Hujan gerimis menyapa kota Seoul saat Jihyo dan sahabatnya Tzuyu melangkah memasuki galeri seni. Udara dingin menusuk kulitnya, membuat tubuhnya sedikit bergidik. Ia menarik napas dalam-dalam, menghirup aroma kota yang basah dan sedikit harum tanah.
Jihyo berjalan pelan, matanya tertuju pada lukisan-lukisan yang dipajang di dinding. Setiap goresan cat, setiap gradasi warna, seolah berbisik padanya, menceritakan kisah yang berbeda.
Namun, di antara sekian banyak lukisan yang indah, satu lukisan menarik perhatian Jihyo. Sebuah lukisan abstrak dengan dominasi warna merah dan hitam.
"One Spark," bisik Jihyo, membaca judul lukisan itu.
Lukisan itu menggambarkan percikan api yang kecil, hampir tak terlihat, namun memancarkan cahaya yang kuat, seolah menerobos kegelapan. Jihyo terpaku, matanya seolah terhipnotis oleh lukisan itu.
Tiba-tiba, sebuah suara lembut memecah lamunannya.
"Kau suka lukisan itu?"
Jihyo menoleh, matanya berbinar-binar ketika melihat Tzuyu berdiri di sampingnya.
"Ya, aku suka," jawab Jihyo, "Lukisan ini… sangat menarik. Seakan ada kekuatan yang tersembunyi di dalamnya."
Tzuyu tersenyum, matanya berbinar setuju. "Aku juga suka lukisan ini. Sangat kuat, meskipun hanya satu percikan api."
"Kau… kau mengerti?" Jihyo bertanya, matanya tertuju pada Tzuyu.
Tzuyu mengangguk. "Ya. Satu percikan api bisa mengubah segalanya. Ia bisa menghidupkan api yang lebih besar, menerangi kegelapan, dan memberikan harapan."
Jihyo terdiam, matanya tak lepas dari wajah Tzuyu. Ia terkesima dengan cara Tzuyu memandang lukisan itu, dengan cara Tzuyu memaknai makna di baliknya.
"Aku… aku ingin membeli lukisan ini," kata Jihyo, tanpa sadar.
Tzuyu terkejut. "Kau serius?"
Jihyo mengangguk. "Ya. Aku ingin memiliki lukisan ini, ingin menyimpannya di rumahku."
Tzuyu tersenyum, matanya memancarkan cahaya hangat. "Bagus. Aku senang kau suka dengan lukisan ini."
Mereka berdua berjalan keluar dari galeri seni, hujan semakin deras, menghantam tubuh mereka dengan lembut.
"Tzuyu," kata Jihyo, "Kau tahu… kau adalah satu percikan api untukku."
Tzuyu menoleh, matanya bertemu dengan mata Jihyo. "Aku…?"
Jihyo mengangguk. "Ya. Kau telah menerangi hidupku. Kau telah memberikan harapan, menunjukkan jalan yang benar. Kau… adalah satu percikan api yang mengubah segalanya."
Tzuyu tersenyum, matanya berbinar. "Aku… aku juga merasa begitu. Kau adalah satu percikan api untukku, Jihyo-ya"
Mereka berdua terdiam, hanya suara hujan yang menyapa mereka.
"One spark," bisik Jihyo, "Hanya satu percikan api. Namun, ia bisa mengubah segalanya."
Tzuyu mengangguk setuju. "Hanya satu percikan api. Namun, ia bisa menyala lebih besar, menerangi dunia."
Jihyo tersenyum, hatinya terasa hangat. Ia tahu, persahabatan mereka, cinta mereka, hanya satu percikan api. Namun, percikan api itu cukup untuk mengubah segalanya, untuk menerangi dunia mereka.
Mereka berdua melangkah maju, bersama-sama, di bawah guyuran hujan yang lembut, dengan satu percikan api yang menyala di hati mereka. Tzuyu tersenyum bahagia dan memamerkan lesung pipinya yang manis itu."Aku hanya menggodamu, Tzuyu-ya. Dasar pabo!" Ucap Jihyo setelah memukul pelan dada Tzuyu dan segera berlari. Sejujurnya ia tidak kuat melihat senyum Tzuyu. Bisa-bisa percikan api dihatinya akan meleleh karenanya. Ia cukup malu menunjukkan wajahnya yang akan memerah.
"Jihyo-ya, katakan sejujurnya bahwa kamu juga menyukaiku" Teriak Tzuyu sambil berlari mengejarnya. Tentu saja Tzuyu cukup peka akan hal itu. Sebenarnya mereka berdua sudah lama saling menyukai, hanya saja mereka takut persahabatannya rusak.
Ai
KAMU SEDANG MEMBACA
ONESHOT (SATZU/MITZU/JITZU)
RandomCerita hanyalah karangan Penulis. Saya berusaha memberikan karya-karya yang baik. 🍭Story tentang couple Satzu, Mitzu, Jitzu atau salah satunya. 🍭Atau mungkin hanya sekedar POV saja.