༘ ⋆。 1 ˙⋆.˚

15 1 0
                                    

🦋Happy Reading🦋

•••

Luna adalah anak tunggal dari keluarga Elvard, salah satu keluarga yang sangat  berpengaruh di Kota. Dari luar, hidupnya tampak sempurna. Tapi kenyataannya, Luna hidup di bawah tekanan besar dari keluarganya. Ayahnya, seorang pengusaha sukses, terus memaksanya menjadi pewaris bisnis keluarga, sedangkan ibunya yang terobsesi dengan citra keluarga selalu mengkritik Luna, dari penampilan hingga sikapnya. Luna tidak pernah cukup baik di mata ibunya. Pakaiannya salah, sikapnya kurang anggun, senyumnya kurang tulus-semua yang ia lakukan selalu dikritik.

Yang membuat tekanan ini lebih berat adalah kematian kakaknya, Elias, yang bunuh diri setelah menolak menjadi pewaris keluarga. Elias adalah satu-satunya orang yang pernah mengerti Luna, tempatnya berbagi kebahagiaan dan kesedihan. Keluarga Luna merahasiakan fakta bahwa putra sulung mereka bunuh diri dari publik, bahkan dari Luna sendiri.

Ayahnya yang kehilangan Elias, seolah kehilangan akal sehat. Segala harapan, tekanan, dan ambisi yang dulu diarahkan pada Elias kini sepenuhnya dialihkan kepada Luna. Tidak ada ruang untuk kesalahan. Sejak kecil, Luna tidak pernah merasa bebas. Segala sesuatu di hidupnya diatur dan dikontrol, hingga akhirnya dia merasa hidupnya kosong dan tanpa makna.

••

Malam ini, keluarga Elvard mengadakan makan malam dengan keluarga Gilbert untuk membahas perjodohan antara Luna dan Gavier, putra bungsu keluarga Gilbert. Di dalam hatinya, Luna sudah mengumpat tanpa henti. Perjodohan ini adalah keputusan bodoh yang dibuat oleh ayahnya-satu lagi langkah yang menunjukkan bahwa keinginannya tidak pernah dianggap penting.

Luna tidak bisa menahan rasa muaknya. la tahu siapa Gavier sebenarnya. Lelaki itu terkenal sebagai playboy kelas kakap, seorang pria yang memandang wanita hanya sebagai koleksi sementara. Wanita-wanitanya ada di mana-mana, dan yang lebih buruk, orang tuanya tahu tentang semua itu, tapi memilih tutup mata demi nama baik keluarga.

Sepanjang makan malam, Luna berusaha menahan diri. Setiap komentar manis yang dikeluarkan Gavier hanya membuatnya semakin ingin pergi. Ayahnya berbicara panjang lebar tentang keuntungan bisnis dari perjodohan ini, seolah-olah hidup Luna hanyalah pion dalam permainan catur besar miliknya.

Elvard dan Gilbert tampak begitu bersemangat membahas keuntungan besar yang akan diraih jika perjodohan antara Luna dan Gavier berhasil. Luna, yang duduk diam dengan tangan terkepal di bawah meja, hanya berusaha menahan diri agar emosinya tidak meledak.

Namun, suasana berubah semakin runyam ketika Gavier, tiba-tiba membuka suara.

“Aku dengar...” ujarnya dengan nada santai, sembari memainkan garpu ditangannya. “Kakakmu Elias, dia bunuh diri sekitar tiga tahun lalu, kan? Itu cukup aneh. Apa yang membuatnya begitu?”

Luna membeku. Seluruh tubuhnya menegang, dan detak jantungnya berdegup begitu kencang hingga terasa menyakitkan. Tatapannya teralih ke arah Gavier, yang masih bersikap seolah-olah ia hanya sedang bertanya hal biasa, seakan kematian kakaknya hanyalah gosip murahan yang menarik untuk dibicarakan di meja makan.

Ayah Luna hanya terdiam, tampaknya enggan menanggapi. Ibu Luna bahkan tidak menoleh, hanya menatap makanannya dengan ekspresi datar. Tidak ada yang membela mendiang kakaknya, Elias.

Luna mengepalkan tangannya lebih erat, hingga kuku-kukunya menusuk telapak tangannya sendiri. “Apa maksudmu?” tanya Luna sembari menatap tajam ke arah Gavier.

The Bookshop Of FateTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang