📼
"Are you sure? I am that someone? You Love me, huh?"
Shella bangun dari duduknya. Dia berbalik menatap langsung mata gelap Dean yang juga menatapnya. Tangannya kini berada di pipi pria itu, mengusapnya pelan tanpa memutus kontak mata mereka.
"Apa kamu mengatakan itu karena menginginkan tubuhku?" celetuk Shella lagi.
Dean menggeleng pelan. "Aku memang mencintaimu," sahutnya.
Decihan sinis keluar dari mulut Shella. Wanita itu beranjak menuju kasur dan berbaring tanpa memperdulikan Dean yang masih berdiri. Merasa kembali di acuhkan, Dean menyusul Shella berbaring di kasur.
Menarik tubuh mungil itu mendekat dan memeluknya dari belakang. Namun, Shella buru-buru melepas pelukannya dan meletakkan guling di tengah-tengah keduanya sebagai pembatas membuat Dean mengernyit bingung.
"Apa yang kamu lakukan?" tanya Dean menatap bingung dua guling serta satu boneka kelinci berukuran besar yang berada di antara mereka.
Shella mendengus malas. "Pembatas. Kamu bilang mencintai ku, bukan hanya tubuhku. Karena itu mulai malam ini kita jaga jarak tanpa sentuhan dari masing-masing. Kalau kamu tidak sanggup melakukan itu sampai hari pertunangan tiba, aku anggap kamu hanya terobsesi dengan tubuhku," ucapnya.
Tatapan protes jelas terlihat dari mata Dean. Meskipun pria itu tidak mengatakannya, Shella tau kalau pria itu sebenarnya tidak terima dengan apa yang dia lakukan.
"Terakhir kali aku akan menanyakan ini kepadamu. Jika kamu hanya mencintai tubuhku, aku akan membiarkanmu menyentuhku sepuasmu. Tapi kalau masih mengaku kamu mencintaiku, aku akan tetap pada ucapanku untuk menjaga jarak sampai bulan depan."
Shella mendekatkan wajahnya dengan Dean. Sangat dekat hingga hidung keduanya bersentuhan. Dean bisa menghirup aroma pasta gigi wanita itu dan merasakan hembusan nafas hangatnya. Jantungnya berdebar dan matanya mulai kehilangan fokus.
Penampilan Shella malam ini cukup membuatnya tergoda. Gaun tidur tipis dengan dua kancing yang terbuka. Gaun itu terlalu tipis hingga matanya bisa melihat dengan jelas payudara Shella yang tidak tertutup bra. Sial, wanita itu bahkan tidak mengenakan bra. Anehnya Dean baru menyadari itu.
"Jadi, tuan Aldean... Love me or my body?" bisik Shella dengan nada menggoda.
Kedua mata Dean seketika terpejam, berusaha menahan gejolak gairah dalam dirinya. Tidak, Dean benar-benar mencintai wanita itu. Bukan hanya tubuhnya, dia mencintai segala hal tentang Shella. Cerita yang dia katakan tadi bukan karangan belaka.
Jemari lentik itu dapat Dean rasakan bergerak sensual meraba tubuhnya. Rahangnya mengeras, telinganya memerah serta tangannya mengepal menahan untuk tidak menarik Shella dan menciumnya.
"Jika kamu tulus mencintai seseorang, kamu tidak akan mudah tergoda di saat seperti ini. Berikan jawabanmu. Jika kamu mencintai tubuhku, aku akan memuaskanmu malam ini," bisik Shella dengan senyum sinis di bibirnya.
Menarik nafas sebentar, Dean membuka matanya. Memundurkan tubuhnya menjauh dengan tatapan tajam di layangkan kepada wanita itu. Emosinya mendadak terpancing mendengar ucapan Shella.
"Kamu meremehkanku? Apa semua cerita yang aku ceritakan tadi bagimu hanya karangan belaka?" sulut Dean kesal.
Kekehan kecil mengalun keluar. "Kalau iya, kenapa? Bukankah kamu akan melakukan apapun demi mendapatkan sesuatu yang membuatmu terobsesi? Bisa saja kamu mengarang cerita seperti itu agar bisa mengikat perasaanku dan membuatku membatalkan rencana cerai setelah 3 tahun pernikahan kita," balas Shella enteng.
Itu seperti pisau yang menusuk ulu hatinya. Dean yang memang tidak pandai mengontrol emosi itu spontan membanting lampu tidur yang terletak di atas nakas sebelah nya. Shella hanya melihat tanpa ada ketakutan sama sekali. Wanita itu terlihat menantang pria di depannya.
"Kenapa marah? Apa aku baru saja mengungkap sebuah fakta dari kebohonganmu?" respon Shella.
Tatapan tajam kembali Dean layangkan ke arah Shella. Dia tidak suka dengan tingkah wanita di depannya. Sangat tidak suka. Telunjuknya terangkat menunjuk tepat di depan wajah Shella.
"Dengar! Aku tidak pernah bermain-main dengan kata cinta! Selama ini aku tidak pernah mengungkapkan cinta kepada orang lain, bahkan keluarga ku sendiri! Kamu yang pertama dan terakhir mendapat ungkapan seperti itu dariku!"
"Kalau aku hanya mencintai tubuhmu, maka aku akan lebih memilih mencintai tubuh wanita lain yang lebih menggoda darimu! Ada banyak wanita di luar sana yang bertubuh seksi, tapi aku memilihmu karena aku mencintaimu! Bukan hanya tubuhmu, nona!" bantah Dean menggebu-gebu.
Itu kalau ada efek uap, udah keluar tuh banyak uap dari telinga Dean. Shella masih diam memandang pria itu tanpa ada niatan merespon. Dean tau ada banyak pria yang mengungkapkan cinta kepada Shella hanya karena menginginkan tubuh wanita itu. Mungkin itu yang membuat Shella tidak percaya lagi dengan ungkapan cinta lagi.
"Baiklah jika itu maumu. Kita akan jaga jarak sampai hari pertunangan tiba. Aku akan kembali ke apartemenku dan membiarkanmu tinggal sendirian di sini," putus Dean seraya bangkit dari kasur.
Pria itu mengambil jaket dan kunci motornya yang terletak di meja rias. "Selamat malam, nona Shella," pamitnya.
Shella memandang punggung lebar Dean yang mulai menghilang dari pandangannya. Bahkan ketika pelayan datang untuk membersihkan pecahan lampu di sana, Shella masih betah menatap ke arah pintu. Ada rasa kecewa sekaligus rasa senang dalam dirinya.
Bukankah ini yang dia inginkan?
Lalu, kenapa Shella harus kecewa ketika melihat tatapan Dean.
📼
Udah tuh adegan gelut nya, gelut di ranjang kan? 😌
Jangan lupa vote dan komennya yaw...
Prize aku lanjut update habis cerita ini ending ye, wattpad lagi error. Aku simpen draft di cerita Prize gak bisa, malah kehapus. Sebaliknya waktu aku simpen draft di cerita ini sama yang Husband itu bisa. Jadi kayaknya nunggu ini ending duluan.
Tolong diingatkan kalau ada kesalahan di beberapa bagian!
Terima kasih atas waktunya...
Sampai jumpa lagi~
KAMU SEDANG MEMBACA
Berondong? [RORASA]
Fanfiction(spin off "Married?!" Dean-Shella version) Dean berulang kali mendekati banyak gadis untuk di jadikan pasangan demi membatalkan perjodohan yang sudah di rencanakan. Namun, tidak ada satupun yang cocok dengan seleranya. Sampai akhirnya malam itu, seo...