Mad

248 59 84
                                    

📼

Shella menatap dirinya di cermin. Memastikan penampilannya sudah rapi dan wangi. Hari ini, dia akan menghabiskan waktu bersama Yolanda. Semalam wanita itu mengiriminya pesan dan mengajaknya jalan-jalan. Shella tentu senang mendapat ajakan seperti itu.

Apalagi Yolanda yang mengajaknya. Siapa tau bukan, kalau calon iparnya itu mengajak adiknya untuk mengantar mereka. Shella tidak berharap, tapi setidaknya dengan kehadiran Dean nanti, dia bisa memastikan kalau pria itu baik-baik saja.

"SHELLA~ AYO BURUAN!"

Yolanda tidak memanggil dengan embel-embel "kak" atas permintaan Shella sendiri. Masa' kakak ipar manggil adik iparnya dengan sebutan seperti itu.

Shella bergegas keluar menghampiri Yolanda yang menunggu dengan antusias di depan gerbang. Keduanya saling berpelukan melepas rindu. Terakhir kali mereka bertemu, sebulan yang lalu ketika Shella berkunjung ke rumah orang tua Dean.

"Aku ajak Dean, gapapa kan? Gak bisa nyetir mobil soalnya," ucap Yolanda.

Shella spontan menatap ke arah mobil. Benar saja, ada Dean yang tengah memainkan ponselnya di kursi kemudi. "Gapapa, aku gak keberatan," sahutnya tersenyum.

Helaan nafas lega keluar dari mulut Yolanda. Dia sempat cemas Shella akan marah karena dia mengajak Dean. Ternyata wanita itu tidak keberatan dengan keputusannya.

"Oke! Kalau begitu kamu duduk di depan, ya! Aku mau telponan bentar sama manager" ucap Yolanda yang di balas anggukan kecil oleh Shella.

Dalam hati Shella, dia senang bisa dekat dengan Dean. Padahal dia sendiri yang mengatakan kalau mereka harus jaga jarak sebelum hari pertunangan. Tapi yang Shella maksud hanya jaga jarak tidak saling bersentuhan. Bukan jaga jarak dengan cara menghindar untuk bertemu satu sama lain.

Senyum yang tadinya berusaha dia tahan tidak dapat di hindari. Yolanda menyenggol pelan bahu Shella dengan tatapan jahil.

"Kangen ya kamu?" goda Yolanda.

"Apasih, udah ayo masuk," elak Shella beranjak lebih dulu menuju mobil yang berhenti di depan gerbang.

Senyumnya semakin merekah melihat Dean yang menoleh ke arahnya begitu pintu mobil terbuka. Saat hendak masuk ke dalam, ucapan Dean membuatnya mengurungkan niatnya.

"Aku udah bilang, kakak duduk di depan!" bentak Dean melirik ke kursi belakang di mana Yolanda hendak merebahkan dirinya.

Yolanda berdecak sebal. "Kakak udah bilang, kakak duduk di belakang biar enak mau telponan sama manager!" balasnya tidak kalah ngegas.

"Kan udah aku bilang, aku itu lagi jaga jarak sama dia! Jangan ngeyel!"

"Jaga jarak itu masih ada jarak! Kamu juga gak duduk dempetan kan sama Shella!"

"DUDUK DEPAN!"

Shella akhirnya menyuruh Yolanda mengalah sebelum pertengkaran semakin besar. Ada rasa nyeri yang dia rasakan ketika Dean menolak untuk duduk bersebelahan dengannya. Bahkan selama perjalanan, pria itu tidak melirik nya sedikit pun dari kaca spion.

Sepertinya Shella sudah membuat Dean marah besar sampai tidak mau menatapnya sedikitpun.

📼

Berondong? [RORASA]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang