#01

100 16 11
                                    

GM adalah satu Universitas terbaik Bangkok, yang tahun ini menerima mahasiswa dari golongan kaum Omega. Padahal sebelumnya Universitas ini adalah Universitas khusus tempat belajar golongan kaum Alpha dan beberapa kaum Beta.

Dulu kaum Omega adalah kaum yang diasingkan dan dianggap kaum rendahan oleh para golongan Alpha. Mereka bahkan tidak diperbolehkan menempuh pendidikan, suara-suara mereka pun jarang di dengar oleh petinggi keadilan.

Namun setelah masa peradaban masa lalu usai dan tergantikan dengan peradaban modern, kini kaum Omega mulai berbaur dengan kehidupan yang lebih layak, dapat menikmati fasilitas, menempuh pendidikan di sekolah khususnya sekolah untuk Omega, dan undang-undang untuk melindungi Omega pun sekarang telah dibuat. Kaum Omega kini telah menjadi salah satu klan terbesar ketiga setelah kaum Alpha dan Beta.

Tahun ini adalah tahun dimana Omega cantik calon penerus klan Albert akan mulai memasuki Universitas negeri khusus warewolf dari Alpha, Beta dan Omega.

Omega cantik putra dari Alpha Earth dan Omega Mix akan menempuh pendidikan setelah lulus dari sekolah menengah akhir sekolah khusus Omega.

Disinilah Omega cantik yang telah menyelesaikan pembagian kelas untuk mahasiswa baru tahun ini. Omega cantik itu kini berjalan kerah belakang gedung fakultas menuju asrama mahasiswa dimana ia akan tinggal selama menempuh pendidikan. Para mata tak hentinya memuja akan paras cantik dari sang Omega. Namun sang Omega terlihat begitu acuh.

Hanya butuh waktu tiga menit untuk sampai ke asrama. Asrama dibagi menjadi tiga golongan untuk Alpha, Beta dan Omega.

"Semangat". Omega cantik itu menyemangati dirinya sendiri dengan senyuman manis. Menunjukkan kartu identitasnya pada seorang petugas penjaga yang mengawasi hari pertama para mahasiswa dan mahasiswi pindah.

Langkah kaki jenjangnya menuntunya pada sebuah pintu kamar. Setiap ruangan perlu kartu untuk mengaksesnya agar bisa masuk.

"Sangat luas". Ucap sang Omega ketika membuka pintu ruangan yang akan ditempatinya.

Sang Omega menelusuri ruang asrama tersebut, ternyata dalam ruangan tersebut hanya terdapat dua kamar, satu dapur dan ruang bersantai.

"Aku akan menata barangku dulu". Sang Omega memilih kamar sebelah kiri, lalu menyalakan pendingin ruangan karena akhir-akhir ini cuaca di Bangkok sangatlah panas. Setelah membereskan barang dan kelelahan sang Omega berniat merebahkan tubuhnya hingga tanpa sadar Omega cantik itu terlelap hingga malam tiba.
Namun suara berisik dari luar membangunkan tidur lelapnya. Sang Omega terbangun dan mencari sumber suara itu berasal.

Dan disanalah seorang Omega yang mungkin teman sekamarnya, tengah menggerutu dengan barang bawaannya yang cukup banyak.

"Oh, pasti kau teman sekamarku".Ucap Omega tersebut.

"Tunggu sebentar, aku pernah melihatmu tapi dimana?!"

"Oh demi dewi bulan, bukankah kau Dunknatachai calon penerus klan Albert?!". Ucap sang Omega tersebut berjalan kearahnya dengan mengulurkan tangannya.

Dunk mengerjap mata dan mengangguk mengiyakan.

"Aku Phuwin, Phuwintang". Ujarnya memperkenalkan diri.

"Aku Dunk, salam kenal". Jawab Dunk balik memperkenalkan diri. 

"Apakah aku bermimpi bisa sekamar dengan calon penerus klan yang sangat menawan dan idamkan banyak kaum Alpha dan Beta".

"Oh dan lagi, maafkan aku jika suaraku tadi mengganggumu".

"Tidak apa-apa".

"Apa kau sudah makan malam? Aku sangat lapar. Mungkin mencari makan di restoran fakultas tidak ada salahnya". Sebuah tawaran datang dari teman barunya itu.

"Itu ide yang bagus". Jawab Dunk dengan tersenyum manis.

Setelah itu keduanya melenggang pergi dan tak lupa mengunci pintu. Kedua Omega tersebut berjalan kearah restoran fakultas. Disepanjang perjalanan mereka mendapat bermacam tatapan dari orang-orang sekitar, lebih tepatnya menatap Dunk. Phuwin sedikit asing sedangkan Dunk terlihat cuek.

"Nah, kita sudah sampai". Phuwin menunjuk salah satu restoran yang ada di depan mereka.

Tanpa menunggu lama keduanya bergegas melangkah masuk. Dunk terlihat biasa saja namun Phuwin sedikit tersentak merasakan feromon disekitarnya.

Dunk menoleh kearah Phuwin yang terlihat sedikit kaku. Dunk paham dengan reaksi tubuh temannya itu, berbeda dengan dirinya yang sedari awal sudah terbiasa dengan feromon para Alpha. Karena ayahnya seringkali mengajaknya untuk mengikuti rapat para petinggi klan saat dirinya masih sekolah menengah. Dunk sejak kecil sudah terbiasa dengan kehadiran para Alpha disekitarnya jadi respon tubuhnya tidak terlalu berlebih dengan feromon yang ditebarkan oleh mereka.

"Phu, apa kau ingin pindah?". Tanya Dunk.

Phuwin menoleh kearah Dunk lalu menggeleng cepat.

Dunk yang mengerti itu membawa Phuwin untuk duduk disalah satu meja di ruangan restoran tersebut. Dunk mencoba menoleh mengamati sekitar banyak Alpha lelaki dan perempuan berbaur. Minuman-minuman, merokok bahkan melakukan hal intim seperti berciuman dan scanting.

Tak lama seorang pelayan berstatus Beta datang untuk menanyakan apa yang ingin mereka pesan. Setelah selesai keduanya dikejutkan dengan suara gebrakan meja yang tak jauh dari meja tempatnya. Seorang Alpha yang tengah mabuk menghampiri seorang Omega yang tengah duduk sendiri. Samar-samar Dunk mendengar kalimat vulgar sang Alpha pada sang Omega itu.

Tanpa basa-basi Dunk berdiri menghampiri Alpha tersebut. Phuwin yang terkejut langsung mengikuti Dunk dari belakang.

"Jangan ganggu dia". Di luar dugaan Phuwin. Dunk mendorong sang Alpha agar menjauh dari Omega yang kini serigala tengah ketakutan.

"Siapa yang berani-" Ucapan Alpha itu terhenti ketika melihat siapa yang telah mendorongnya.

"Omega Dunk, calon penerus klan Albert" Ucap sang Alpha pelan sedikit terkejut dengan kehadiran sang Omega namun segera menepis keterkejutannya karena pada dasarnya ego seorang Alpha sangatlah tinggi.

Sedangkan Phuwin tidak bereaksi apapun, ia lebih tertarik melihat senyum miring dari Dunk.

"Asal kau tau, hukum pelecehan  Omega berlaku sekarang. Aku yakin kau tidak seputus asa itu".

"Kau-, lihat saja nanti". Alpha tersebut pergi meninggalkan Dunk dan kedua Omega lainnya. Sebenarnya Alpha tersebut tidak takut pada sang Omega, hanya saja Omega dihadapannya memiliki status sosial yang tinggi.

"Dunk, kau tau jantungku hampir copot saat kau tiba-tiba pergi menghampiri Alpha itu. Jangan lakukan lagi". Bisik Phuwin pelan.

"Omega Dunk, terima kasih". Ucap Omega lain yang masih dalam keadaan ketakutan.

"Lain kali jangan pergi sendiri". Ucap Dunk lalu berjalan kembali ke arah mejanya diikuti oleh Phuwin.

Dunk tau bagaimana para Alpha dengan ego mereka. Fisik dan kepintaran Alpha adalah yang terkuat, insting mereka kuat dan bertindak seolah mereka yang berkuasa.

Tanpa disadari keduanya, dua Alpha yang berada di sudut ruangan menatap Dunk dan Phuwin, lebih tepatnya Dunk. Mendengar semua pembicara yang jauh di depan sana dengan pendengaran yang tajam.

"Calon penerus klan Albert, sangat menarik". Ucap salah satu Alpha dengan kekehan kecil.

"Jalang semakin bertingkah". Ucap dingin Alpha lainnya.

Sepasang mata menoleh pada Alpha berambut hitam yang kini tengah menatap salah satu Omega yang berada jauh di depan mereka. Tubuh ideal, bibir ranum dengan aroma manis yang memabukkan.

"Joong, apa rencanamu malam ini?". Tanya Alpha berambut coklat.

Feromon penuh nafsu yang tanpa sadar ditebarkan oleh pria bernama Joong tersebut telah memancing para Alpha dan beta disekitar mereka mendekat.

Dan tanpa sengaja saat matanya bersitatap dengan Omega di depan sana feromonnya semakin menajam. Sedangkan Alpha berambut coklat hanya terkekeh dengan apa yang tengah dibayangkannya.

"Kaum rendahan tetaplah rendah, dan harus tau dimana mereka diposisikan". Gumam Alpha bernama Joong dengan tatapan semakin menggelap.


Tbc....

MY OMEGA //JDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang