Para rakyat menentang pemberian hukuman pada Gyura. Sementara Charlos yang telanjur kesal, mengepalkan kedua tangannya. Apalagi ketika dirinya melihat para pengawal yang berhenti mencambuk Gyura. Jelas saja, kemarahan Charlos bangkit, dan dia mengancam, "Kenapa kalian berhenti? Lanjutkan atau kaki kalian yang dipotong?"
Para pengawal tampak ragu, apalagi suara rakyat semakin mengeras dan berniat melepas Gyura. Mereka semua membela Gyura, sampai Gyura merasakan matanya berkaca-kaca. Sebelumnya Gyura selalu diejek dan dihina tanpa ampun. Lalu sekarang? Dia memiliki Wona di depan barisan para pendukungnya.
"Pangeran! Tarik ucapan Anda!"
"Tuan Gyura sudah dihukum dengan kutukannya!"
"Sekarang biarkan dia hidup normal!"
"Ini permintaan rakyat di negeri ini!"
"Tuan Gyura adalah panglima perang dan penyelamat!"
Semua ucapan orang-orang membuat telinga Charlos terasa sakit. Pria itu tak setuju Gyura mendapatkan dukungan, dan berniat memerintahkan para pengawal untuk membunuh Gyura saja. Namun, sebelum dirinya melakukan hal itu, tiba-tiba Angela bangkit dari kursinya lalu berteriak, "Hentikan hukuman, dan dengarkan suara terbanyak rakyat."
Charlos memelototkan mata, melihat Angela berani melawannya di depan matanya sendiri. Wanita itu tak ragu untuk bangkit, dan memanfaatkan wewenang yang diberi Raja untuknya membatasi Charlos. Angela langsung memberi perintah, "Karena banyak rakyat yang merasa hukuman Gyura sudah berakhir dari dulu, dan jasanya terlalu besar untuk kerajaan ini... maka aku... memutuskan untuk membebaskan Gyura."
"Gyura hanya korban dari perbuatan orang tuanya. Dan Ratu Chelina... hukuman mati terlalu ringan untuk menghukummu. Dibanding tiada, ada baiknya kau menebus kesalahanmu dengan turun dari takhtamu, dan mengasingkan diri menjadi wanita suci bersama orang-orang suci," jelas Angela.
Para pengawal langsung menuruti apa yang Angela katakan. Mereka lebih percaya dengan perintah Angela yang tegas dan mendengarkan suara keinginan rakyatnya, dibanding dengan Charlos yang egois dan ingin memanfaatkan situasi ini untuk menjatuhkan Gyura.
Charlos mendengkus, lalu berdiri dari tempat duduknya. Dia menangkup wajah Angela, dengan mata memelotot. "Apa-apaan yang kau lakukan ini?! Kau berniat menentangku?! Bukannya kau ingin membantuku mempertahankan takhta, sekarang kenapa kau berbalik menyerangku seperti ini?"
Angela menarik dan mengeluarkan napas panjang. Dia menghempaskan tangan Charlos sembari memperingati, "Aku tidak akan menentangmu, jika kau mengambil keputusan setelah berpikir, tanpa memedulikan ketakutanmu."
Charlos berdecak, dan menggerutu, "Gara-garamu, aku kehilangan kesempatan untuk menjatuhkan pria gila itu! Kenapa kau membelanya? Apa kau mencintainya?"
Angela mengepalkan tangannya, lalu menjawab, "Aku mencintaimu, S*alan! Aku memberi perintah ini, supaya kau tidak dibenci karena melenyapkan seorang penyelamat!"
"Aku ingin kau menjadi Raja tanpa kebencian dari para rakyat! Kenapa kau tidak mengerti juga? Jangan memanfaatkan kekuasaanmu, hanya untuk menyakiti orang yang tak kau sukai!" Setelah menggerutu dan membuat keputusan, Angela langsung berbalik ke arah lain dan berjalan menuju kamarnya. Dia meninggalkan Charlos yang termenung memikirkan ucapan yang dikeluarkan Angela.
"Mencintai? Hah? Yang benar saja. Dia pikir aku pria naif yang akan percaya dengan kata cinta," ucap Charlos sembari berdecak dan berjalan ke arah jalan yang berlawanan dengan Angela.
•••
Ratu Chelina meminta maaf pada Gyura dan juga Jenevith. Dia memeluk Gyura erat, meskipun Gyura mematung tak merespon pergerakan wanita yang telah melahirkannya itu. Ratu Chelina hanya bisa memohon permintaan maaf, dan mengutarakan rasa terima kasihnya kepada Jenevith. Setelahnya, dia tersenyum dan pasrah ketika para pengawal bersiap mengasingkannya ke tempat orang-orang suci berada.
Wona bisa melihat cairan bening yang tertampung di dalam mata Gyura. Wanita itu menyentuh pipi sang suami, lalu berkata, "Jika kau ingin menangis, menangis saja. Kau bisa melakukannya di hadapanku."
Gyura segera mengusap air matanya lalu berkata, "Untuk apa aku menangisi wanita yang telah meninggalkanku?"
Wona menunduk, dan berkata,"Meskipun wanita itu salah, tapi dia mengirimkanmu malaikat penolong, dalam wujud Bu Gloria, bukan? Dia diam-diam mengirimkan Bu Gloria untuk menjagamu, dan merawatmu," jelas Wona.
Akhirnya Gyura memeluk Wona dan melampiaskan rasa sesak yang dia tahan dari tadi. Pria itu menangis terisak-isak, tak percaya jika Bu Gloria telah tiada, dan dia sebenarnya adalah kaki tangan Ratu Chelina. Meskipun Ratu Chelina dan Bu Gloria tak bisa berada di sisinya, tetapi Gyura memiliki Wona yang tak ragu memberikan pelukan hangatnya.
Untuk beberapa menit, Gyura tak merasa kesepian di dunia ini. Dia ingin menjadikan Wona sebagai sandaran ketika dirinya bersedih, tetapi seorang pelayan tiba-tiba menangkap tangan Wona dan menjauhkannya dari pelukan Gyura.
"Maafkan kami Nyonya. Tapi kami harus membawa dan memeriksa Anda ke ruang pemeriksaan," ucap salah satu pelayan.
Gyura mengernyitkan kening, dan bertanya, "Ada apa ini?"
Pelayan menjawab, "Raja baru saja dinyatakan tiada, setelah tak sengaja meminum racun."
Seluruh tubuh Wona bergetar hebat mendengar ucapan pelayan. Lagi-lagi takdir ini datang kembali padanya. Lalu Nyonya Nessa dan Revenna yang masih melihat, tiba-tiba menarik sudut bibirnya ke atas. Mereka tertawa melihat Wona ditangkap, meskipun akhirnya kedua tangan mereka tiba-tiba dipegangi oleh pelayan kerajaan.
Nyonya Nessa langsung bertanya, "Apa-apaan ini?! Kenapa kalian jadi ikut menangkapku seperti ini?"
Pelayan menjawab, "Racun yang diminum Raja berasal dari keluarga Jefferson. Oleh karena itu, satu keluarga harus diselidiki."
Revenna langsung menghempaskan tangan pelayan. Dia berkata, "Tidak! Ini bukan ulah kami, tapi ini pasti akal-akalan yang dibuat Shia untuk menjebak kami!"
"Rusa itu berhianat! Diam-diam dia menjebakku! Padahal dia bilang, dia hanya ingin menjebak Jene---" Ucapan Revenna terhenti, setelah menyadari ucapannya apa. Sementara pelayan di depannya langsung berkata, "Jadi Anda sudah merencanakan hal ini dengan rekan Anda sejak awal? Sekarang alasan penangkapan Anda akan lebih kuat lagi."
Revenna berusaha melepaskan diri. Apalagi ketika melihat seekor rusa yang dengan bebasnya berkeliaran di taman istana. Rusa itu berjalan dan bersenandung dengan riang, tanpa memedulikan teriakan Revenna. "Shia! Sini kau si*alan! Kemari! Rusa terkutuk!"
"Bagaimana bisa kau memperlakukanku seperti ini?!"
"Rusa s*alan! Bantu aku melepaskan diri, atau semua kebusukanmu terbongkar!"
•••
KAMU SEDANG MEMBACA
SISI ANTAGONIS #Meanie [Ongoing]⚠
ParanormalGara-gara burung, Wona masuk ke dunia novel fantasi berating 18+ dengan peran antagonis wanita. Untuk kembali ke dunia aslinya, Wona harus menjalankan perannya sampai akhir bab novel. Namun, di setiap bab, sang antagonis selalu mendapatkan penyiksaa...