BAB 51

11 2 0
                                    

"Cepat bunuh nenek sihir itu!"

"Astaga vampir benar benar nyata!"

"Tampang mereka sangat menyedihkan."

Itulah yang didengar Aria saat berjalan beriringan dengan Lucian, tangan nya di borgol sehingga ia tak bisa bergerak bebas, ia menatap tuannya yang di rantai oleh magis milik Helen, Aria mengerutkan kening dan memalingkan wajahnya. Ia tak mau melihat tuannya tersiksa, tapi apa boleh buat ia juga tak berdaya.

Terpisahlah mereka di dua altar yang berbeda. Masih dengan kepalanya yang tertunduk, ia melihat ke bawah dimana orang orang menatapnya dengan tatapan keji dan jijik. Itu hal wajar karna ia sudah menipu mereka semua, tak hanya menipu ia juga meracuni ratu, dan membuat Helen di benci dan diculik.

Tapi tatapan ataupun hinaan yang keluar dari mulut orang-orang sama sekali tak melukai hatinya, ia menatap ke samping, melihat tuannya yang di rantai.

Matahari belum terbit, namun tanda tanda pagi akan datang.

keluarga Kaisar Déviere juga menonton, dengan kaisar duduk di sebelah raja.

"Aku sudah curiga dengan perempuan itu sejak awal ia terlihat di istana."  Heinrick berbicara sambil menatap Frederick yang terfokus pada vampir dengan rambut emas itu.

"Yah, aku terlalu bodoh mengizinkannya masuk ke istana." Balas Frederick sembari meminum anggur merah di tangannya.

Helen berdiri pada tempatnya, ia sudah memutuskan hukuman apa yang harus di berikan pada Aria, perempuan malang yang duduk di atas sana. Sebenarnya ini adalah ide Kyran, ia memutuskan untuk membawa Aria bersama Lucian agar Aria dapat melihat tuan lama nya musnah. Pikir Helen mungkin terlalu kejam.

Hukuman untuk Aria yang diputuskan oleh Helen adalah ditenggelamkan di laut lepas.

"Apa yang sedang kau pikirkan?" Suara serak dari seseorang membangunkannya dari lamunan. Helen menatap Kyran yang merangkul pinggangnya dan tersenyum.

"Tidak ada, aku hanya merasa lega mereka ditangkap, aku tak sabar melihat vampir itu musnah." Ucap Helen tak menghilangkan senyuman di bibirnya.

Kyran hanya mengelus puncak kepala Helen dan kembali terfokus pada Aria, perasaan kesal muncul dalam diri Kyran karna perempuan itu mencoba membodohinya, tetapi ia juga kecewa karna dia kira akan ada seseorang yang bisa mendukungnya, tapi mungkin ia tak membutuhkan itu lagi karna dia sudah punya Helen.

"Kakak!"

Helen menoleh kearah sumber suara saat seseorang berteriak kakak, dia tersenyum lebar saat mengetahui itu adalah Alina yang berlari ke arahnya. Gadis kecil itu lari ke pelukan Helen yang hangat.

"Aku mencarimu dari tadi." Ucap Alina saat ia sedikit memperluas jarak dari Helen.

Helen mengelus kepala anak itu. "Aku juga mencarimu kau tahu. Dan aku senang kau berada disini, kau masih menyimpan dendam pada Vampir itu bukan? jika tidak baguslah tapi sekarang kita bisa melihat dia musnah." Helen menunjuk Lucian.

"Dia akan musnah saat matahari terbit?" Pertanyaan Alina di jawab anggukan oleh Helen.

"Aku tak menyangka kau bisa menangkapnya." Helen kembali menoleh dari asal suara. Matanya terkejut saat ia melihat Kakek Edwolls disana, dia berdiri di samping Kyran yang masih diam.

"Kau menangkap vampir terkutuk itu." Lanjutnya.

Helen tersenyum pelan, ia menghampiri Edwolls. "Aku berterimakasih padamu, jika saja tak ada kakek mungkin Ratu akan sepenuhnya teracuni, mungkin aku tak akan punya petunjuk." Dibalas tawa pelan dari kakek tua itu, ia menatap Lucian yang tak berdaya di sana.

Sementara itu, Yelen dan Fellencia sibuk memaki maki Aria.

"Kakakku terlalu naif dengan hanya memberikan hukuman seperti itu!" Ucap Yelen yang melipat kedua tangannya.

"Jalang itu sudah di kasih paham dengan kakakku! Tenang saja, dia akan melihat tuannya itu musnah disampingnya, aku penasaran bagaimana ekspresi nya." Balas Fellencia dengan tawa jahat.

"Tetap saja, mereka berdua membuat Kakak ku tak sadarkan diri selama sebulan! Aku tak bisa tak merasa kesal!"

Keduanya terus melanjutkan makiannya sementara Felix hanya diam dan menghela nafas disana, itu berisik tapi disisi lain ia juga keasyikan mendengar makian dari adik dan juga adik dari adik iparnya

Tibalah sesuatu yang muncul dari langit, matahari yang belum sepenuhnya bersinar di ujung cakrawala. Sedikit kemunculan dari benda besar itu membuat sorak-sorai dari para warga.

Helen melihat ujung dari matahari itu dengan tatapan hangatnya, dengan Alina dan Kyran yang berada di dekatnya.

Semua orang menyaksikan. Frederick meletakkan minumnya dan menyaksikan matahari itu. Begitu pula dengan raja yang bersandar pada kursinya.

Yelen dan Fellencia yang berhenti memaki, dan kemudian mengagumi pemandangan di atasnya.

Felix yang tersenyum menatap indahnya pemandangan.

Kyran yang masih dengan wajah datarnya.

Alina yang berada di samping Helen perlahan tersenyum girang karna ini pertama kalinya ia melihat matahari terbit secara langsung.

Sang Ratu yang berada di balkon istana tepat di depan kamarnya, tersenyum lembut menatap cakrawala

Orang orang yang kembali berteriak dan bersorak gembira.

Nelson yang baru datang langsung disambut dengan teriakan para warga disertai dengan indahnya matahari pagi.

Galen dan Vedysenn yang baru saja kembali ke Moonwave juga menikmati indah bangun nya matahari.

Edwolls tak bisa berkata apapun, ia tersenyum, ia sudah biasa melihat matahari pagi tapi entah mengapa kini rasanya berbeda

Semua orang menyaksikan.

Menit dari menit berlalu hingga akhirnya matahari itu benar benar disambut oleh orang orang, cahaya dari  matahari bertebaran di mana mana membuat seluruh orang tersenyum kecuali satu.

Aria, ia menahan diri untuk tidak histeris ketika dia menoleh kesamping, Lucian yang kini kepalanya setengah terbakar, dengan jarak mereka yang cukup jauh, Aria berteriak.

"Lucian! Terimakasih, terimakasih sudah merawatku sampai saat ini, kita akan bertemu lagi bukan?" Suara gadis itu bergetar. Disertai air mata yang menggenang di pelupuk mata gadis itu. Air matanya benar benar mengalir deras saat ia melihat senyum lembut dari sosok yang di kenalnya sangat kasar dan kejam, hingga akhirnya Lucian benar benar menghilang.

Tak ada yang bisa ia lakukan selain menangis.

"..aku belum memberitahumu bahwa aku jatuh cinta padamu, bodoh."






🌊🌊🌊









Mungkin kaya nya author terlalu jahat dengan Aria😦

tapi yaudahlah maap

Vote agar aku makin rajin ><

Tragic FateTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang