18

2.6K 240 14
                                    

Hiruk pikuk perbincangan para pria dengan wanita di setiap sisi mereka terdengar ramai. Para wanita di ruangan ini memakai bra yang terbuat dari kain memperlihatkan perut mereka yang putih. Rok mereka panjang dan akan berkibar begitu mereka berputar.

Di setiap meja ada banyak kendi berukuran sedang maupun kecil. Alea tanpa sadar merapat ke sisi Ashley.
"Ash..."

Alea menegang, begitu melihat ke bawah dia melihat tangan Ashley telah melingkupi pinggang nya. Lalu menuntun nya mengikuti Jaden memasuki sebuah ruangan.

Brak!

"Lancang! Masuk tanpa menge..." Seorang pria gendut dengan pakaian bersinar menunjuk marah, bukan nya terlihat mewah justru membuat Alea mengernyit merasa tidak nyaman.

Pria gendut itu bernama Joza berusia 50 tahun, pemilik juga pendiri rumah bordil dari dia berusia 18 tahun, bisa kau bayangkan seberapa mesum dia sampai mendirikan rumah penuh sesat seperti ini.

Joza mematung dengan telunjuk di udara melihat siapa yang memasuki ruangan. Ashley menendang pintu tanpa perlu berbalik hingga tertutup, duduk di depan Joza sementara Alea Lena dan Jaden berdiri di belakang Ashley.

Jaden melihat sekitar ruangan yang di penuhi pernak pernik berhiaskan emas maupun permata.
"Usaha mu cukup laris." Komentar Jaden.

Joza menyibak jubah panjang mewahnya dan duduk sambil berdehem.
"Begitulah."

Tatapan joza jatuh pada Lena dan tampak terpaku, menelan ludah gugup dan mengalihkan pandangan.
"Ada perlu apa kawan lama rela berkunjung dari tempat jauh kemari?".

"Ini wanita mu kan?". Ini bukan pertanyaan tapi seperti pernyataan, joza sadar mereka memang tau segala hal tentang nya.

"Baik-baik...tapi aku sudah menjual nya."

"Oh, aku tidak perduli. Aku hanya penasaran kenapa desa ini begitu kosong? Kemana semua orang?".
Sebenarnya mereka hanya akan mengantar Lena sampai gerbang desa. Tapi melihat keadaan desa yang aneh membuat mereka masuk sejauh ini.

Joza tampak menghela nafas berat begitu mendapat pertanyaan dari Jaden. Tatapannya jatuh pada Ashley yang hanya terdiam mendengar kan.
"Raja Bandit."

"Sebenarnya ini tidak ada urusan nya dengan kalian. Kalian adapun belum tentu bisa membantu."

"Tapi, ku pikir kalian juga perlu tahu. Raja Bandit tengah mencari seorang wanita. Kabarnya dia dalah kekasih Si Raja."

Jaden terdiam melirik Ashley yang tampak mengerutkan keningnya.
"Apa hubungannya ?". Tanya Jaden.

Joza kembali menghela nafas berat.
"Kabarnya wanita itu menghilang, dan raja Bandit mendatangi setiap desa memaksa semua orang agar memberikan nya informasi. Jika tidak ada yang tau dimana kekasihnya berada mereka akan menghancurkan segala hal. Dan Leona, aku memberikannya sebagai alat tukar agar Raja Bandit tidak menghancurkan usahaku."

"Jadi karena itu hanya usaha mu yang masih utuh?".

Joza mengangguk. " Mereka semua mati."

Refleks Alea memegang erat bahu Ashley. Mati? Semua pemilik rumah di desa ini mati? Raja Bandit ini... bukankah sangat kejam?

Alea melirik Lena, dia di jadikan alat tukar mungkin karena kecantikan nya. Lena memang mempunyai paras yang cantik, jika di ingat-ingat...para wanita di rumah bordil ini memang tidak ada yang bisa menyaingi kecantikan Lena. Pantas saja raja Bandit itu menerima nya.

Tapi... Alea merasa gatal di lidah untuk bertanya.
"Tapi kenapa lima bandit di hutan berkata jika mereka di bayar untuk membunuh Lena, maksudku Leona?".

Big Man!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang