Kalau endingnya kayak gini, kenapa kita harus ketemu?
Rasya
Setelah Al masuk ke dalam mobil, teman temannya pun melongo menatap kepergian Al. Dikiranya niat banget mau di culik, kok mau mau saja masuk mobil orang asing."Ayo cemua kita lapol ke Mommy nya Al capa tau Al di pukul kalena nggak nulut." Zero langsung menggayuh sepedanya meninggalkan taman bermain komplek itu, dengan kecepatan ektra menuju rumah Al yang berada dipaling ujung komplek perumahan tersebut.
Al hanya cengengesan dalam mobil. bocah itu tak pernah punya rasa takut sama sekali. Apalagi memang sudah kenal dengan Demian dan rio, bukannya takut malah bisa jadi bahan hujatan bocah itu.
Setelah mereka tak terlihat Al kembali duduk manis disamping Demian. Anak itu siap menghujat lelaki yang ada sebelahnya. Jangan harap bisa terhindar dari ucapan random bocah itu, "Om? Kok numpang telus sih, nggak punya mobil cendili ya?" tanya Al dengan tatapan polosnya.
Ehh Al itu mobil punya daddy lo njir, ga habis fikri sama Al
Al kampret
Mendengarkan pertanyaan Al, rentu saja lelaki itu tak terima, bisa bisanya dibilang numpang. Apa itu numpang asing sekali di telinga orang kaya?
"Numpang? Yo, yo bisa translate numpang ke bahasa gue nggak?" Demian menendang jok yang di duduki asistennya itu.
"Numpang is nebeng, bos, dalam bahasa latin ya nggak punya mobil tapi ngikut orang yang punya mobil," Rio menjawab dengan santainya.
Fiks demian bodoh, gatau artinya numpang ✌
Al juga ikut menendang, padahal kakinya tidak sampai. "Om bos numpang ke om rio ya?" Tiru Al berusaha menendang tapi apalah daya kaki tak sampai, ye si bocik sok sok an.
"Ini kan mobil daddy mana mungkin daddy nebeng. Daddy orang kaya, kalau al mau tau, daddy mobilnya banyak, sangat banyak. kamu mau pun daddy kasih,"
"Mobil apa? Mobil remot? Al juga bisa beli, tante juga beliin Al" Demian menghela napas kembali, cape juga jika punya anak yang sifatnya sama. "Jadi om numpang mobil kan?" Al kembali bertanya.
"Tuh yang nebeng yang jadi drivernya mobil daddy," sambil jelas jelas ini mobil menunjuk rio yang baru saja Menghela napas, Lelaki ganteng itu tidak terima dikatakan melarat.
"Daddy capa?" Al mendekat kan kepalannya, menatap Demian dengan mata beningnya. Mengamati Demian dengan memicingkan mata kecilnya
"Daddy Al lah, mulai sekarang panggil om dengan sebutan daddy? Mau kan Al?" Demian tersenyum penuh kelembutan, ia menepuk dadanya dengan penuh kebanggaan.
"Nggak mau ah, Al malu punya daddy tukang nebeng," ucap Al tak percaya, ia pun meringis dengan tatapan mengejek.
Sialan, bocah itu tak percaya sama sekali kalau Demian adalah daddy kandung nya. Sebelumnya Al kan hanya di bonceng dengan motor, pikir bocah itu demian tak memiliki mobil. Kemudian ketika kerumah Al, selalu saja rio yang mengendarai mobil
KAMU SEDANG MEMBACA
Alvino (BL)
Teen FictionMenceritakan seorang pria yang tengah hamil, tetapi ayah biologis nya tidak mau mengakaui anak itu terpaksa ia membesarkan anak itu sendiri langsung pencett aja gesss