Calvin.
"Have you brought everything you need?" Tanya Ana untuk mengalihkan pembicaraan.
"I only brought clothes." Jawab Calvin.
"You didn't forget your pasport right?"
"Ahh, i almost forgot about it."
Ana bangkit dari duduknya kemudian dia berjalan perlahan menghampiri Calvin yang sedikit kebingungan di mana dia menaruh paspor nya.
"Is there anything i can help you with?" Tanya Ana.
"I forgot where i put my pasport, help me to find it." Ucap Calvin.
"Okay."
Ana mulai mencari di sekitar kamar, semua laci yang ada di kamar ini Ana periksa satu per satu namun tidak ada disana. Kemudian Ana memeriksa di kursi dekat koper Calvin karna mungkin saja paspornya terselip disana namun lagi-lagi dia tidak menemukannya. Kemudian Ana melihat koper Calvin yang lumayan berantakan, Calvin mengemasi pakaiannya secara asal.
"Is this how you pack?" Tanya Ana.
"What's wrong with that?"
"This is very messy Calvin. Let me repack it for you." Ucap Ana.
"Sure." Ucap Calvin mempersilahkan.
Ana membongkar kembali koper Calvin, dia mulai melipat beberapa kaos dan celana training, kemudian Ana juga melipat jaket yang Calvin bawa. Ketika Ana mengangkat jaket itu, jatuhlah paspor Calvin dari antara sela-sela jaket itu.
"Owh, i found it." Ucap Ana.
Calvin tidak mengatakan apa-apa, dia hanya menatap wajah Ana dengan heran pasalnya Calvin sudah sempat membongkar isi kopernya untuk mencari paspornya namun Calvin tidak bisa menemukannya tapi justru Ana yang menemukannya.
"I've looked for it there before."
"Are you sure?" Tanya Ana sambil mengipas-ngipaskan paspor Calvin ke wajahnya.
Calvin melihat itu sebagai godaan, dia tersenyum ke arah Ana kemudian datang mendekatinya.
"Are you teasing me?" Tanya Calvin.
"Hmm, do you think like that?" Tanya Ana balik.
"Will you slap me again if i kiss you now?"
Kata-kata Calvin membuat Ana terdiam, dia belum meminta maaf saat terakhir kali dia menampar Calvin dengan keras.
"I'm sorry about that, you kisses me forcefully." Ucap Ana.
Calvin tersenyum dan mulai menjauhkan diri dari Ana namun tanpa di duga-duga Ana meraih wajahnya kemudian memberikan kecupan padanya. Calvin tertegun, bagaimana bisa gadis yang dia kira sangat polos dan pendiam ini ternyata mampu bersikap agresif padanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Verdonk's Secret Life
Fiksi PenggemarVerdonk bersaudara memiliki setengah darah orang Indonesia, membuat mereka menjadi cukup terkenal semenjak Calvin Verdonk di Naturalisasi untuk memperkuat TimNas sepak bola Senior Indonesia. Akan tetapi kepopulerannya tidak membuat dia menjadi star...