"Sialan," umpat Xander. Ia menengok ke kanan dan ke kiri. Lalu dengan cepat Xander berlari menuju jalan yang di kiri. Xander terus berlari hingga akhirnya yang ia temukan hanya secercah cahaya yang menuntunnya keluar Goa.
Xander yang melihat ke kanan dan ke kiri berpikir untuk kembali dan berjalan melalui sisi jalan bagian kanan. Namun, semua itu terhentikan. Ketika ia menatap pemandangan di depan.
Bisa dilihat, di depan sana banyak pohon yang berdiri dan mempunyai satu pohon besar yang terletak paling tengah. Xander yang penasaran, memutuskan untuk berjalan pelan melihat-lihat tempat tersebut.
"Menabjukan, bagaimna ini bisa tumbuh di dalam goa?" ucap Xander sembari melihat-lihat. "Bukankah berarti gua ini besar dan sudah berumur ratusan tahun?" ucap Xander di dalam hatinya.
Pemandangan furnitur yang di suguhkan sangat indah. Berbagai Dewi dan dewa tergambarkan di semua tempat. Bahkan lebih anehnya lagi, ada yang mengukirnya di batang pohon.
Ia terus berjalan menelusuri seberapa luas tempat itu. Ranting-ranting di sana bahkan tidak berserakan. Daun-daunnya tumbuh dengan warna hijau pekat. Di sana bahkan tidak ada sinar matahari sedikitun. Suasana yang redup dan mistis tiba-tiba terasa. Angin bertiup kencang, dengan di iringi goyang daun-daun yang tertipa angin.
Tidak lama kemudian berbunyi berbagai bunyi, seperti lonceng yang keras, suara daun yang bergemisik, yang berhasil menciptakan aura mistis yang kuat.
Bulu kuduk Xander berdiri. Ia mencoba menguatkan dirinya untuk melanjutkan menelusuri tempat tersebut. Dengan kaki yang masih berdiri tegap ia terus berjalan.
"SREEEK."
"Siapa di sana?" Kepala Xander lantas menoleh ke asal suara. Ia pun langsung berlari dengan sirgap ke asal suara tersebut. Hingga akhirnya ia melihat ada seseorang bertudung hitam, sedikit bungkuk dan kotor.
Tanpa basa-basi Xander langsung saja memegang kedua pundak orang tersebut.
"Siapa anda?" ucap Xander dengan mengintimidasi. Matanya yang tajam dengan alis yang berkerut mampu mengintimidasi orang tersebut. Sedangkan tubuh lawan yang sedang terintimidasi hanya mampu berdiam saja.
"Jawab! Siapa anda?" Suara itu kembali di layangkan.
"Sa-saya hanya penghuni di sini! Jadi lepaskan!" balas orang bertudung hitam tersebut.
"Penghuni? Apa maksud anda?" Xander bertanya lagi, karena dia masih kurang mengerti dengan maksud orang bertudung hitam tersebut.
"Lepaskan dulu!" Kekeh orang bertudung hitam tersebut. Ia tetap menginginkan kebebasan.
"Ck, jelaskan!" Dengan berat hati, Xander melepaskan pegangannya dari pundak orang tersebut.
"Saya, sudah lama berada di sini!" ucap orang itu, dengan mendudukkan dirinya di tanah.
"Apa yang anda lakukan di dalam gua sendirian dan tidak keluar? Anda yang aneh bukan!"
Xander akhirnya ikut duduk, dan menyilangkan kedua kakinya.
"Saya terjebak di sini Tuan, Anda sendiri juga bisa melihat betapa kurusnya diriku ini!" Laki-laki bertudung itu mulai menjelaskan dirinya sendiri tanpa di minta.
Xander yang mendengarkan, tidak lupa juga melihat sekeliling di area tersebut. Ia akhirnya tertawa.
"Anda gila? Jika ingin membodohi saya, setidaknya pintar sedikit?" Balas Xander, dengan terkekeh-kekeh.
"Tidak! Buat apa saya berbohong, Tuan!" ucap sekali lagi orang bertudung hitam tersebut, dengan menegaskan bawah perkataannya benar.
"Apa anda berpikir saya akan terkecoh? Iblis busuk sepertimu tidak seharusnya ada di sini!"
Kepala laki laki bertudung hitam itu, seketika menoleh dan tersenyum lebar dan tertawa terbahak-bahak.
"Iblis gila!" balas Xander, sedikit memutar kepalanya.
"Uh, reaksi manusia ini kenapa begitu membosankan! Tapi sangat menarik ... Hmm," Iblis itu berdiri melihat Xander dengan tatapan penasaran.
"Berhenti melihat atau saya musnahkan!"
"SSSHHHK," suara gesekan logam yang tajam dan cepat saat pedang itu dikeluarkan.
"Ah, tidak menyenangkan. Ayolah saya ke sini hanya ingin memberitahu tujuan manusia seperti anda terletak."
"Mencari jalan keluar saja anda tidak bisa. Iblis macam apa anda ini? Iblis buta maps?" Balas Xander mengejek dengan intonasi tinggi.
"Sialan, saya memang ibliss yang berjaga di sini. Saya bukan iblis yang tersesat, atau iblis buta maps!'
"Tidak ada bedanya!"
Alis iblis tersebut berkedut sebelah. Ingin rasanya ia bakar manusia tersebut. Tetapi manusia itu adalah makanan enak, yang harus ia matangkan terlebih dahulu.
"Berbeda ..., itu jelas berbeda!" balas iblis yang tidak mau mengalah.
Xander yang sudah muak dengan basa basi iblis buta maps, akhirnya berdiri dan memasukan kembali pedangnya. Ia memutuskan berjalan meninggalkan iblis buta maps tersebut.
"Hey, hey jangan tinggalkan saya. Anda mau apa saja bisa saya kabulkan. Kekayaan, harta, kekuatan, kekuasaan," ucap Iblis tersebut, mulai menawarkan kegunannya. Iblis tersebut mulai berjalan mengikuti Xander.
"Wanita ... Jiwa ... Raga ... Aku jelas menginginkan tiga hal tersebut!" balas Xander dengan berhenti tiba-tiba dan menghadap iblis tersebut.
"Bisa, tapi ada harga yang harus Tuan banyar!" balas iblis tersebut, dengan menyanggupi permintaan Xander.
"Semiskin itukan anda?" Xander kembali melangkahkan kakinya, ia mencoba mencari jalan keluar dari gau tersebut.
"Sialan," maki iblis itu di dalam hati. Namun, berbeda jauh dengan nada ketika dia berbicara lagi.
"Tidak, setiap apa yang kamu dapatkan kamu harus memberikan sesuatu milikmu sebagai imbalan Tuan!"
"Dasar, pedagang miskin! Aku tidak tertarik dengan penawaranmu. Sungguh mengherankan, apakah klan iblis semiskin itu dan sehina itu. Bahkan menjual jasanya dengan paksaan."
"Saya muak. SAYA TEGASKAN SAYA BUKAN PEDAGANG ATAU MISKIN. SAYA ... IBLIS. I-B-L-I-S, IBLIS," teriak iblis tersebut.
Okei, Next nanti siang ya. Btw jangan lupa komen, baik dari alur atau penulisan, bahkan sampai tanda bacanya ya.
KAMU SEDANG MEMBACA
One Sacrifice-Millions of Heads
FantasíaKisah tragis di mulai dari cinta yang membara dan berujung obsesi yang membabi buta. Rela menukar beribu-ribu jiwa hanya untuk satu jiwa. Namun, jiwa yang di bangkitkan terlahir di dunia lain. Dengan kekuatan kegelapan laki-laki itu berusaha sekuat...