selamat membaca!
__________________Pagi itu, sinar matahari hangat menembus jendela kaca aula sekolah, membiaskan bayangan ke lantai yang mengilap. Suara langkah sepatu siswa-siswi yang sibuk berlalu-lalang di dalam aula mengisi udara. Sekolah sedang mempersiapkan acara tahunan, dan seperti biasa, pusat perhatian tertuju pada satu nama- Kim Sunoo.
Sunoo berdiri di tengah aula, mengenakan seragamnya yang rapi tanpa satu kerutan pun. Senyum tipis di wajahnya seolah mampu meredakan tekanan siapa pun yang ada di sekitarnya.
Para siswa-siswi dan guru memujinya tanpa henti, baik karena prestasinya sebagai siswa teladan maupun sikapnya yang ramah. Sunoo bukan sekadar siswa, dia adalah ikon sempurna sekolah ini.
Di sudut lain, seorang siswa menyandarkan tubuhnya ke dinding aula dengan tangan dimasukkan ke saku celananya. Rambutnya yang sedikit berantakan dan dasinya yang kendur adalah bukti nyata dari ketidakpeduliannya pada aturan.
Heeseung- menghela napas panjang sambil memperhatikan keramaian di depannya. Dia tahu sebentar lagi nama dirinya akan disebut-bukan karena sesuatu yang membanggakan, tentu saja.
"Lee Heeseung!"
Teriakan itu datang dari suara yang sudah sangat familiar. Sunoo melangkah mendekat dengan wajah yang sama sekali tak menunjukkan ketidaksukaan, meski nada suaranya tegas.
"Kali ini apa lagi? Bolos? Atau mau bantu-bantu disini?" tanya Sunoo sambil melipat tangan di dada.
Heeseung hanya menyeringai kecil, mengangkat bahu seolah tidak peduli. "Bolos, mungkin. Tapi nggak ada yang tahu pasti kan? Lo juga cuma denger dari laporan Pak Jung."
Sunoo menghela napas panjang. "Kamu ini bener-bener nggak bisa berubah, ya?"
"Gue berubah kok," Heeseung menjawab dengan nada sarkastik. "Gue bolos lebih elegan sekarang. Nggak ketahuan kamera CCTV sekolah, itu perkembangan, kan?"
Sunoo menatapnya tajam, tapi tak berkata apa-apa. Bagi Sunoo, Heeseung adalah salah satu dari sedikit hal yang selalu menjadi masalah. Siswa yang cerdas tapi keras kepala, penuh potensi tapi memilih jalan yang salah. Dan sebagai anggota kesiswaan, menjaga Heeseung tetap di jalur yang benar adalah tanggung jawabnya.
Sunoo mendekat, suaranya lebih pelan tapi tetap terdengar serius. "Kamu tahu, Heeseung, bolos itu mungkin biasa buatmu. Tapi ini bulan terakhir sebelum ujian, dan aku nggak akan biarkan kamu menghancurkan dirimu sendiri dengan sikap acuh kayak gini."
Heeseung terkekeh kecil. "Santai aja, sih. Lo terlalu serius, tahu nggak? Hidup nggak selalu harus sempurna kayak lo."
Mata Sunoo sedikit menyipit, tapi dia tak menanggapi ejekan itu. "Sempurna atau nggak, aku tetap bertanggung jawab. Aku nggak akan biarin kamu keluar dari gerbang sekolah hari ini."
"Berani taruhan?" Heeseung memiringkan kepalanya, menantang.
Sunoo tidak menjawab. Sebaliknya, dia berdiri tegap di depan pintu keluar aula, memblokir langkah Heeseung dengan tubuhnya yang lebih kecil tapi penuh tekad.
"Aku nggak bercanda, Heeseung," ucap Sunoo dingin. "Kalau kamu beneran keluar, aku yang akan pastiin kamu berurusan langsung dengan kepala sekolah."
Heeseung menatap Sunoo dengan tatapan penuh rasa ingin tahu. Sunoo tampak seperti pria sempurna yang selalu mematuhi aturan, tetapi ada sesuatu dalam caranya berbicara yang membuat Heeseung merasa Sunoo menyembunyikan sesuatu.
Senyum tipis terukir di wajah Heeseung. "Oke, Sunoo. Gue akan tinggal di sekolah. Tapi cuma karena gue penasaran-apa yang sebenernya lo sembunyiin di balik sikap sempurna lo itu?"
Kali ini, giliran Sunoo yang terdiam. Mata mereka bertemu, seolah mencoba membaca satu sama lain. Tidak ada yang tahu bahwa hari itu adalah awal dari sesuatu yang akan mengubah segalanya-tentang mereka berdua, dan tentang rahasia yang selama ini terkubur rapat.
tbc-
janlup vote!
YOU ARE READING
Perfectly Flawed
Romance[SUNSEUNG] Sunoo adalah wajah sempurna sekolah-cerdas, berprestasi, dan disukai semua orang. Heeseung, sebaliknya, adalah pemberontak yang hidupnya dipenuhi kekacauan. Tapi saat Sunoo tiba-tiba menunjuk Heeseung menjadi panitia acara besar sekolah...