Di lantai dua Ashley menatap gerombolan pria memasuki penginapan, dahinya tampak mengernyit hingga tatapan nya jatuh pada ikat pinggang salah satu pria yang tampak memimpin jalan. Jaden keluar dari kamar menghampiri nya.
"Ada apa?"."Raja Bandit, apa mereka telah berganti pemimpin?". Tanya Ashley. Jaden melihat ke bawah, setelah itu Jaden tampak mengernyit.
"Romano...anak selir pertama raja bandit."
Ashley menatap Jaden sekilas. Beberapa pengunjung penginapan melewati mereka.
"Hari apa ini, kenapa bisa sial sekali bertemu raja bandit.""Sst, jangan bicara sembarangan."
"Ku dengar dia mencari calon istrinya. Di lihat-lihat mungkin istri nya juga berada di penginapan ini."
"Melihat statusnya saja wanita mana yang tidak kabur, tampan tapi statusnya terlalu mengerikan. Lebih baik aku juga kabur jika di nikahkan dengan nya."
"Kau benar."
Ashley dan Jaden saling melirik.
"Dimana Alea?". Tanya mereka bersamaan.Hari sudah siang, Alea pergi sebelum sempat sarapan. Itu semua karena ingin menghindari Ashley. Jaden menepuk bahunya.
"Kita Cari. Mungkin dia tersesat."Di sebuah ruangan yang tampak kotor Alea melenguh merasa pusing di kepalanya juga rasa berat di kedua pergelangan tangan nya. Begitu penglihatan nya jelas, dia tersentak.
"Ini.."
Cring!
Bunyi rantai terdengar memilukan. Alea rasanya ingin tertawa, bagaimana bisa dia semudah ini tertangkap? Ini semua karena Serena, firasat nya ternyata benar jika Serena bukan lah wanita biasa.
Alea pikir dia tidak memiliki dendam dengan wanita itu, tapi kenapa dirinya di tangkap? Dan ruangan bobrok ini terlihat seperti sebuah gudang kayu.
Alea memegangi kepalanya dan merasakan dahinya basah dengan bau anyir.
"Shit! Apa yang mereka inginkan? Untuk apa mereka menangkap ku?"."Jangan bilang wanita itu menyukai Ashley atau Jaden? Melihat aku sebagai penghalang dan menyingkirkan ku?". Alea menggeleng. Tidak yakin, mengingat tatapan Serena selama ini hanya berfokus pada nya.
Pasti ada sesuatu yang salah. Tapi yang pasti Alea harus keluar dari sini dulu.
Di meja lantai satu penginapan seorang bawahan berlari dan berbisik.
"Ketua kami menemukan nona, tapi..."Morano mengernyit dan beberapa orang mengikuti nya dari belakang menuju sebuah rumah reot yang berada timur desa.
Seseorang membuka pintu gudang kayu, Alea mendongak dan mendesis sinis begitu melihat Serena yang tersenyum begitu melihat nya.
"Apa mau mu?". Gertak gigi Alea."Mau ku? Aku tidak ingin kau merusak rencana ku."
Alea ingin tertawa rasanya. Rencana apa? Dia bahkan mengenal Serena karena Serena sendiri yang mendekati nya.
"Kau waras? Sebaiknya minum obat mu." Sinis Alea.Serena memutar matanya acuh.
"Ku beritahu kamu, setidaknya kamu tidak akan menjadi arwah penasaran."Alea semakin menggertak kan giginya, rasanya dia ingin mencabik-cabik wanita aneh di depannya. Wajahnya saja yang cantik tapi otak nya seperti nya tertinggal saat pembagian akal.
"Hmm...aku mulai dari mana ya?". Serena mengetuk jari nya di dagu. Warna merah di kuku membuat daya pikatnya bisa membuat pria berlutut di bawah kaki nya.
Sebuah pemikiran tiba-tiba melintas di benak Alea.
"Apa kau iri denganku?". Suara Alea yang terdengar meremehkan menyentak Serena."Apa yang kau katakan!?".
KAMU SEDANG MEMBACA
Big Man!
General FictionAlea adalah gadis modern.Namun sebuah kalung peninggalan leluhurnya membawanya menuju ke dunia lain.Dunia yang benar-benar berbeda.