Dean Side

249 54 112
                                    

📼

6 tahun yang lalu

BRAK

Dean tersentak di tempatnya. Pemuda itu mendongak mendapati wajah garang dosennya. Rotan nya yang menjulang tinggi kontan membuatnya meneguk ludah kasar, begitu pula dengan teman sekelasnya yang lain.

"Baru genap satu bulan berada di kelas ini, kamu sudah berani tidur saat saya menjelaskan?"

Mengusap tengkuknya yang tidak gatal, Dean tidak mengerti harus merespon apa. Dia bangkit dari kursinya seraya merapikan rambutnya yang sedikit berantakan. Semalam, Chico mengajaknya bermain game hingga subuh dan baru tidur pukul 5. Mengira kelasnya di mulai sore hari, Dean santai saja tidur di kasur empuknya.

Namun teriakan menggelegar Yolanda yang baru saja masuk ke dalam apartemen membuat nya terbangun. Berniat memarahi kembarannya, Dean mengurungkan niatnya. Kekesalan berubah menjadi kepanikan ketika gadis itu memberitahu kalau kelas pak Gum di majukan pukul 12 siang.

Alhasil Dean harus menahan kantuk selama kelas berlangsung. Tapi ternyata, kantuk nya lebih kuat dan membuatnya tertidur.

"Rambut kamu itu juga, rapikan! Kalau bisa di potong. Udah kayak gelandangan kamu," kritik pak Gum menyibak rambut depan Dean dengan rotan nya.

Dean mengangguk. "Iya, maaf Pak. Saya janji tidak akan mengulangi lagi, anda bisa memberi saya hukuman apapun," ucapnya.

"Baiklah. Nanti selesai kelas, kamu bantu tukang bebersih membersihkan seluruh area kampus. Saya awasi dari CCTV kalau kamu berani lari dari hukuman."

Akhirnya, mau tidak mau Dean menjalani hukuman tersebut. Yolanda tidak mau membantu, gadis itu memilih singgah di cafe depan kampus dan mengerjakan proposalnya sembari menunggu Dean selesai dengan hukumannya.

Dean benar-benar keliling satu kampus, mulai dari gedung FK yang berada di paling ujung, sampai gedung teknik yang juga terletak di bagian ujung yang lain. Sangat melelahkan. Bahkan langit sudah mulai gelap. Dean memesankan kendaraan online untuk Yolanda pulang lantaran cemas kembarannya itu di marahi karena pulang terlalu larut.

Yolanda menolak dan bersikeras menunggu Dean hingga selesai. Gadis itu ingin menginap di apartemen Dean selama satu minggu. Katanya orang tua mereka sedang dalam kondisi tidak baik dan sering kali rumah berantakan dengan banyak pecahan kaca yang berserakan. Dean paham meskipun dia tidak tinggal satu rumah dengan orang tuanya.

"Akhirnya selesai~ ini tinggal di bakar semua kan, pak?" celetuk Dean kepada tukang bebersih bernama Edo.

Edo mengangguk. "Iya, den. Biar saya saja, aden bakar sampah yang ada di sekitar ruangan dosen. Di bawa ke belakang gedung ya nanti? Terus kalah sudah, tunggu saya di gerbang depan sebentar," pesannya.

Dean menurut. Pemuda itu langsung beranjak menuju area khusus tempat dosen untuk mengumpulkan sampah. Seraya bersenandung kecil, Dean juga menyalakan satu persatu lampu lorong yang belum di nyalakan.

"Fuck! Fuck you bastard! Oh god!"

Langkah Dean terhenti mendengar berbagai umpatan keluar dari arah ruangan dosen. Matanya menangkap sosok gadis yang tengah uring-uringan membuang banyak lembaran kertas yang Dean tebak adalah sebuah skripsi.

Berondong? [RORASA]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang