~Manusia hanya mengagumi tapi tuhan yang menentukan bersama atau bertemu sementara~
(Author).
.ini adalah hari Minggu di mana semua orang pasti berlibur dan beristirahat sejenak dari pekerjaannya, salah satunya Reva yang sedari pagi hanya rebahan di kasur empuknya tak berniat ingin bangun apalagi mandi.
"Rev bangun!" panggil Lusi di luar kamarnya Reva.
Reva dengan langkah sempoyongan berjalan untuk membukakan pintu, ketika terbuka menampilkan wanita paruh baya cantik yang sudah rapih dengan pakaian kerjanya.
"Bun mau kemana?" tanya Reva heran.
"mau ke butik sebentar masih ada jahitan yang harus di perbaiki, kamu kalo mau makan tinggal go food aja udah bunda Tf ke kamu" ujar Lusi sambil melangkah terburu buru menuju halaman depan.
"tapi Bun ini kan Minggu masa kerja juga" saut Reva yang tampak bingung sekaligus kesal.
"iya sebentar paling sore pulang" Lusi menaiki motornya dan memakai helmnya.
"jaga rumah" pesan Lusi lalu melajukan motornya keluar dari pekarangan rumah, Reva lagi lagi menghela nafas. sebegitu sibuknya kah Lusi sampai hari Minggu masih memikirkan pekerjaannya. namun tak pernah memikirkan bagaimana kondisi Reva yang juga butuh di perhatikan. ya memang Reva mengerti jika Lusi kerja untuk nya juga tapi Reva selain butuh materi ia juga membutuhkan kasih sayang bukan? sejak kecil Reva selalu di tinggal keluar kota sementara ia di Titipi di rumah neneknya dan ibunya kembali saat Reva sudah benginjak bangku SMP.
"apa bisa ya gue ngerasain keluarga harmonis kaya orang orang" gumam Reva lalu pergi masuk ke rumahnya, gadis itu tak ingin berlarut dalam kesendiria lebih baik hari ini ia pergi mencari sarapan ke luar sekaligus joging pagi mengelilingi komplek rumahnya.
komplek Reva memang bukan lah komplek yang mewah tapi lingkungannya cukup tenang untuk Reva yang memang tak bisa mendengar kebisingan.
🌻🌻🌻
Setelah berganti pakaian santai dan sepatu snackers berwarna hitam gadis itu bergegas untuk joging pagi.
ia mengelilingi komplek yang cukup luas itu sendirian, sesekali jika ada yang mengenalnya Reva akan menyapanya dengan ramah.
sudah hampir Lima putaran Reva merasa dirinya sudah lelah, gadis itu berhenti di salah satu penjual bubur ayam yang biasa mangkal di komplek nya. ia duduk di bangku dan memesan satu porsi bubur ayam tanpa daun bawang.
"si neng teh geulis pisan ey" ujar penjual bubur dengan bahasa Sunda yang Reva sedikit mengerti.
"makasih mang" jawab Reva.
"nggeus boga kabogoh ncan?" tanya penjual bubur itu.
"belum" jawab Reva.
"waduh kunaon atuh, ja neng geulis masa te boga kabogoh"
"iya mang cape nyimpen perasaan buat yang ga pasti" curhat Reva sambil tertawa kecil.
"waduh, iyeu neng bubur na" penjual bubur itu menyerahkan semangkuk bubur ayam untuk Reva dan tak lupa gadis itu mengucapkan terimakasih sebelum menyantapnya.
tak butuh berapa lama bubur ayam itu sudah habis tak tersisah, Reva merasa dirinya bukannya kurus karena telah joging tetapi malah lemaknya semakin bertambah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Senja Di ujung Harapan
Ficção AdolescenteRevana Lusiyana seorang gadis cantik yang biasa di sapa Reva gadis yang memiliki sifat ceria, humoris dan cerewet. Reva sangat sulit di luluhkan oleh siapa pun, ia terbilang gadis yang keras kepala dan sulit untuk menerima orang baru di dalam hidup...