42. The End

177 23 5
                                    

Ruangan itu penuh dengan kebisuan setelah suara tembakan pertama menggema. Lavinia membuka matanya perlahan, tubuhnya bergetar saat melihat tubuh Christopher jatuh di hadapannya.

Darah mengalir deras dari luka tembak di dada pria itu, mencemari lantai dingin di bawah mereka. Dengan gemetar, Lavinia berlutut, mengangkat kepala Christopher ke pangkuannya.

"Christopher!" Lavinia memanggil namanya, suaranya parau penuh ketakutan. Air matanya tumpah, membasahi wajah pria yang menatapnya dengan mata yang mulai meredup.

Christopher tersenyum lemah, tangannya berusaha menyentuh wajah Lavinia. "Aku... tidak akan membiarkanmu terluka, Lavinia..." suaranya serak, hampir tidak terdengar.

Alistair yang menyaksikan semua itu segera menghampiri mereka. Wajahnya penuh kemarahan saat melihat Cassandra, yang masih memegang pistol dengan ekspresi tanpa penyesalan.

"Kau sudah melampaui batas, Cassandra," suara Alistair dingin dan tajam. la berbalik ke arah bawahannya yang segera berlari ke arahnya. "Bawa dia ke ruang bawah tanah. Jangan biarkan dia lolos!"

Namun sebelum perintah itu terlaksana, Cassandra kembali mengangkat pistolnya. Matanya menyala penuh kebencian, pandangannya langsung tertuju pada Alistair. "Aku tidak akan membiarkanmu lolos dari ini, Alistair," katanya dengan suara getir. "Kau menghancurkan hidupku. Sekarang, kau juga harus merasakan penderitaanku!"

Alistair tidak bergeming, tetapi bawahannya mulai bergerak dari belakang Cassandra untuk menahan wanita itu. Namun Cassandra terlalu cepat—pistolnya sudah terangkat dan diarahkan tepat ke wajah Alistair.

Lavinia yang masih menangis di samping Christopher merasakan adrenalin mendesak dirinya. "Kuatkan dirimu, Christopher. Aku tidak akan meninggalkanmu," bisiknya dengan suara bergetar. la meletakkan kepala Christopher dengan hati-hati dan bangkit berdiri, niatnya adalah memanggil bantuan medis. Namun langkahnya terhenti oleh suara tembakan lain.

Peluru melesat, tapi bukan ke arah Alistair. Lavinia tersentak. Cassandra, yang tengah mencoba membidik Alistair, terkejut saat bawahan Alistair memegangi tubuhnya dari belakang. Tembakannya meleset dan malah mengenai Lavinia yang berdiri di belakang Alistair.

Tubuh Lavinia terhuyung. Darah mulai merembes dari bahunya, warnanya merah menyala di kain gaun yang ia kenakan. Christopher yang masih setengah sadar di lantai terbelalak, napasnya tertahan. "Lavinia!" teriaknya serak, mencoba bergerak ke arahnya tetapi terlalu lemah untuk bangkit.

Alistair yang mendengar suara tembakan berbalik. Matanya melebar saat melihat Lavinia yang berdiri lemah dengan luka di bahunya, lalu tubuh wanita itu ambruk ke lantai. "Lavinia!" Alistair berlari menghampirinya, panik dan penuh kemarahan.

Melihat istrinya yang tengah mengandung anaknya terluka, Alistair berubah menjadi sosok yang benar-benar murka. la berbalik ke arah Cassandra yang masih digenggam kasar oleh bawahannya.

Tanpa banyak berpikir, ia meraih pistol yang terjatuh dari tangan Cassandra saat bawahannya menahannya.

Wajah Alistair mengeras, pandangannya dingin dan mematikan. "Kau menyentuh sesuatu yang tidak seharusnya kau sentuh, Cassandra. Kau melukai Lavinia... dan anakku!"

Cassandra terdiam, mungkin untuk pertama kalinya merasa takut melihat tatapan Alistair yang seperti monster. "Aku-aku hanya ingin kau menderita!" teriaknya, mencoba membela dirinya.

Namun Alistair sudah kehilangan kendali. la mengarahkan pistol itu ke kepala Cassandra. "Kau tidak pantas hidup setelah semua yang kau lakukan."

Suara pelatuk ditarik, dan sebuah suara tembakan menggema sekali lagi di ruangan itu.

Cassandra terjatuh ke lantai, tubuhnya tak lagi bergerak. Sementara itu, Lavinia yang terluka dan hampir kehilangan kesadaran, masih berusaha meraih tangan Christopher yang mencoba mendekatinya.

The Duchess's Deception (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang