part.13

121 38 0
                                    

_
_
_

Jimin kembali duduk dan mengambil diary milik Jiyoon, membaca ulang
setiap lembar nya. Semua tulisan itu hanya berisi kekaguman Jiyoon pada
Yoongi, tak ada satupun yang menceritakan tentang kisah cinta.
Tak menyangka Yoongi adalah seorang penyuka sesama jenis, hal yang sangat tabu buat Jimin dan pasti sangat terlarang untuk keluarga Jimin, karna appanya sering memberi kajian dengan topik percintaan sejenis yang di larang agama.

Semalaman hampir tak tidur karna terus kepikiran Jimin, pagi ini walaupun udah siap berangkat ke kampus, tapi Yoongi malas-malasan karna akan canggung bertemu Jimin.

Jimin sampai dikampus masih dengan pikiran yang tak tenang, kenapa Yoongi melakukan itu, apa sebenarnya hubungan Yoongi dan kakaknya Jiyoon.

Langkah Jimin terhenti, melihat punggung Yoongi berjalan cepat di depan nya. Kembali Jelas di ingatan Jimin saat Yoongi mencium bibir nya, perasaan aneh dan membuat bingung. Jimin merasa tak nyaman bertemu Yoongi.
Memutar badan dan meninggalkan kampus kembali berdiri di halte dan menaiki bus yang lewat.

Setelah perjalanan beberapa jam, Jimin sampai di pemakaman Jiyoon. Tempat yang rutin Jimin datangi bersama kedua orang tua nya atau pun sendiri. Jimin akan selalu datang setiap saat merindukan hyeong nya itu.

"Hyeong, apa yang sebenarnya terjadi ?. Benarkah Yoongi hanya sahabat mu, atau ada hubungan yang lebih dari itu ?". Jimin berbicara pada gundukan tanah yang di yakini sebagai Jiyoon kakaknya. Di tempat ini Jimin selalu bercerita panjang lebar seolah sang kakak bisa mendengarnya.

Duduk dikantin menghabiskan jam istirahat bersama teman-teman sekelasnya, mata Yoongi diam-diam memindai setiap sudut kantin mencari sosok Jimin.
Berfikir ingin menghubungi Jimin, tapi khawatir dan juga malu. Jimin berhasil menyita seluruh isi benak Yoongi hari ini.

Jimin pulang kerumah orang tuanya, karna banyak hal yang mengganggu
fikirannya saat ini.
eoma datang ke kamar, mengajak Jimin makan malam.

"Eoma, eoma bilang Jiyoon hyeong bunuh diri karna depresi, karna sering
di bully di sekolah ?"

"iya, kenapa kamu tanyakan itu ?"

"Apa yang membully itu Yoongi hyeong?. Kenapa eoma sangat membenci Yoongi ?. Dari buku Jiyoon hyeong yang kubaca Yoongi adalah orang yang paling baik padanya ?". Tanya Jimin.

"Sudah berapa kali eoma memperingatkan mu, jangan pernah menyentuh barang-barang Jiyoon". Bentak eoma nya, Jimin tau eoma nya selalu marah Jika dia mengungkit Jiyoon. Jimin terpaksa diam dan menyimpan rasa penasarannya. Karna dari saat kejadian meninggalnya Jiyoon Jimin kecil waktu itu sering mendengar nama Yoongi di sebut sebut dalam kemarahan
eoma dan appanya, tapi saat mulai membaca buku diary Jiyoon, terlalu banyak puja-puji Jiyoon terhadap Yoongi.
Tapi sekarang Jimin sudah dewasa, karena kejadian bersama Yoongi kemarin membuat Jimin berfikir lain.

Hari ke tiga, masih juga tak melihat Jimin. Yoongi tak bisa benar-benar
fokus dengan apapun. menghabiskan waktu di ruang musik. atau serius
membaca bahkan datang kelapangan untuk berolah raga, semua itu tak cukup mampu menghilangkan rasa tak enak hatinya atas apa yang terjadi antara dia dan Jimin.

"gilaaa, aku pasti sudah gilaaaa". Yoongi tak henti mengerutu pada dirinya sendiri.

Sedangkan Jimin memutuskan untuk berdiam diri di rumahnya sampai
akhir minggu. Sambil mencuri-curi kesempatan untuk melihat-lihat barang Jiyoon, berharap menemukan sesuatu yang dapat menjawab tanda tanya nya.

beberapa kali membuka history chat pada Yoongi. Semakin Jimin berusaha
melupakan kejadian itu tapi semakin tak mau hilang juga, bayangkan Yoongi berputar di benaknya.

"Bukankah seharusnya dia meminta maaf, atau setidaknya menghubungi ku. dasar batu" Gumam Jimin.

Yoongi terus memutar HP ditangan nya, ragu untuk menghubungi Jimin.

Jimin terperanjat Karna HP yang sedang dia pegang itu benar-benar berbunyi. Pesan dari Yoongi.

"Dimana ?". Jimin membaca pesan dari Yoongi.

"Dimana?..hanya bilang dimana??. Untuk apa kamu mau tau aku dimana. dasar egois. Bisakan bilang 'kamu dimana, aku minta maaf ya. bla bla bla.' Ini hanya 'dimana', tanpa tanda baca, atau tanpa emoticon apapun. Dasar batu". Umpat Jimin tanpa membalas pesan itu.

Yoongi menunggu cukup lama, melihat pesannya sudah di baca oleh Jimin tapi tak ada balasan.
Mengesampingkan ego nya dan menelpon Jimin. Mencobanya lagi dan lagi karna tak pernah diangkat Jimin.

HP itu terus berbunyi, Jimin meninggalkannya di kasur dan pergi menyelinap ke kamar tempat penyimpanan barang-barang Jiyoon. tempat
terlarang bagi Jimin tapi dia terus saja memasuki ruangan itu ketika merindukan hyeongnya.

Oema Jimin memasuki kamar karena mendengar suara HP Jimin tak berhenti berbunyi.

"Jiminaaa,,, Jiminaa..."

Jimin juga kaget melihat eoma ada dikamarnya dan nyaris mengangkat HPnya.

"Ya eoma" Jawab Jimin sambil menyembunyikan dua buku yang ia temukan dari tumpukan barang Jiyoon.

"Kamu dari mana malam-malam begini, telepon mu terus berbunyi, mungkin ada sesuatu yang penting". Ucap eoma Jimin.

Jimin gelagapan dan mencari alasan sebagai alibi.

Dan HP nya kembali berbunyi, melihat banyak panggilan tak terjawab dari
Yoongi.

Tetap tak ada jawaban, membuat Yoongi putus asa. Berfikir Jimin pasti benar-benarnmarah padanya.

Setelah 4 hari Jimin kembali ke kampus, masih berusaha menghindari Yoongi.

Yoongi memergoki Jimin beberapa kali menghindarinya dari pagi. bahkan
sampai sore menunggunya di depan gereja. Lalu pindah ke halte yang biasa di lewati Jimin ketika pulang.

Jimin tetap tak menampakkan batang hidungnya pada Yoongi. Berpura-pura memasuki gereja lalu keluar lewat pintu lain dan berlari ke kost an nya.

Menunggu di halte sampai malam dan tak juga ada tanda-tanda Jimin
akan lewat. Entah kenapa hatinya merasa perlu meminta maaf dan memberi penjelasan pada Jimin.

Karena sudah cukup malam, akhirnya Yoongi memutuskan untuk berjalan
mendatangi tempat tinggal Jimin yang ia tau tak jauh dari halte itu.

Jimin deg-degan mendengar seseorang mengetuk pintuk.


- to be continued -

It's YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang