Chapter 6

0 0 0
                                    

"pernikahan yang tak diinginkan..."





Hari pernikahan Arish dan Aisyah akhirnya tiba. Mereka telah sah menjadi suami istri di hadapan keluarga dan kerabat dekat. Namun, di dalam hati Arish, ada perasaan yang campur aduk. Dia masih tidak percaya dengan semua ini, seolah semua yang terjadi adalah mimpi buruk yang tidak bisa dia bangunkan.

Aisyah, tersenyum lalu mengambil tangan suaminya dan mencium lembut punggung tangannya. “Kita sudah resmi menjadi sepasang suami istri, mas..” katanya dengan penuh harapan. Namun, Arish hanya bisa menatapnya, tidak mampu mengatakan apa pun. Rasa sakit dan penyesalan terus menghantuinya, dan dia merasa terjebak dalam situasi yang tidak diinginkannya.

Tiba-tiba, suasana yang awalnya khidmat itu terganggu ketika Jasmin muncul di pintu. Dia berlari masuk, wajahnya dipenuhi dengan emosi yang tidak bisa dia sembunyikan. “Arish!” serunya, melihat tunangan nya berdiri di samping Aisyah. Dengan penuh kemarahan, Jasmin menghampiri Aisyah dan mendorongnya. “Dasar pelakor! berani-beraninya Lo merebut tunangan gw!” teriaknya, suaranya penuh dengan rasa sakit dan kemarahan.

Aisyah terkejut dan syok dengan perlakuan itu. Arish juga terkejut, berusaha meminta Jasmin untuk tenang. “Jasmin, tunggu!” dia berusaha menjelaskan, tetapi Jasmin sudah terlanjur emosional.

“Kenapa kamu tega menikahi perempuan lain, Arish?” Jasmin menatapnya dengan mata penuh air mata. “Apa kamu lupa dengan janji yang sudah kamu buat untukku? Kenapa kamu tega, Arish? Kenapa!? Kenapa Arish!? Jawab!”

Air mata Jasmin mengalir deras, dan dalam keadaan putus asa, dia mulai memukul-mukul dada Arish. Arish merasa hancur melihat keadaan Jasmin. Dia ingin menjelaskan, tetapi kata-kata itu terjebak di tenggorokannya. Dia tidak bisa menjelaskan bahwa semua ini bukan keinginannya, bahwa dia terpaksa menerima pernikahan ini.

Aneska yang melihat situasi tersebut segera mendekat, wajahnya menunjukkan ketidakpuasan. “Jasmin! Apa yang kamu lakukan di sini?” teriaknya, berusaha mengendalikan keadaan. “pergi dari sini jamin! Jangan membuat keributan!”

Tanpa berpikir panjang, Aneska menyuruh keamanan untuk mengusir Jasmin. Dua petugas keamanan segera menghampiri Jasmin dan mulai menyeretnya pergi. “Tolong! Arish!” Jasmin berteriak, berusaha memberontak. “Tolong, Arish! tolong aku!”

Namun, Arish hanya mampu diam, hatinya hancur melihat Jasmin diperlakukan dengan kasar. Dia ingin melindungi Jasmin, tetapi dia tahu bahwa melawan orang tuanya akan membawa konsekuensi yang lebih buruk. Dengan setiap detik yang berlalu, rasa sakit di dalam hatinya semakin dalam, dan dia merasa terjebak antara dua dunia yang tidak pernah dia inginkan.

Jasmin terus berteriak dan meminta tolong, tetapi suaranya semakin menjauh saat dia dibawa keluar dari ruangan. Arish merasakan seolah bagian dari dirinya telah diambil, dan saat semua orang di sekelilingnya bersorak merayakan pernikahan yang baru saja terjadi, hatinya hanya dipenuhi dengan kepedihan dan penyesalan. Dia tahu, meskipun dia telah menikahi Aisyah, hatinya akan selalu bersama Jasmin.
























End.

Ijabah CintaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang