29. Mas Ayang

99 25 0
                                    

☁️ Happy reading ☁️

*
*
*

Adrian melepas ciumannya. Ia tertawa kecil melihat pandangan kosong Adrea. Terlihat imut dan menggemaskan.

Adrea shock dengan tindakan Adrian yang begitu tiba-tiba. Ia menutup wajahnya dengan telapak tangan. Malu. Ia menyembunyikan wajahnya di dada Adrian.

Adrian mendekapnya erat, "jangan tidur, kamu habis makan,"

Adrian dapat merasakan Adrea menggelengkan keras dalam pelukannya. "Tidak, aku baru saja berciuman," ucap Adrea berhasil membuat pipi Adrian memerah.

***

"Ian," Adrea baru saja bangun dari tidurnya. Tangannya meraba ke tempat Adrian semalam. Ia merasakan kasur yang sudah dingin.

"Ian!" Adrea kembali memanggil. Kali ini dengan suara yang lebih keras.

Hening. Tetap tidak ada jawaban.

Adrea teringat akan ciuman mereka semalam. Pipinya bersemu kemerahan.

Astaga! Adrea menggelengkan kepalanya, ia berusaha mengusir bayangan memalukan itu.

"Sialan, dia kemana?" Adrea terpaksa bangun. Ia menoleh ke jam di atas meja. Jam telah menunjukkan pukul satu siang.

Adrea menggerutu. Cepat sekali waktu berjalan. Ia mengenakan sendal rumahnya yang berada di samping ranjang dan berjalan keluar kamar. Menuju dapur, perut karetnya telah lapar lagi.

Tepat di pintu kulkas, sebuah notes tertempel. Ia membacanya.

"Di wadah biru, masakan koki militer yang luar biasa lezat. Taruh ke piring, panaskan di microwave selama tiga menit. Biasakan? Jika tidak bisa, bawa ke kantorku.

Tertanda, Mas ayang"

Adrea tertawa. Adrian bisa narsis sekali. Seluruh asisten rumah tangga tengah berpindah ke rumah kakek Adrian untuk sementara waktu.

Eh, tunggu, Mas Ayang?

***

Adrea melangkah memasuki lobi kantor Adrian. Tidak ada yang menahannya. Seluruh informasi telah tersebar merata. Semua mengetahui bahwa Adrea adalah tunangan tuan muda Adrian.

Adrea berjalan sambil melompat-lompat kecil menuju ruang kantor pribadi Adrian. Ia tidak jadi makan di rumah. Ia membawa kotak yang berisi makanan masakan Adrian dan modus tidak bisa mengoperasikan microwave.

Saat sampai di lantai kantor Adrian, Adrea bertemu dengan Adelia dan asisten Fala. Arah pandang mereka tertuju kepada Adrea, kemudian saling sikut dan berbisik.

Berhenti sejenak di hadapan mereka Adrea dengan hangat menyapa, "Hai, kalian sudah makan siang?"

Mereka sontak terdiam. Tersenyum kaku.

"Oh, hai, Adrea. Mau ke kantor Adrian?" Adelia bertanya basa-basi.

"Ya," Adrea mengangguk. Masih dengan senyum hangatnya.

"Sepertinya kamu sedang dalam suasana hati yang baik. Apa ada berita baik?" Asisten Fala bertanya.

Adrea menggelengkan kepalanya, "Oh iya, kalian sudah makan?" Adrea mengulang pertanyaan.

Adelia menggeleng. Belum. Pandangannya tertuju ke paperbag di tangan Adrea. "Itu apa?" Adelia bertanya dan berusaha meraih paperbag-nya.

Adrea menjauhkan masakan Adrian dari jangkauan tangan Adelia. Ia menggeleng, "Jika kalian belum makan, makan saja. Aku akan memberitahu Adrian dan meminta Izin,"

Tunangan Pemeran Utama Laki-lakiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang