CHAPTER |3|

339 45 0
                                    

Maroon 5 - Animals

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Maroon 5 - Animals

Raegan membenarkan letak kacamatanya. Ia menatap pagar yang menjulang tinggi didepannya dengan balutan desain yang elegan dan mewah menghiasi pagar tersebut.

"Astoria Academy." Sekolah menengah atas yang diminati oleh orang orang kalangan atas. Orang-orang yang akan menjadi pewaris dalam keluarganya.

Disinilah Raegan sekarang, ia memandang sekitar, dia mendapati setiap murid diantar menggunakan mobil mobil yang bermerek dan sangat mewah. Raegan merasa bahwa mereka tengah berlomba-lomba menjadi yang terbaik dengan saling adu kekayaan masing-masing.

Tidak seperti Raegan, yang memilih berjalan kaki karena jarak dari rumah ke sekolahnya tidak begitu jauh.

Saat dirinya hendak berjalan memasuki kelas, seseorang menubruk bahunya kuat sehingga membuatnya jatuh tersungkur dan kacamatanya jatuh.

"Ups! Maaf banget. Sengaja." Suara yang lembut namun terdengar sarkas, ditambah tawanya yang mengundang tawa jahat lainnya.

Raegan tak peduli dengan omongan mereka, dia sibuk meraba mencari dimana letak kacamatanya yang jatuh. Ketika dirinya hampir menggapai kacamata itu, dengan seenak jidat seseorang menendang kacamatanya dan terdengar suara injakan yang membuat salah satu tangkai kacamata itu patah.

Raegan dengan wajah datar tetap berusaha meraba meraih kacamatanya yang mungkin sudah rusak itu.

Lalu kegiatannya berhenti saat seseorang memakaikannya kacamata dan jatuh miring. Ia melirik papan nama yang tersemat pada pakaian gadis itu.

Anna Sapphira

Dengan senyum manis yang melekat indah diwajah itu, gadis itu mendekat dan berbisik disebelahnya. "Sampai jumpa di permainan selanjutnya." Lalu terlihat gadis itu sedikit menjauh, melirik papan nama Raegan, "Raegan Dewata, nama yang bagus untukmu." Seketika senyum manis itu berubah menjadi datar berganti dengan tatapan angkuh.

Dan Raegan tahu, dia sudah masuk ke dalam permainan yang mereka buat.

Di kamar mandi, dirinya membasuh muka serta membersihkan tangannya yang kotor karena terjatuh tadi. Perlahan ia menatap cermin didepannya memandang dirinya sendiri.

"Anna Sapphira, ternyata itu kau."

Lalu setelahnya ketika ia keluar dari kamar mandi tersebut. Dirinya dikejutkan dengan semburan air bekas pembersih lantai. Air keruh itu membuat seragam putih miliknya kotor dan bau.

Pelaku penyiraman itu tertawa dan berlalu meninggalkannya. Raegan hanya membuang napas berat. Matanya mendapati Anna melawati dirinya sambil memainkan handphone milik gadis itu, kepala gadis itu menoleh pelan membuat mereka saling bertatapan, hingga sepersekian detik kemudian gadis itu terkekeh pelan diikuti tatapan yang menyiratkan rasa jijik kepadanya.

Bertahun-tahun Raegan mendapati perlakuan yang tidak mengenakkan ditambah pihak sekolah yang terkesan tidak peduli pada apa yang telah mereka lakukan.

Hingga pada puncaknya, ketika ia diseret ke gymnasium, seluruh pintu ditutup dan lampu dipadamkan.

Raegan diikat dikursi dengan mata ditutup satu satunya yang tidak ditutup hanya mulutnya.

"Apa yang akan kalian lakukan!"

Berulang kali Raegan menanyakan hal yang sama namun tidak ditanggapi oleh orang orang yang sedang mengikatnya ini.

"Tes.. Tes.." Suara dari ruang mic di gymnasium ini. Raegan sangat mengenal jelas suara siapa itu.

"Ah, Raegan. Bagaimana ini? Permainan kita ini hampir saja selesai setelah kelulusan besok."

"Apa yang mau kau lakukan Anna?! Apa kau ingin membunuhku disini?"

Namun, bukan jawaban yang diterima Raegan melainkan tendangan kuat pada perutnya yang membuatnya terbatuk dan tersungkur pada lantai gymnasium yang dingin.

"Dengar! Aku tak menyuruhmu bicara. Setiap kata dari mulutmu keluar tanpa seizinku, maka kau akan mendapat hukuman dua kali lipat dari apa yang kau dapat saat ini."

"Lalu apa yang mau kau lakukan padaku Anna?" Suara parau Raegan tak tertahankan, ia hampir seperti menggumamkan kalimat itu.

Lagi, tendangan yang didapat oleh Raegan. Darah menyembur keluar dari mulutnya.

"Raegan kau merusak mood ku dengan pertanyaan itu. Sekarang, aku sudah tak mau bermain denganmu. Aku bosan, lebih baik mereka saja yang bermain denganmu itu pasti lebih menyenangkan."

Tak berapa lama Raegan merasakan beberapa bola dilempar kearahnya dengan kuat sehingga tak terhitung kepalanya ikut terantuk pada lantai itu.

Belum selesai sampai disitu , ia merasakan guyuran air yang tak berhenti yang membuatnya kesusahan bernapas. Beberapa kali ia memiringkan kepala menghindari guyuran air tersebut untuk sekedar mengambil napas.

Saat dirinya terengah engah, tendangan bertubi tubi diarahkan padanya sampai akhirnya Raegan merasa tidak kuat dan memilih untuk tak sadarkan diri. Tubuhnya tak kuat menahan rasa sakit yang diberikan itu.

Rasa sakit yang tak akan dilupakannya dengan wajah bak malaikat yang akan dihantuinya.

'Anna Sapphira, lihat nanti kau akan membayar semua ini.'

Raegan jatuh sepenuhnya tak sadarkan diri. Tubuhnya tampak begitu mengenaskan.

Anna memandang Raegan itu dengan  pandangan sulit diartikan.

"Aku sudah selesai."

TBC

Don't forget to vote and comment guys... See u in the next chap by sann 🩷

OVER THE LOVE : The Tension || JAEROSETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang