30

122 18 4
                                    

...

Malam itu terasa berbeda di rumah Hyunsuk dan Jihoon. Dengan keheningan yang jarang mereka rasakan, atmosfer rumah tampak lebih santai. Biasanya, suara Junghwan yang riang, dengan celotehan khasnya, menjadi pengisi suasana. Tapi malam ini, rumah hanya diisi oleh tawa lembut Hyunsuk dan Jihoon, bersama kehangatan yang mulai menyelimuti mereka berdua.

Jihoon baru saja selesai mandi. Ia keluar dari kamar mandi dengan mengenakan kaus putih longgar dan celana santai, rambutnya masih basah menetes. Di ruang tamu, Hyunsuk terlihat duduk santai di sofa, mengenakan kaus tidur tipis yang menonjolkan tubuh rampingnya, ditemani segelas teh hangat di meja.

"Sunyi banget ya kalau Junghwan nggak ada," Jihoon membuka percakapan sambil berjalan mendekati istrinya. Ia mengusap rambut dengan handuk, lalu duduk di samping Hyunsuk, menyandarkan kepala di bahu pasangannya. "Rasanya aneh, tapi lumayan tenang."

Hyunsuk terkikik kecil, memiringkan kepalanya untuk menyentuh kepala Jihoon. "Aku juga mikir begitu. Tapi, sekaligus merasa kangen sama suara ributnya." Ia melirik ke arah jam dinding. "Doyoung bilang Junghwan mau nginep disana, jadi kita masih punya waktu, kan?"

Jihoon menegakkan tubuh, menatap Hyunsuk dengan senyum kecil yang menggoda. "Waktu yang panjang banget, ya?" tanyanya dengan nada penuh arti. Tangannya mulai bermain dengan ujung rambut Hyunsuk.

"Hmm, kamu ada ide untuk ngisi waktu?" balas Hyunsuk dengan nada bercanda, meskipun ia sudah bisa menangkap arah pemikiran Jihoon.

Alih-alih menjawab, Jihoon menarik tangan Hyunsuk perlahan, membawanya ke dalam pelukan. "Aku punya banyak ide, Sayang. Tapi yang pertama, aku cuma pengen nikmatin kamu. Kita jarang banget punya momen seperti ini."

Hyunsuk hanya tertawa kecil, walaupun hatinya mulai berdebar. Ada sesuatu yang istimewa malam ini—tatapan Jihoon terasa lebih dalam, sentuhannya lebih lembut, namun penuh gairah.

"Kalau begitu, aku ikut aja," jawab Hyunsuk sambil tersenyum malu. Jihoon mengambil kesempatan itu untuk mendekatkan wajah mereka. Ia mengecup lembut kening Hyunsuk sebelum perlahan menurunkan bibirnya ke pipi, lalu ke bibir istrinya.

Ciuman mereka terasa lambat dan penuh makna. Tidak ada tergesa-gesa, hanya sebuah keinginan untuk menikmati setiap detik kebersamaan itu. Hyunsuk merasakan tangan Jihoon yang mulai memeluk pinggangnya, menariknya lebih dekat hingga tidak ada lagi jarak di antara mereka.

"Hyunsuk..." Jihoon memanggil pelan di sela ciuman, suaranya berat namun hangat. "Aku benar-benar cinta kamu."

Hyunsuk tersenyum di antara kecupan itu, tangannya menyentuh pipi Jihoon. "Aku juga cinta kamu, Jihoon. Selalu."

Jihoon tersenyum, matanya berbinar penuh kasih. Perlahan, ia membawa Hyunsuk berdiri, menggandeng tangannya menuju kamar tidur. Saat mereka masuk ke dalam kamar, Jihoon menutup pintu dengan perlahan, memastikan malam itu hanya milik mereka berdua.

Di kamar, suasananya berubah. Lampu tidur yang redup menciptakan bayangan lembut di dinding. Jihoon menatap Hyunsuk yang berdiri di dekat tempat tidur, terlihat sedikit gugup, tapi senyum di wajahnya menandakan bahwa ia pun menunggu momen ini.

Jihoon mendekat, kedua tangannya memegang bahu Hyunsuk, matanya menatap lurus ke mata istrinya. "Kamu tahu, kan, aku nggak pernah bisa berhenti mencintai kamu?" bisiknya sebelum kembali mengecup bibir Hyunsuk, kali ini lebih dalam.

Hyunsuk membalas ciuman itu dengan penuh, kedua tangannya melingkar di leher Jihoon. Ia bisa merasakan bagaimana tangan Jihoon mulai bergerak perlahan ke punggungnya, menelusuri garis tubuhnya dengan lembut. Keintiman itu terasa mendalam, seperti mereka sedang berbicara tanpa kata-kata.

Married by Accident - HoonsukTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang