20. Kebahagiaannya

6 3 0
                                    

Hingga kini hanya tinggal Shen Hua dan Wang Zifei, tanpa kerumunan orang-orang itu lagi. Mereka berdiri hanya berjarak beberapa meter dari satu sama lain. Shen Hua menunggu, namun sang pangeran tidak kunjung pergi dari sana— atau memutuskan pandangan mereka. Shen Hua terus menatap Wang Zifei, sekali lagi, gelap bertemu dengan cerah seperti tadi malam. Apa yang Wang Zifei lakukan di sana? Apa dia melihat semua kejadian yang baru saja terjadi?

Rasa sakit di pipinya mengalihkan tatapan Shen Hua dari Wang Zifei, apapun itu ia tidak peduli. Mungkin dulu dirinya yang naive akan berteriak penuh kegembiraan ketika bertemu dengan Wang Zifei, tetapi sekarang, mereka berdua hanyalah masa lalu. Bukankah sang pangeran seharusnya sudah menikahi putri Lian Ying? Tetapi lihatlah dia malah berkeliaran di sini, mengunjungi tempat hiburan dan sebagainya. Shen Hua mendengus, pada akhirnya semua laki-laki sama saja! Tidak peduli apakah itu seorang pangeran atau orang biasa!

Shen Hua melongos masuk ke dalam rumah. Perutnya lapar dan ia harus bangun lebih pagi dari yang seharusnya. Sepertinya, kunjungan yang akan ia lakukan menjadi lebih awal dari yang ia kira.

...

Sudah lima tahun berlalu, tidak terhitung lagi sudah berapa kali sang wanita mendaki bukit itu. Padahal perjalanan yang ia tempuh juga bukan perjalanan yang jauh. Di sepanjang perjalanan, bibirnya yang merekah tidak berhenti untuk mengumpat. "Kau akan membuat pelangganmu ketakutan jika terus berkata kotor seperti itu, aku pikir Perbatasan benar-benar sesuai dengan sifatmu yang arogan." Kepala Shen Hua terangkat setelah mendengar suara pria dewasa yang mengejeknya.

"Aku bisa menjadi wanita baik hati, lemah lembut, elegan ataupun wanita berpendidikan seperti seorang ratu, tetapi jika dihadapanmu, aku pikir aku tidak perlu berpura-pura." Shen Hua menghembuskan nafas dengan kasar setelah sampai di tempat tujuannya. "Apa kau sekarang tambah tua? Semakin gendut?" ejek Shen Hua lagi, mencibir kepada penjaga Song Zai yang melotot dan mengarahkan cambuk yang selalu ia bawa ke arah Shen Hua. Cambuk itu tidak pernah mengenainya karena pria itu tidak sungguh-sungguh dalam memukulnya.

"Kau terlalu menikmati hidupmu di sini, apa kau tidak ingin kembali ke ibu kota? Aisshh... kau benar-benar." Shen Hua selalu eskpresif dalam berbicara dan sekarang ia mencibir Song Zai hanya dengan eskpresi wajahnya.

"Jika kau tidak segera pergi dari sini aku benar-benar akan memukulmu!" gertak Song Zai.

"Iya, iya, iya. Aku pergi. Kau benar-benar kasar! Dimana mereka?" tanyanya lagi. Song Zai menunjuk dengan dagunya ke arah belakang kediaman tua nan besar. Shen Hua-pun menganggguk sebelum kemudian berlalu meninggalkan penjaga Song Zai yang kembali pada kesibukannya.

Kesalahpahaman diantara mereka hanya terjadi pada pertemuan pertama. Karena Shen Yandao masih tinggal di penampungan, iapun harus sering-sering berkunjung ke tempat itu. Sekarang, sang penjaga yang tiba-tiba saja menemukan cinta sejatinya di Perbatasan memutuskan untuk tidak kembali ke ibukota.

Saat sang penjaga berkata demikian, Shen Hua hanya bisa menggelengkan kepala tidak percaya. Antara Song Zai yang sudah menyerah untuk kembali ke ibukota, terlalu nyaman di Perbatasan atau berubah haluan karena jatuh cinta, apapun itu, sekarang ia akan terus bertemu dengan pria itu. Suka atau tidak suka

Tidak seperti halaman depan yang hanya ada penjaga Song Zai seorang diri, di halaman belakang begitu ramai dengan anak-anak baik laki-laki ataupun perempuan. Ada yang sedang bermain, namun ada pula yang tengah berlatih menggunakan pedang dari kayu. Di depan anak-anak itu, berdiri seorang remaja laki-laki, mengayunkan pedang kayunya, mencontohkan setiap gerakan yang ia ketahui yang kemudian diikuti teriakan kekaguman dari anak-anak yang melihatnya.

"Pegang pedangnya dengan erat, lalu ayunkan—" padahal Shen Hua sudah melangkah dengan begitu pelan, ia juga membuat gestur agar anak-anak itu tidak memberitahukan keberadaannya, namun remaja laki-laki di depannya masih menyadari keberadaannya dan berbalik. "Kakak." Shen Yandao, yang semula hanyalah seorang bocah laki-laki kurus yang cengeng namun berani kini telah berubah menjadi seorang remaja laki-laki yang begitu rupawan. Banyak sedikitnya, Shen Yandao memiliki beberapa kemiripin dengan dirinya. Ini membuktikan jika mereka benar-benar kakak dan adik.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: 14 hours ago ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

The Bloom of Your Flower Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang