41

386 90 45
                                    

Motor tiba di depan rumah Chiquita. Cewek itu turun dari sana sambil Rora benarkan rambutnya.

" Nanti chat ya kalau udah di rumah."

" Hem. Maaf ya tadi gak dapat kue beras nya."

" Gak papa. Bisa lain waktu.

" Ah! Nanti aku delivery aja ya antar ke rumah. Nanti aku belikan beneran."

Chiquita mengangguk sebari pintu rumahnya terbuka.

" Chiquita."

Kedua orang itu melihat Mama Chiki keluar.

" Tante." Sapa Rora.

Mama nya datar banget respon Rora bikin cowok ini diam dan Chiquita menyuruhnya untuk pulang langsung.

" Pulanglah."

" Iya. Bye..."

" Byee~ hati-hati."

Rora pakai helm nya. Dia memberikan klakson sebari motornya perlahan jalan mendekati pagar rumah.

" Masuk Chiki."

" Iya Ma." Chiki jalan mendekati pintu. Dia lalu masuk ke dalam sambil Mama nya menutup pintu itu.

Ini bukan sekali atau dua kali. Bahkan sebelum mereka pacaran, Rora tuh udah ngerasa banget kalau orang tua Chiki tuh gak suka sama dia. Ntah kenapa... padahal, Rora sesopan mungkin apalagi kalau ngajak Chiki keluar buat jalan. Dia izin! Cuman, responnya sangat datar.

Ini jadi bahan pemikiran Rora.....

" Kenapa?"

Rami datang mendekat sambil bawa tongkat billiard selama nungguin Ruka jalan dulu.

" Gak ada."

" Gak ada apa? Gua tau lo ada pikiran." Kata Rami, sahabat yang super peka.

" Ini...soal orang tua Chiki, Rami."

" Kenapa?"

Rami duduk di kursi. Dia meletakkan tongkatnya bersandar di tembok untuk berhenti main sejenak sambil menyeruput jus nya.

" Gua ngerasa kayaknya.... mereka gak suka gua deh deket sama Chiki."

Rami diam menatap. Saat itu Ruka di dekat mereka. Cowok ini noleh ke belakang, ngeliatin Rora.

" Kok lo sampai ngomong gitu? Emangnya lo ngapain?" Tanya Rami.

" Gak ngapa-ngapain gua Rami. Emang sebelum pacaran juga mereka udah cuek gitu sama gua."

" Mungkin karena dandanan lo kalik." Timpal Ruka.

" Apa? Aku kalau pergi jalan sama Chiki selalu rapi. Gak ada kelihatan urakan begini!"

Kedua temannya diam. Rami juga ngerut kening sambil mikir....

" Aduhh...udahlah kalau gini. Fix...gak restu~" Batin Rami karena dia gak mungkin ngomong di depan Rora.

" Gak papa Rora. Berjuang." Kata Ruka sambil pukul-pukul pundaknya.

" Berjuang apa lagi Ruka?...gua dah capek banget di tinggal cewek. Gua bertahan buat Chiquita dan sekarang udah terbuka banget hati gua sama dia."

" Itukan harus. Lagian masih baru jadian. Santai ajalah." Ujar Ruka dan Rami berdiri sambil mengangguk.

" Udah jangan di pikirin. Santai ajalah. Cowok emang harus effort Rora." Kata Rami sambil menyaut tongkat dan dia berikan pada Rora.

" Lo lagi. Ayolah. Chill."

Rora berdiri dari duduknya. Ini giliran dia buat jalan sambil Ruka dan Rami melempar lirikan.

Triple RTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang