48. proposal

393 38 0
                                    

Asher sibuk memasukkan barang-barangnya ke dalam koper dengan gerakan terburu-buru. Suaranya terdengar penuh keluhan saat ia melipat baju dan memaksa semuanya masuk.

"Kenapa sih, Callum? Kamu tuh bisa, lho, kasih tahu dari kemarin. Kenapa harus dadakan banget bilangnya pagi ini?" gerutunya tanpa menoleh ke arah Callum.

Callum yang duduk santai di pinggir tempat tidur malah terkekeh. "Aku sengaja."

Asher berhenti sejenak, lalu menatapnya tajam. "Gak lucu, Call. Cepetan beresin barang kamu, atau kita beneran ketinggalan pesawat! Take off-nya tiga jam lagi, kan?" Ia menghela napas panjang, tangannya kembali sibuk melipat kemeja. "Harusnya kita udah di jalan dari subuh."

Callum menyeringai. "Koperku udah siap dari kemarin, kok," ucapnya santai, membuat Asher makin kesal. "Lagian, siapa juga yang mau ke bandara subuh-subuh gitu?"

Asher mendengus kesal. "Loh, aku sama ibu kalau mau ke luar negeri tuh berangkat subuh, tahu. Jam segitu kita udah di bandara."

Callum tertawa keras, hampir terbahak. "Ngapain kamu subuh-subuh di bandara? Jadi maskot bandara?"

Asher memelototinya, bibirnya mengerucut tanda kesal. "Ya daripada ketinggalan pesawat, Call. Mau?"

Callum mengangkat bahu santai, seolah tak peduli. "Kalau gitu, tinggal beli tiket lagi, kan beres."

Asher menghela napas panjang, matanya melirik Callum dengan lelah. "Kamu enak, punya banyak uang. Aku? Mana bisa seenaknya beli tiket lagi."

Callum menyeringai kecil, nada suaranya ringan tapi menyiratkan kehangatan. "Kamu lupa ya? Sekarang kamu juga punya banyak uang. Uangku, kan, uang kamu juga."

Asher terdiam sejenak, menatap Callum dengan ekspresi bingung. "Hah? Kok bisa gitu? Sejak kapan uang kamu jadi uang aku?" tanyanya dengan alis terangkat.

Callum mendekat, menyentuh pundak Asher dengan santai sambil tersenyum jahil. "Sejak kamu jadi pacar aku, dong. Masa gak tahu?"

Asher langsung memerah. "Ih, gak ada hubungan sama sekali, tahu!" Dia buru-buru mengalihkan pandangannya, pura-pura sibuk merapikan bagian atas koper yang sudah penuh.

Callum terkekeh, lalu berjalan menuju koper Asher. Dengan cekatan, ia menekan bagian atas koper agar bisa tertutup lebih rapat. "Udah, jangan ribet. Fokus aja sama liburan kita, oke? Lagian, aku udah atur semuanya. Hotel, tiket, bahkan itinerary-nya."

Asher melipat tangannya di dada, menatap Callum dengan curiga. "Atur semuanya? Jangan-jangan ini bukan liburan biasa, ya?"

Callum tersenyum misterius, menatap Asher penuh arti. "Bisa dibilang begitu. Tapi kamu sabar aja, nanti juga tahu."

Asher mendesah frustrasi. "Aku gak suka kejutan, Call."

"Tapi kamu suka aku, kan?" Callum menggoda sambil menyengir.

Asher mengalihkan pandangan, wajahnya semakin merah. "Ih, rese."

***

Perjalanan ke Bali memakan waktu beberapa jam, cukup untuk membuat Asher merasa lelah, tetapi Callum sepertinya tidak kehabisan energi. Setibanya di hotel, mereka langsung disambut oleh pemandangan indah pantai yang menghampar luas. Setelah beristirahat sebentar di kamar, Callum menyeret Asher keluar untuk bersantai di kolam renang hotel.

Kini, Asher duduk di pinggir kolam, celana pendeknya sedikit terangkat, sementara kakinya dibiarkan bermain-main di air yang dingin. Malam mulai turun, dan lampu-lampu di sekitar kolam menciptakan suasana hangat.

"Capek gak?" tanya Callum tiba-tiba, duduk di samping Asher dengan santai.

Asher meliriknya sambil mendesah kecil. "Lumayan, tapi udah mendingan. Gak nyangka bisa juga nyantai gini setelah drama tadi pagi."

Caught in boss's grip (BL, END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang