...
Pagi itu rumah Jihoon dan Hyunsuk dipenuhi suara riang Junghwan. Bocah kecil berusia tiga tahun itu berlari-lari kecil di ruang tamu, mengenakan seragam sekolahnya yang terlihat sedikit kebesaran. Senyum lebar menghiasi wajahnya, membuat siapa pun yang melihatnya pasti akan merasa ikut bahagia.
"Papa! Mama! Juju cudah ciap sekolah!" katanya sambil melompat-lompat, menunjukkan tas kecil berwarna biru yang sudah ia gantung di pundaknya.
Hyunsuk, yang sedang sibuk menyiapkan bekal di dapur, hanya bisa tersenyum sambil menggelengkan kepala. "Junghwan, jangan lari-lari, Nak. Nanti jatuh," katanya, mencoba mengingatkan meskipun ia tahu energi Junghwan sulit dibendung pagi ini.
Jihoon, yang sedang duduk di meja makan sambil menyeruput kopi, tertawa kecil melihat tingkah anaknya. "Wah, semangat sekali anak Papa hari ini! Tapi kamu nggak lupa bawa bekal, kan?" tanyanya sambil melirik ke arah Hyunsuk yang tengah memotong buah.
"Bekalnya cudah ciap!" Junghwan menjawab dengan suara lantang, lalu berlari ke arah dapur. "Mama, nanti Juju makan cama teman-teman, ya?
Hyunsuk menunduk, mengecup kepala Junghwan d"engan penuh sayang. "Tentu, Sayang. Mama mau dengar cerita seru Junghwan nanti," katanya sambil menyelipkan kotak bekal kecil ke dalam tas anaknya. "Sekarang duduk dulu, ya. Kita sarapan bareng sebelum berangkat."
Meski Junghwan terlihat tidak sabar untuk segera pergi, ia menuruti ucapan ibunya. Bocah kecil itu duduk manis di kursinya sambil menunggu makanan disajikan. Jihoon menatap adegan itu dengan penuh kebahagiaan. Baginya, tidak ada yang lebih berharga daripada melihat keluarganya dalam keadaan sehat dan bahagia.
"Papa yang antar ke cekulah, ya?" Junghwan bertanya tiba-tiba, menatap Jihoon dengan mata penuh harap.
"Tentu, Papa yang antar," jawab Jihoon sambil tersenyum. "Tapi Mama juga ikut, kok. Hari pertama sekolah harus lengkap, kan?"
Junghwan bersorak gembira mendengar jawaban itu. Ia tidak bisa menyembunyikan rasa antusiasnya untuk bertemu teman-teman baru. Bagi Jihoon dan Hyunsuk, melihat semangat Junghwan seperti menyaksikan secercah kebahagiaan sederhana yang membuat segala lelah mereka terbayar.
Saat mereka tiba di sekolah, suasana di sana sangat ramai. Para orang tua sibuk mengantar anak-anak mereka, beberapa terlihat berfoto di depan gedung sekolah untuk mengabadikan momen istimewa ini. Jihoon dan Hyunsuk menggandeng tangan Junghwan yang terus melompat-lompat kecil sepanjang jalan menuju kelasnya.
"Woah!" Junghwan berkata dengan penuh kekaguman. "banyak teman-teman ya, mama?"
"Tentu banyak, Sayang," jawab Hyunsuk sambil tersenyum. "Junghwan pasti punya banyak teman baru hari ini."
Di depan pintu kelas, seorang guru muda dengan senyum ramah menyambut mereka. "Selamat pagi! Nama saya Miss Minji, saya guru kelas ini," katanya sambil menunduk sedikit untuk menyapa Junghwan. "Siapa nama kamu, Sayang?"
"Park Junghwan!" jawabnya dengan percaya diri, walaupun ia masih sedikit kesulitan menyebutkan namanya. "Juju cuka belajar dan main mobil-mobilan!"
Minji tertawa kecil mendengar jawaban polos Junghwan. "Wah, Junghwan pasti anak yang pintar dan ceria, ya. Ayo, masuk ke kelas. Kita akan mulai bermain bersama teman-teman baru."
Junghwan menoleh ke Jihoon dan Hyunsuk, wajahnya sedikit gugup meskipun masih penuh semangat. "Papa, Mama, nanti jemput Juju, ya?"
"Tentu, Sayang," Jihoon menjawab sambil membungkuk untuk memeluk anaknya. "Papa dan Mama pasti jemput. Kamu belajar yang rajin, ya."
KAMU SEDANG MEMBACA
Married by Accident - Hoonsuk
RomanceDi sebuah klub malam, dua orang asing bertemu di bawah lampu gemerlap dan musik yang menggema. Terlalu mabuk untuk berpikir jernih, mereka terbawa suasana, alkohol, dan hasrat sesaat. Tanpa mengenal satu sama lain, mereka tenggelam dalam hubungan si...