Kim ryo yang harus perpisahan dengan sakuya temen kecil nya karena perusahaan pipi nya yang mengalami masalah sampai membuat ryo pindah kejepang.
Warning!!!!!!
ini lapak bxb kalau ga suka ga usah dibaca...
Sakuya : Dom
Ryo : Sub
Maaf ya guys kalau ada yang typo Soalnya typo adalah anugerah:?
Happy reading 🥐🦭
. . . . . .
Perjalanan itu berakhir di rumah Sakuya setelah apa yang terasa seperti selamanya bagi Ryo. Dia akhirnya turun dari motor dengan napas lega, "Huh, akhirnya." Sakuya mengikuti gerakannya, dengan senyum tipis terukir di bibirnya.
"Yuk masuk," Ujar Sakuya, memimpin jalan menuju rumah. Saat mereka masuk, mata Ryo membesar. Rumah itu terlihat berbeda, lebih terang, lebih... hidup.
"Woahh, udah banyak berubah ya," komentar Ryo sambil memperhatikan interior yang diperbarui.
Sakuya terkekeh. "Iya, habis dirubah semua sama ojiichan dan obaach gue," Jelasnya dengan nada bangga.
Ryo menoleh ke Sakuya, rasa penasaran terdengar dalam pertanyaannya. "Mami lo di mana?"
"Mami gue ada di kamar. Yok," Ajak Sakuya, mulai menaiki tangga, perasaan hangat yang familiar menyelimutinya saat dia menuju kamar mami nya.
Mereka menemukan Yushi, sedang merapikan tempat tidur dengan gerakan yang mengejutkan gesit dan penuh energi. Sakuya bergerak cepat, mendekatinya dengan campuran perhatian dan kasih sayang.
Ryo memperhatikan, senyuman lembut menghiasi bibirnya saat dia melihat kehangatan tanpa kata antara ibu dan anak itu.
"Astaga, Mami, kan Saku udah bilang jangan terlalu banyak gerak dulu! Nanti mami kambuh lagi," Kata Sakuya lembut, membimbing ibunya kembali ke tempat tidur dan membantunya duduk. Suaranya terdengar dengan nada lembut yang sedikit bercampur kekhawatiran.
Yushi terkejut, berbalik, dan terengah. Dia tidak menyadari kehadiran Ryo di sana. "Mami cuma merapikan kasur yang berantakan, sayang," Jelasnya sambil tersenyum, "Lagian mami juga capek kalau harus tiduran terus."
Sakuya menggenggam tangan sang mami dengan lembut. "Tapi kan bisa pakai bantuan maid, Mi." Dia menolak membiarkan ibunya terlalu memaksakan diri.
Mata Yushi melembut saat menyadari Ryo berdiri diam di ambang pintu. "Udah nggak papa... loh, Ryo!" Dia terlihat terkejut, jelas tak menduga kehadirannya.
Ryo tersenyum hangat, mendekati mereka. "Selamat malam, Tan," Sapanya, sedikit menundukkan kepala sebagai tanda hormat. "Kamu kapan kesini, hm? Sini duduk."
Ryo duduk di samping Yushi, rasa keakraban langsung terasa di antara mereka. "Udah dari minggu lalu, Tan," Jawabnya lembut.
Yushi, yang terharu dengan kehadirannya, mencubit pipinya. "Kamu kesini sama siapa, sayang?" Tanyanya lembut.
"Sama pipi dan mimi, Tan," jawab Ryo, pandangannya bertemu dengan milik Yushi. Pernyataan sederhana itu menggema dengan kasih sayang yang tak terucap.
Sakuya mengamati percakapan itu, senyum tipis menghiasi wajahnya. Dia tak menyangka reuni ini akan terasa begitu... hangat.
Dia tak pernah membayangkan bisa melihat sahabat masa kecilnya, Ryo, kembali ke Korea, apalagi begitu dekat dengan ibunya.
|| SAKURYO ||
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
|| SAKURYO ||
Sangking asik nya berbicara dengan yushi, sampai membuat Ryo tak menyadari kalau sekarang jam menunjukkan pukul 11 malam membuat nya panik.
"Ya ampun," kata nya barusan membuat yushi dan sakuya menatap kearah Ryo dengan tanya tanya.
"Kenapa sayang?" Tanya yushi.
"Aku pulang dulu ya tan, aku takut gerbang rumah ditutup" Suaranya terdengar cemas.
"E-eh biar sakuya aja yang ngaterin."
Sakuya langsung setuju, membuat ryo merasa tidak enak. "E-eh, ini gak apa-apa?" Tanyanya ryo
Yushi tertawa hangat tangan mengusap pipi kiri Ryo. "Tentu saja, sayang. Pergilah. Sakuya akan mengantar mu." Nada bicaranya begitu lembut.
"Terima kasih banyak, Tan," katanya sambil berdiri untuk pergi.
"Saku, antar Ryo pulang dulu ya mi," kata sakuya,
|| SAKURYO ||
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
|| SAKURYO ||
Gue jujur nggak nyangka lo masih inget gue," kata Sakuya pelan, fokusnya tetap tertuju ke jalan. Pernyataannya terasa lebih dalam dari sekadar rasa tak percaya.
Suara Ryo juga serius. "Gue juga mikir begitu. Udah lama banget ya..."
Hening sejenak menyelimuti mereka sebelum Sakuya kembali bicara, suaranya rendah. "Gue kangen banget momen-momen kayak gini," katanya, kata-katanya penuh makna.
Ryo mengangguk. "Gue juga."
. . . . . . .
Maap kalau chap ini pendek:(
Catatan cintaaa : btw yushi belum tau ya geas kalau ryo anak nya riku.