27. forgiveness

67 23 6
                                    

"asahi, apa kau keberatan kalau aku melakukan hal yang lebih jauh?"

asahi menggeleng lalu berkata dengan malu-malu, "kak jaehyuk bebas melakukan apa pun."

jaehyuk menahan senyumnya melihat asahi yang terlihat semakin menggemaskan dari hari ke hari. dibelainya lembut pipi sehalus pantat bayi itu. "kau yakin takkan menyesal?"

asahi mengangguk tanpa ragu. "i'm yours, kak jaehyuk."

jaehyuk pun kembali memagut bibir si hamada kemudian mengangkat tubuh mungil itu dan membawanya ke sofa.

jaehyuk membaringkan asahi dengan hati-hati kemudian mulai mengecup perpotongan leher sang submisif sambil sesekali menjilatnya dengan sensual.

asahi melenguh tertahan ketika lehernya disesap kuat oleh jaehyuk sebelum kemudian ditandai oleh pemuda itu.

sebelah tangan jaehyuk digunakan untuk menopang tubuhnya, sedangkan tangan yang lain bergerak menyusup dari balik busana yang asahi pakai.

hal tersebut membuat tubuh asahi sedikit menggelinjang, terlebih saat pucuk dadanya dimainkan oleh sang dominan.

tubuh asahi terasa panas. ia ingin lebih.

"engh ... kak jae ...."

"hm?"

"more."

jaehyuk terkekeh melihat sisi binal asahi yang muncul hanya ketika dirinya terbawa nafsu seperti ini.

jaehyuk mengangkat baju asahi dan kali ini memainkan nipple merah muda itu menggunakan mulutnya. mengemut, menghisap, dan memberikan gerakan memutar menggunakan lidahnya.

desahan frustasi terus mengalun dari bibir asahi. ia ingin segera masuk ke permainan inti.




drtt drtt

ponsel milik jaehyuk yang tergeletak di atas meja kaca samping sofa bergetar menandakan panggilan masuk.

satu kali, jaehyuk mengabaikan.

dua kali, ia masih asyik menghujani tubuh mulus seputih porselen itu dengan kecupan-kecupan yang membuat sang pemilik merasa seolah kupu-kupu tengah beterbangan di dalam perutnya.

tiga kali, jaehyuk berniat mematikan ponselnya, tetapi melihat nama kontak yang menghubunginya adalah pihak rumah sakit, membuat pemuda itu berubah pikiran.

"halo?" jaehyuk bangkit sejenak dari posisinya.

"bagaimana kondisinya?"

"apa tidak ada dokter lain yang bisa menggantikan?"

"baiklah."

usai mengakhiri panggilan, jaehyuk merapikan busananya dengan tergesa, membuat asahi mengerutkan keningnya. perasaannya mendadak tidak enak.

"apa terjadi sesuatu?"

"asahi, aku sungguh minta maaf. ada pasien darurat yang harus kutangani sekarang," sesal jaehyuk, yang serta merta mengundang ekspresi tak rela dari sang lawan.

"tapiㅡ"

"maafkan aku. kita lanjutkan nanti, oke?" jaehyuk mengusap surai kecoklatan milik asahi kemudian membubuhkan satu kecupan di bibir si mungil.

setelahnya, pemuda yoon itu benar-benar pergi, meninggalkan asahi dengan raut kusutnya.

bisa-bisanya ia ditinggalkan dalam keadaan berantakan seperti sekarang. ditambah, dalam kondisi di mana nafsunya tengah memuncak.

mau mengumpat pun asahi tak sampai hati, sebab ia mengerti risiko pekerjaan seorang dokter yang harus memprioritaskan pasien di atas segalanya.

alhasil, bantal sofalah yang menjadi pelampiasan asahi hingga benda empuk itu kini teronggok di lantai.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: 4 hours ago ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

spark in you; jaesahiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang