TENTACLE

406 20 4
                                    

Ini cerita berkonsep medieval ala indonesia. Dimana Indonesia terdiri dari beberapa bangsa. Oke mungkin kalo mulai dari situ keknya ke gedean. Jadi intinya cerita ini dalam nuansa Indonesia pada abad pertengahan yang pada masa itu mahluk mahluk mitologi abad pertengahan benar benar ada pada.

"Serius lu Rip?"

Disebuah pos kampling reot tua, ditengah malam dikala anjing hutan melonglong panjang, terdengar pembicaraan antara dua orang pria didalam sana. Namanya Sarip dan Agus, keduanya adalah seorang petualang yang mengambil quest dari Prabu untuk melakukan kegiatan penjagaan malam disebuah desa.

"Beneran! anaknya gusti prabu itu, katanya sempet main main kedalam goa mpu gandrong. Kepeleset masuk kedalem sendirian. Konon katanya balik balik, sifatnya jadi aneh begitu. Ada yang bilang karena kebentur jadinya gila, tapi juga ada yang bilang...." Ucapan Sarip terpotong.

"Apaan?" Tanya Agus.

Sarip sembari mempelankan nadanya agar tidak terdengar orang.

"... Kesurupan gus!"

"Hah? Ngaco ah ceritanya. Anak Gusti Prabu itu kan udah pasti di kasih jimat ama di buff gitu sama pak Kiyai. Ga mungkin bisa gitu." Agus menentang.

"... Bukan itu masalahnya, di buff tapi kan buff ghaib, Gus. Lah kalo yang masuk mahluk berwujud gimana?"

"Maksut lu apaan? Kagak ngerti gua." Agus sambil mengambil pedang andalannya yang nampak berkarat dan membersihkannya dengan santai.

"Ini yang gua denger ye, bener atau nggak, tapi kata orang pinter pernah ngeliat kalo anak gusti Prabu itu, didalam selangkangannya kaya ada yang gerak gerak gitu."

"Makin ngaco lu cerita. Habis nelen berapa botol mana tambahan lu?"

"Lu percaya ga percaya sih terserah."

"Iye iye. Trus gimana lanjutannya? Jadi ada mahluk misterius gitu masuk lewat memeknya kemudian ngendaliin badannya gitu? Hahaha...."

"Siiii! Diem! Jangan keras keras!" Sarip beusaha menegur Agus yang tertawa lantang.

"Assalammualaikum!"

"W-waalaikum salam, eh Pak Kiyai, abis dari mana pak? Tengah malem begini."

Pak Kiyai atau mungkin jika di cerita dongen itu di ibaratkan seperti penasihat spiritual kerajaan, atau juga setara dengan merlin dinegreri sebelah.

"Waduh waduh... Kalian ambil quest jaga disini ya?"

"Nggih Pak Kiyai. Itung itu nambah modal buat beli Item baru. Mau upgrate armor sama sepatu udah buriq hehehe..." Jawab Sarip.

"Udah level tinggi kalian ini, harusnya ambil misi tempur sama lelembut aja."

"M-mau sekalian nyantai pak Kiyai, sambil nunggu Event." timpal Agus.

"Oh gitu, tadi saya pulang dari kegiatan majelis sekalian ngecek petualangan lain yang baru pada respawn, mereka minta di proteksi kan buat quest baru, kemudian mampir ke istana buat nengok anak Prabu."

Sarip dan Agus seketika bertukar pandangan mendengar tentang Anak Prabu.

Anak Prabu diketahui adalah seorang wanita cantik berumur sekitar 18 tahun an. Anak dari 2 bersaudara, adiknya adalah laki laki putra mahkota tunggal yang masih begitu muda.

"Ngomong ngomong, gimana kabarnya anak Gusti Prabu?"

Pak Kiyai itu hanya bisa geleng geleng menunduk pelan.

"Ga ada perubahan, untuk sementara si Adinda masih dikurung dikamarnya. Karena di khawatirkan akan melakukan perubatan yang tidak senonoh di kerajaan."

"Separah itu kah?"

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Nov 22 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Bukan JiwakuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang