Chapter 32; Menggila (21+)

287 40 2
                                    

Kandungan Honey sudah memasuki usia empat bulan. Perutnya sudah semakin terlihat namun tidak begitu besar. Selain itu, payudaranya pun semakin sintal dan padat. Kini, ia sudah harus mengenakan baju yang lebih besar dari biasanya dan harus longgar untuk memudahkan geraknya. Dengan tubuhnya yang kecil, itu juga ternyata memengaruhi bentuk perutnya yang tidak sebesar orang hamil pada umumnya.

Tubuhnya masih terlihat sangat seksi dan memiliki lekuk yang mengesankan. Berlebih lagi kini dadanya semakin membusung dan kental. Selain karena pengaruh kehamilan, ada faktor lain yang membuat payudara Honey semakin membesar.

"Ini karena pijatanku setiap malam, Mami," goda Clay mengelus perut Honey yang mengembul.

"Shhh, mulai deh!" tegur Honey yang tengah memasak.

"Hahaha," kekeh Clay melihat istrinya malu digoda seperti itu.

"Daddy akan pulang malamkah hari ini?" tanya Honey yang masih sibuk dengan masakannya.

"Tidak. Aku akan pulang setelah jam makan siang," jawab Clay mengecup lipatan leher Honey gemas.

"Huh? Kenapa? Bukannya katamu ingin memeriksa konsep kegiatan untuk sekolah nanti?" tanya Honey penasaran.

"Mmmm," Clay hanya mengangguk.

"Daddy, aku serius," tegur Honey karena Clay justru fokus dengan lehernya.

"Ck, iya-iya. Aku akan memeriksanya di kamar bersama istriku yang semakin hari semakin menawan, seksi, dan selalu menggoda dan ingin diterkam," jawab Clay cepat dengan tatapan mesumnya.

"Oh Tuhan! Kembalikan Clayku yang normal, dewasa, dan bijaksana itu. Kini ia berubah menjadi bapak-bapak mesum yang tidak tahu tempat dan waktu!" sindir Honey.

"Oh Tuhan! Terima kasih karena Honeyku juga bisa mengimbangi kemesumanku ini," jawab Clay tak kalah meledek istrinya.

"Heh! Aku hanya mengikuti alur ya! Memang dasarnya saja itu Clay Jr. tidak tahu tempat dan waktu!" keluh Honey.

"Auh? Apa pula salahnya? Dia hanya mengikuti arah rangsangan yang mami berikan. Dia tak bersalah, Mami," Clay menanggapi.

"Iya memang bukan dia. Tapi pikiranmu!" seru Honey.

"Ya, benar," Clay tidak melawan karena benar adanya.

"Bahkan aku diam pun kamu akan menyergapku, 'kan? Belum saja kalau aku yang lebih dahulu menggodamu," ancam Honey.

"Auuuwww. Takuuuut. Tapi mauuuuuu," ledek Clay melepaskan pelukannya karena Honey sudah mulai mengangkat centong sayurnya hendak menempeleng Clay.

"Daddyyy!!!!!!" seru Honey kesal karena sudah dijahili pagi-pagi.

Clay hanya tertawa menikmati senda gurau mereka di pagi hari. Tak lepas pandangannya memandangi Honey yang semakin seksi di matanya. Jika tidak harus ke kantor, mungkin ia sudah menggendong istrinya dan membawanya ke kamar saat ini juga.

Gelak tawa Clay ternyata terdengar oleh Kaluna yang sedang menuruni lift. Ia hanya menggelengkan kepalanya melihat tingkah kekanakan sang kakak. Ini akan berubah secepat kilat jika Clay sudah berada di kantor dan duduk di kursi kebesarannya. Jangankan tawa, tatapan simpati pun tak ada tersirat di matanya.

"Pagi-pagi kau sudah mengganggu kakakku ya!" tegur Kaluna berjalan anggun.

"Iya tuh! Kakakmu kurang kerjaan. Berilah dia kerjaan yang banyak di kantor!" sahut Honey masih merenggut.

"Auh? Siapa? Dia? Dia bukan kakakku!" Kaluna menanggapi dengan ekspresi menyebalkan.

"Ooh, jadi kalian sekarang bersekutu? Baiklaah," Clay menerima tantangan dengan enteng.

CHAPTER HIDUP: DREAM FAMILY (LANJUTAN MY THERAPY)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang