After fight

254 53 97
                                    

📼

Dean melajukan motornya begitu cepat membelah jalanan. Beruntungnya jalanan tengah sepi pengendara, jadi tidak terlalu mengganggu. Pria itu melaju menuju rumahnya. Bukan untuk menemui orang tuanya, tapi sosok lain yang tinggal di sana.

Di saat seperti ini, dia membutuhkan seseorang yang mau memberinya kehangatan di tengah pikirannya yang kacau. Matanya kian memerah menahan genangan air yang mengumpul di pelupuk. Ucapan Shella berputar bagai kaset rusak di otaknya. Dia terluka ketika pengakuannya di anggap angin lalu oleh wanita itu.

Baru kali ini Dean merasa sakit hati di anggap seseorang yang hanya mencari pemuasan nafsu belaka. Biasanya dia tidak merasa seterluka ini ketika orang lain menganggapnya seperti itu. Bahkan Dean tidak peduli dengan apa yang mereka katakan.

Tapi dengan Shella, dia tidak bisa mengabaikan satu huruf pun yang keluar dari mulut wanita itu. Setiap huruf penting bagi Dean selama itu keluar dari mulut Shella.

"Den?" tegur salah satu pelayan yang baru saja menghampiri Dean.

Pria itu terlihat terdiam di atas motornya membuat pelayan wanita itu cemas. Tersadar akan lamunannya, Dean segera mendekatkan motornya ke arah gerbang.

"Maaf, Yola di rumah?" tanya Dean kepada pelayan itu.

Anggukan pelan dia dapatkan. "Baru pulang dari akademik, silahkan masuk Den," sila pelayan itu usai membuka lebar gerbang rumah.

Motor Dean kemudian melaju ke arah garasi untuk menyimpannya. Dia datang untuk menemui kakak kembarnya. Sudah menjadi kebiasaannya sejak kecil, dia akan mendatangi kakak keduanya setiap kali membutuhkan kehangatan.

Keluarganya yang lain tidak akan peduli dengannya. Sejak kecil selalu di asingkan dari keluarga membuat Dean menganggap mereka tidak terlalu penting dalam hidupnya. Tidak ada yang penting di keluarganya selain Yolanda. Mereka kembar, sudah pasti Dean tidak akan bisa mengacuhkan Yolanda. Semarah dan sebenci apapun Dean dengan keluarganya, dia tetap menyayangi Yolanda.

"Kakak~" rengek Dean begitu membuka kamar sang kakak.

Terlihat di sana kakaknya tengah menonton film sambil rebahan di kasur. Langsung saja Dean menerjang tubuh kecil Yolanda dengan pelukan. Yolanda yang sedari tadi fokus pada layar televisi, terkejut ketika menyadari ada sosok berbadan besar tengah memeluknya erat.

"Kalau dateng itu nyapa dulu, ih! Jangan asal nyelonong! Kalau aku jantungan gimana?!" pekik Yolanda seraya mengusap pelan surai Dean.

Pria itu mendongak menatap Yolanda yang juga menatap ke arahnya. "Kak~ masa aku di tolak sama Shella," adunya.

"Di tolak kenapa?"

"Aku ungkapin cinta ke dia, tapi dia malah bilang kalau aku cuma cinta sama tubuhnya. Sakit banget tau dengernya," curhat Dean sambil menyamankan posisinya berbaring di paha Yolanda yang duduk bersandar di kepala ranjang.

Wanita itu mengernyit heran. "Kamu beneran cinta sama kak Shella?" celetuknya.

Pertanyaan itu semakin membuat Dean kecewa. Apa kakaknya itu benar-benar berpikir dia tidak memiliki hati hingga tidak mampu mencintai orang lain dengan tulus?Perempuan memang semua sama saja.

"Kenapa sih kok pada mempertanyakan itu seolah gak percaya aku cinta sama dia? Aku udah berjuang nyari dia lho, kak! Kakak sendiri juga tau gimana aku selama ini nyeritain tentang dia tiap malem dan kakak masih ngeraguin aku?" sewot Dean menatap tidak suka pada kembarannya.

Berondong? [RORASA]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang