Anasera Safaluna, hidup dalam belenggu cacian dan tuntutan dari sang ayah yang meminta ia selalu menjadi sempurna. Di tengah segala badai yang gadis itu lalui, ia bertemu dengan Yagiz Nawasena. Pemuda yang berhasil membuat Sera mulai menyukai kehidu...
Jangan lupa tinggalkan vote dan komen kalian ya🙌🏻💗
* * *
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Tidak semua orang tua, pantas menyandang gelar sebagai orang tua. Terkadang bahkan sebagian dari mereka, jauh lebih keji dari yang diduga."
****
"Kamu kenapa, Sera?" tanya Arum yang tampak baru saja kembali setelah mengambil beberapa keperluan dari rumahnya.
"Ah, nggak, kok, Tante," jawabnya.
"Katanya semuanya udah stabil. Jadi pasti dia bangun sebentar lagi," ujar Arum sembari turut mendaratkan tubuhnya di sisi sofa yang kosong. Tepat di samping Sera.
"Iya, Yagiz, tuh, tipe yang nggak betah rebahan lama-lama. Jadi, pasti bentar lagi sadar," ujar Sera dengan senyum tipis yang tergambar di wajahnya.
Mereka sama-sama terluka. Namun, terdiam dalam keterpurukan tidak akan menghasilkan apa pun. Hal terbaik yang bisa mereka lakukan hanyalah saling menguatkan dan berlomba-lomba menahan tangisannya.
"Belum ada, sih, Tante. Yagiz emang pernah ngomong?"
Arum mengangguk "Katanya dia nemu tempat yang cantik buat kamu. Dia udah heboh minta dibekalin segala macam kue buat kamu makan di perjalanan."
Sebuah tawa terlontar dari bibir Sera. "Beneran? Ada-ada aja, sih," ujarnya.
"Kenapa panggilannya diganti?"
Sera terdiam untuk beberapa saat, merasa tidak mengerti kemana arah pertanyaan Arum. Panggilan apa? Panggilannya dengan Yagiz? Namun, tampaknya raut kebingungan di wajahnya dapat dengan jelas dibaca oleh wanita paruh baya itu.
"Sera, kamu tahu kami menyayangi kamu layaknya anak kami sendiri, kan? Apa pun yang terjadi di antara kamu dengan Yagiz, itu tidak boleh mengubah hubungan kekeluargaan kita. Apa lagi sekarang kalian sudah sepakat untuk kembali, kan?"
Sera mengangguk perlahan. "Maaf, Tante. Aku kayaknya harus membiasakan diri lagi," ujarnya.
"Nggak masalah, tapi Sera ... ada kalanya jauh lebih baik membagi masalah kamu dengan orang lain daripada menyimpannya sendirian. Rasanya akan sangat menyesakkan."