...
Pagi itu, sinar matahari lembut menerpa wajah Hyunsuk yang sedang menggandeng tangan kecil Junghwan. Jalan setapak menuju taman tidak terlalu ramai, hanya beberapa pejalan kaki dan pesepeda yang melintas. Junghwan, yang masih terisak kecil, memandang sekeliling dengan mata bulatnya yang berair. Hyunsuk menunduk sedikit, memberikan senyum hangat untuk menenangkan anaknya.
"Nanti di taman, Hwanie bisa main ayunan sama Mama, ya. Ada banyak pohon, bunga, dan mungkin teman baru juga," ujar Hyunsuk lembut sambil mengusap kepala Junghwan.
Junghwan, meski masih cemberut karena sedih ditinggal Jihoon bekerja, akhirnya mengangguk kecil. Bayangan papanya yang mengenakan jas dan menghilang di balik pintu tadi pagi masih terngiang di pikirannya. Meski usianya baru satu tahun, Junghwan sudah cukup pintar memahami perasaan rindu dan kehilangan, meski belum tahu cara mengungkapkannya dengan baik.
Ketika mereka tiba di taman, suasana hijau yang asri segera menyambut. Angin sepoi-sepoi berembus, membawa aroma bunga yang baru bermekaran. Ada suara burung-burung berkicau di pepohonan, dan beberapa anak kecil berlarian riang di area bermain. Hyunsuk tersenyum lega; ini adalah tempat yang sempurna untuk mengalihkan perhatian Junghwan.
Hyunsuk mengangkat Junghwan dari stroller dan menggendongnya menuju ayunan kecil. "Lihat, Sayang. Ayunannya lucu, kan? Ayo kita kesana."
Junghwan akhirnya tertawa kecil saat Hyunsuk mengayunkan kursi ayunan perlahan. Tawa itu membuat hati Hyunsuk hangat. Sebagai seorang mama, tak ada yang lebih membahagiakan selain melihat anaknya kembali ceria.
Hyunsuk terus mendorong ayunan perlahan, memastikan Junghwan tetap nyaman. "Hwanie suka? Seru, ya?" tanyanya dengan senyum yang tak pernah luntur.
Junghwan, dengan pipi tembamnya yang kemerahan, terkikik kecil. "Huum, Mama!" jawabnya dengan bahasa bayi yang terdengar lucu.
Hyunsuk tertawa kecil sambil mempercepat ayunan sedikit. Sesekali, ia mengamati sekitar, memastikan suasana aman dan nyaman. Ia tahu betapa sensitifnya Junghwan terhadap perubahan kecil, apalagi saat sedang rindu Jihoon seperti pagi tadi.
Setelah beberapa menit, Junghwan mulai melambaikan tangannya, memberi tanda bahwa ia ingin turun dari ayunan. Hyunsuk segera membantunya, lalu menggandeng tangan kecilnya menuju area lain di taman.
"Ayo, kita lihat kolam ikan di sana. Hwanie pasti suka lihat ikannya berenang," ujar Hyunsuk sambil menunjuk ke arah kolam kecil yang terletak di bawah pohon rindang.
Junghwan mengikuti langkah Hyunsuk dengan antusias. Ketika mereka tiba di tepi kolam, mata Junghwan langsung berbinar melihat ikan-ikan kecil berwarna-warni yang berenang di air jernih. "Mama! Ikan!" serunya sambil menunjuk.
"Iya, itu ikan, Sayang. Lihat, warnanya cantik, kan? Ada yang merah, ada yang kuning," jawab Hyunsuk, berjongkok di samping Junghwan agar lebih dekat dengannya.
Hyunsuk mengeluarkan sepotong roti kecil dari tasnya, lalu membaginya menjadi remah-remah kecil. "Hwanie mau kasih makan ikan? Ini, coba lempar pelan-pelan ke air."
Junghwan meraih remah-remah itu dengan tangan mungilnya, lalu melemparnya ke air. Ia terkikik riang saat ikan-ikan itu langsung berenang mendekat untuk memakan remah-remah roti. "Mam! Ikan mam!" ujarnya dengan polos.
Hyunsuk tertawa mendengar celoteh Junghwan. Ia merasa bersyukur karena meskipun masih sangat kecil, Junghwan sudah mulai belajar menikmati hal-hal sederhana seperti ini. Menurutnya, Junghwan itu tumbuh sangat cepat, dia sudah pandai berbicara, dan berlarian kesana kemari.
Setelah puas memberi makan ikan, Hyunsuk memutuskan untuk duduk di bangku taman sambil membiarkan Junghwan bermain di dekatnya. Beberapa anak kecil mendekat, tertarik melihat Junghwan yang lucu dan ceria.
KAMU SEDANG MEMBACA
Married by Accident - Hoonsuk
RomanceDi sebuah klub malam, dua orang asing bertemu di bawah lampu gemerlap dan musik yang menggema. Terlalu mabuk untuk berpikir jernih, mereka terbawa suasana, alkohol, dan hasrat sesaat. Tanpa mengenal satu sama lain, mereka tenggelam dalam hubungan si...