Hari ini aku berangkat jam 08.30 aku terlambat sekolah, karna telat bangun aku dimarahin bapak ku habis habisan, lalu bersiap sekolah dengan air mata.Sebelum masuk ruang kelas aku di panggil untuk menghadap ke guru piket jaga pagi ini, dan aku tak sanggup menahan air mataku.
Jujur saja satu malam ku buat untuk menangisi pria bajingan yang bahkan tak pernah ku temui, hanya karna aku mencintainya aku tak bisa melepasnya dengan mudah. Bodoh sekali aku membuka hati pada orang yang menerimaku karna kasihan, dan bodoh nya aku tak bisa melepasnya padahal dia tak pernah peduli padaku.
Sekarang aku meminta ketiga teman ku untuk mendengarkan curhatan ku di kantin setelah pulang sekolah.
"Jadi apa yang terjadi padamu? Kau sudah seperti zombie sekarang"
Amel mengatakan itu sambil menatapku teliti, aku hanya menunduk mengaduk aduk sotoku yang sudah mendingin.
"Iya tuh riz, lihat matamu udah membengkak berapa kali kamu nangis hah? Pucat juga kayak orang mati"
Nisa juga ikut menanyaiku.
Aku mendongak melihat mereka, belum sempat aku berucap air mataku menetes lagi.
"Kenapa sih bocah ini, tadi kamu juga berangkat jam setengah sembilan, kamu hampir melewatkan jam pertama"
Ujar jujur Ihda yang menjadi saksi kelas ku.
"Aku ... ga berani pulang hiks"
Aku tak tau harus cerita darimana? Dan bagaimana situasiku sekarang? Aku hanya mengatakan apa yang ku khawatirkan.
PLAK
"Goblok!"
Bahu ku di tabok sama Nisa dia menatap ku lalu menabok ku lagi.
"Apaa? Napa malah di pukul! Sakit bego!"
Marah ku, padahal aku sudah mengatakan apa yang ingin ku katakan.
"Cerita yang bener! Jangan setengah setengah! Kamu takut balik ke rumah? Kamu ada bikin masalah pasti?"
Emosi Nisa membuatku semakin tegang, jujur aku punya trauma bentakan jika aku di bentak dengan suara lantang Anxiaty ku akan kambuh, tanda nya banyak dari detak jantung yang tak beraturan, nafas yang tiba tiba sesak, dan tremor di sekujur badan.
Jika hal itu terjadi yang keluar di kepalaku hanya satu "maaf"
Amel dan Ihda yang mengetahui aku semakin terisak mencoba untuk menenangkan emosi Nisa.
"Nis sabar Nis"
Nisa menatap ku terus menerus, aku memandang nya balik dengan tatapan berkaca.
Ku lepas kaca mata ku dan mulai mengambil nafas.
"Tadi pagi, bapak ku mengusir ku dari rumah hanya karna aku tak bangun saat pagi hari, bapak bilang aku tak berguna, dan tak bisa di harapkan, aku di suruh pergi dari rumah, sejujurnya aku tak apa tapi hati ku sedang tak baik baik saja"
Aku menangis lagi, Nisa memeluk ku.
"Kakel ceroboh yang pernah ada"
Aku menangis di peluk nya.
"Ga kayak biasanya riz kamu bangun jam segitu, kamu habis ngapain tadi malem?"
"Iyah biasanya juga kamu dah nyampe di sekolah jam 6 pagi"
Tanya Amel dan Ihda. Ku lepas pelukan Nisa dan menghadap ke mereka.
"Tadi malam aku habis putus dengan pacarku"
"Pffft"
Mereka ketawaaaaa sangat tidak sopaaan aku sedang bersedih dan mereka malah tertawa mendengar ceritaku.
KAMU SEDANG MEMBACA
Alur Absurd GADISKU!
RandomDari kehidupan keluarga, teman, cinta, semua di masukkan ke dalam hidup seorang gadis remaja bernama RIZKA, seperti remaja umum lain nya dia merasakan fase jatuh cinta, patah hati, dan hal-hal yang berkaitan dengan mental. Bukan hanya sekedar cerita...