Bab 17

458 69 1
                                    

"Tian, gak tian, kenapa lu harus ngalangin gue!" Aran langsung merebahkan Tian yang sudah mulai pucat.

"Udah bang, ini harus selesai, gue capek, ini bukan pertarungan kita!" Kata Tian terbata-bata.

"Gak Tian, gue dah janji buat balaskan dendam ayah," kata Aran mulai berlinang air mata.

"Bawa Tian selamatin dia," kata Aldo pada Gito. Gito melepas Aldo dari tumpuannya.

"Mau apa lu!" Bentak Aran saat Gito mendekat.

"Biar gue nolong Tian, gimana juga dia sahabat gue, dulu dan sekarang!" Kata Aldo.

"Lu boleh tolol dan membabi buta, tapi keluarga lu sekarang sisa Tian, jangan buat dia juga pergi karena kesalahan lu!" Kata Aldo.

Akhirnya Aran membiarkan Gito dan Aldo membawa pergi Tian dari sana untuk menyelamatkan Tian.

Kericuhan terjadi di rumah sakit. Mulai dari kebingungan karena banyaknya anggota geng yang muncul disana. Munculnya Marsha dengan kondisi yang tidak cukup baik, kondisi Justin yang tidak stabil, berita buruk dari Freya dan terakhir datangnya Tian dengan luka tusuk di dadanya.

"Do, plis do ini ada apa?" Tanya Zean dan Daniel dengan semua kebingungan ini.

"Sori guys, gue bukan siapa yang lu pikir, gue Aldo anak dari ketua geng Ryujin yang hilang, gue dan Tian adalah sahabat sekaligus musuh lama, kalian semua gak sengaja masuk dalam siklus ini, gue atas nama pribadi dan Tian sangat meminta maaf," kata Aldo membungkukan badannya.

"Gue masih gak paham?" Tanya Daniel lagi.

"Ya Tian nyusun semua ini waktu tau gue kembali muncul setelah ingatan dan trauma gue mulai membaik, dia dan abangnya yang dendam dengan gue mengatur semua ini," kata Aldo.

"Shit," kata Zean gak percaya.

"Next time gue cerita lebih jelas lagi, Zoy, Maeng butuh lu buat nemenin dia, Maeng gak pernah ilangin sayangnya ke lu, semua karena ulah Aran," kata Aldo. Zean mengangguk dan segera pergi dari sana.

"Ndah, Niel, gue minta tolong jaga Muthe, untuk sementara tenangin Muthe dan jangan biarin ada disekitar Tian dulu, gue gak mau Muthe sakit hati sama Tian," kata Aldo. Muthe memang saat ini sudah pulang dari RS, Daniel dan Indah segera beranjak dari sana.

Aldo dengan badan yang baru saja diobati berjalan menyusuri lorong RS menuju tempat Freya berada. Tiba-tiba air matanya menetes. Dirinya baru saja tiba di depan ruangan jenazah saat Chika keluar dari dalam.

"Mas, maafin saya, saya gagal menjaga non Freya," Chika nangis terisak hingga berlutut di kaki Aldo.

Hp Aldo terjatuh, layar hpnya menampilkan foto Aldo usia SMP dengan seorang anak kecil di dalam pelukkannya. Dia baru teringat bahwa gadis kecil itu adalah Freya adik kandungnya yang dipisahkan oleh ayahnya karena Freya yang lemah dan selalu sakit-sakitan membahayakan mereka.

Memori indah Freya hilang dari ingatan Aldo beserta trauma masa lalu nya. Itu kenapa Freya selalu bahagia bersama Aldo dan Aldo merasa nyaman bersama Freya.

Aldo yang tidak berdaya hanya bisa terduduk lemas di depan kamar jenazah. Tidak lama mami Feni keluar dari kamar itu.

"Bangkit nak, anak mami tinggal kamu, jangan kamu tinggalin mami kali ini," kata Feni. Aldo perlahan bangkit dan pergi dari sana bersama maminya dan anak buahnya. Meninggalkan Chika yang menangis sesenggukan di lantai.

Sebulan telah berlalu setelah kejadian itu. Aldo kembali hilang dari peredaran, dirinya kembali tenggelam dalam hiruk pikuk dunia. Tian yang berangsur pulih pun memilih hal yang sama, dirinya ikut hilang seperti Aran yang hilang entah kemana sejak kejadian itu, bahkan Tian tidak mengetahui keberadaan Aran. Pohon rindang yang selalu melindungi dan menjadi tempat bernaung mereka, kali ini hanya diisi oleh Zean, Daniel, Maeng, Indah dan Muthe, hanya menjadikan tempat itu rumah kedua mereka yang menyadarkan mereka saling memiliki. Justin berangsur membaik walau harus masuk panti rehab, hubungan antara dirinya Olla dan keluarganya pun berangsur membaik setelah sepucuk surat hadir menceritakan semua dan meminta Olla tidak disalahkan, bahkan biaya pengobatan Justin telah beres tanpa tau siapa yang mengurusnya.

Pemakaman Freya menjadi hari kelam bagi keluarga Ryujin. Bahkan pemakaman diadakan tepat di hari sang ayah keluar dari penjara. Setelah pemakaman selesai sang Naga kembali duduk di singgasananya. Dirinya siap menghancurkan lawannya dan mencari wanita yang menyebabkan putri bungsunya meninggal.

Tepat saat samurai akan dihunus tanda Naga akan kembali berkuasa, sebuah tangan menahan. Dito memandang putranya, sang pangeran naga yang berdiri di depannya.

"Stop, jangan ada lagi darah yang mengalir dari pedang ini, itu permintaan terakhir aku dan Freya!" Kata Aldo. Semua anggota Ryujin tercengang.

Sang mami berdiri disebelah putranya. Memegang tangan putranya. Dan bersama Aldo dimemasukan kembali samurai itu. Dan membiarkan sang naga kembali tidur panjang.

***************End*******************

Happy reading
Maaf kalo alurnya jd ngalor ngidul
Oiya abis ini ada bab Del-Shel nya

Cerita AldoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang