bab 16

6 4 0
                                    

Hari ini adalah hari yang cerah, mentari tampak dari unfuk timur. Tandanya gadis berambut hitam pekat panjang sepingang ditambah jepitan lucu diurai itu harus pergi ke sekolah.

***

Kemudian Mara telah sampai ke sekolah, Mara dan Agam berjalan di koridor yang sudah ramai di penuhi siswa-siswi, tampak siswa-siswi itu melihat poster di mading.

"Rame-rame begini sebenarnya ada apa ya," gumam Mara.

Tangan Mara dan Agam yang selalu bergandengan tangan. Mereka berjalan perlahan untuk melihat poster lebih jelas. Ternyata poster itu adalah poster festival untuk sekolah dan diberi tahu diposter itu bahwa setiap siswa-siswi diwajibkan cosplay bebas dengan tujuan menampilkan kelas agar lebih menarik dari sekolah lainnya yang akan di adakan hari sabtu.

Mereka berdua pun keluar dari keramaian di koridor dan berjalan ke arah kelas.

"Poster yang kamu buat keren, menarik banget untuk dilihat," gumam Mara.

Agam tersenyum mendengar ucapan Mara yang memuji poster yang dibuat Agam. Ternyata saat Agam sibuk dengan kegiatan OSIS, dia disuruh oleh gurunya untuk membuat poster untuk festival sekolah karena Agam sangat mahir mendesain atau membuat seperti itu dan lainnya, jadilah Agam telah membuat poster tersebut.

Sudah pukul 07.30 Agam dan Mara berada di kelas XI-1 dan terlihat sebagian siswa-siswi lainya di dalam kelas serta sebagian siswa-siswi berada di luar kelas. Kursi dan meja Mara berada di deretan kedua barisan ketiga tepatnya berada di tengah-tengah, semua anak murid lebih jelas dalam melihat papan tulis kalau duduk di barisan ketiga.

"Semoga Buk Irma gak datang yah," ujar Ria.

"Astaga Ria-Ria kamu gak boleh ngomong gitu," ujar Mara.

"Hehe, habisnya aku gak ngerti bahasa sundah weh," ujar Ria.

Mara hanya
menggeleng-gekengkan palanya dan menghela nafas. Tetapi tampaknya semua guru masih melakukan rapat dadakan dan saat ini kelas menjadi jam kosong, hari ini banyak siswa-siswi yang melakukan aktifitas masing-masing seperti yang akan Mara lakukan setelah berbincang bersama Ria dan yang lainnya.

Disisi lain
Kelas IPAS-2, tampak Zalion yang seperti biasa dengan muka datar dan dinginnya duduk di kursinya dengan melamun seperti memikirkan sesuatu.

"Woi, Bro ngelamun bae lu, pasti mikirin tuh adek kelas yah," gumam Exell.

"Bisa diam gak," ucap Zalion dengan suara dingin.

Exell terkekeh bahwa seorang Zalion perhatian dengan adek kelas, jelas membuat Exell tertawa tidak berhenti dan mendengar juga bahwa Zalion menolong gadis yang cupu. Setelah kejadian itu Zalion menceritakan tetapi tidak yang ia berikan payung ke gadis itu.

"Eh gua tau ege, lu juga ngasih payung ke dia kan," ujar Exell.

"Tapi kalo di liat-liat cantik juga tuh cewe, gak terlalu cupu lah menurut gua," ledek Exell.

Karena guru-guru pada rapat dan kelas menjadi jam kosong semua. Setelah Zalion mendengar ocehan dan ledekan Exell, Zalion pun pergi keluar.

"Eh mau kemana lu?" tanya Exell pada Zalion.

Zalion tidak menjawab seperti biasa menghiraukannya dia terus berjalan di koridor sekolah sampai menuju lapangan. Di sana tampak sepi tetapi beberapa bagian berada di sana dan depan kantin adalah lapangan yang luas. Zalion pun telah fokus memainkan bola basket.

Semua kelas melakukan aktifitas masing-masing. Tampak kelas X juga keluar kelas begitu pun dengan Sanara yang keluar kelas dengan sendirian, ada yang kekantin di samping-samping stand makanan terdapat warung pada umumnya dan ada Siswa-siswi yang berjalan ke lapangan, Sanara berjalan di ke arah kantin menuju warung yang serba lengkap untuk membeli Promag untuk dia makan, agar ia bertahan tanpa makan sedikitpun sampai pulang nanti.

Saat selesai membeli Promag matanya tertuju ke arah lapangan, ia melihat orang yang sedang asik mendrible bola basket dan memasukannya kedalam ring. Baju seragamnya terlihat basah membuatnya semakin terlihat tampan, pria dengan kulit putih, tinggi, hidung yang mancung, bibir kemerahan dengan rambut yang tajam seperti landak, terlihat tampan dan cool.

"Itu kan kak Zalion," batin Sanara.

"Mendengar bahwa kak Zalion adalah cowo yang populer dan arogan serta badboy di sekolah aku tak melihatnya justru dia sebaliknya, dia sangat baik, dia juga menolongku," gumam Sanara.

Karna sibuk memikirkan kaka kelas yang sudah menolongnya yang sedang bermain basket. Tanpa Sanara sadari bahwa ada seseorang yang menabraknya dengan sengaja.

Bruk

Sanara pun terjatuh, orang-orang pun sontak melirik ke arah Sanara terjatuh.

"Ups gue gak sengaja nabrak lo," ucap kakak kelas cewe yang nabrak.

Ternyata itu geng Sintiya yang menabraknya, saat melihat Zalion yang juga melirik ke arah Sanara. Geng Sintiya pun berjalan kabur dari tempat itu karena takut di hampiri Zalion.

Tetapi tidak ada satu orang pun dari mereka yang membantu Sanara bangun, tidak berselang lama tangan seorang pria seperti membantu bangun, Sanara pun mendongakkan kepalanya dan melihat yang berada di depannya. Ternyata dilihat lebih dekat wajahnya sangat tampan.

Pria itu tidak jadi mengulurkan tangannya ia segera menarik seragam gadis yang terjatuh itu untuk bangun.

"Lain kali, lebih hati-hati."

tampak beberapa sepasang mata melirik kejadian itu. Lalu setelah selesai membantu gadis itu, pria itu pun berjalan keluar dari tempat itu. Tidak hanya beberapa sepasang mata tetapi membuat orang-orang di sana terkejut.

Tampak beberapa orang membicarakan soal kejadian tadi karena ada seorang cowo mencoba membantu gadis cupu seperti Sanara. Sanara pun segera meninggalkan tempat itu ia pun berjalan kembali ke kelasnya.

Pada akhirnya jam kosong itu berlalu sampai istirahat tiba, kelas XI-1 keluar dari kelasnya, seperti biasa Mara dan lainnya ke kantin bersama. Mereka berempat yang duduk manis di salah satu kursi yang ada di kantin yang dibatasi meja. Bingung dengan beberapa orang yang membicarakan hal yang tadi.

"Mereka pada kenapa sih," gumam Ria.

Ternyata benar saja pria yang menolong Sanara lagi adalah Zalion.

"Ra, Bagus deh kalo si Zalion deket sama cewe lain, aku harap dia gak ganggu hubungan kamu sama Agam," ujar Ria.

"Iya bener tuh, lebih bagus itu," nyeletuk Hengky.

Perbincangan mereka pun berhenti saat makanan sudah di antarkan, mereka pun menyantap makan mereka masing-masing. Dan sesekali melihat seisi kantin penuh dengan siswa yang sudah duduk menyantap makanan dan juga ada yang masih mengantri di stan-stan kantin. Semua siswa terlihat seperti sedang tawuran, mereka berebut ingin dilayani cepat.

Beberapa menit berlalu pengumuman untuk pulang sekolah di dengar oleh semua murid di SMA ARCANTRA 1 tersebut lewat speaker sekolah.

Setelah semua siswa keluar dari sekolah dan beberapa sebagian orang berada di parkiran mengambil motor mereka. Termasuk Mara yang menunggu Agam mengeluarkan motor, sementara itu Mara merogoh kantong kecil yang berada di samping kiri tasnya, mengambil sebuah earphone ke telinga, memutar playlist yang berisi lagu-lagu kesukaanya.

Tidak berselang lama Agam pun sudah mengeluarkan motor dari parkiran, Mara pun bersiap untuk duduk di boncengi Agam.. Sambil di boncengi, Mara bersenandung mengikuti irama yang mengalun dari earphone nya.

MARATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang