Akhir Musim Panas, 1355.
Langit di atas daratan kota Fengyuan tampak berwarna biru pudar dengan awan putihnya yang menyebar. Matahari mulai kembali ke peraduannya, memancarkan cahaya keemasan yang menyatu dengan atap-atap rumah penduduk di kota ini. Lampion-lampion kertas juga mulai dinyalakan di setiap rumah guna memberikan cahaya ketika hari menjelang malam.
Pada saat itu, Jelme beserta rombongannya baru sampai di kota setelah melakukan perjalanan kurang lebih 25 hari. Mereka juga sempat berhenti di beberapa daerah untuk mengganti kuda dan beristirahat, salah satunya di Qinzhou.
Tuan Zhang yang memimpin perjalanan ini menghentikan kudanya di depan sebuah gerbang tinggi yang dijaga oleh dua orang pengawal. Hanya memperlihatkan wajah saja, dua pengawal itu langsung membuka gerbang dan memberikan izin pada Tuan Zhang masuk ke halaman bersama yang lain.
“Selama di Fengyuan, kita akan tinggal di rumah ini.” Tuan Zhang menyampaikan sedikit informasi setelah dirinya turun dari kuda.
Jelme yang turun dari kuda diikuti Pangeran Xijing mendekati Tuan Zhang. “Berapa lama kira-kiranya kita disini?”
“Tergantung.” Tuan Zhang memandang semua orang yang berdiri di hadapannya. “Mungkin hanya beberapa hari atau bahkan beberapa minggu. Tergantung seberapa besar masalah yang kita hadapi nanti.”
Setelahnya tidak ada lagi yang berbicara atau bertanya. Tuan Zhang langsung meminta bantuan Pelayan Wei untuk mengatur tempat tinggal mereka selama di Fengyuan. Meski rumah ini berada dalam satu halaman, tapi ada beberapa bangunan berbeda yang satu sama lainnya terhalang tembok serta sekat. Sengaja Pelayan Wei mengatur ini semua, karena sesuai permintaan Tuan Liu. Ia dan Tuan Zhang akan menjaga Jelme dimanapun dan kapanpun. Apalagi dengan adanya keberadaan dua pria yang berada di dekat gadis itu.
Sementara Wang Joon yang tidak banyak bertanya, hanya memperhatikan rumah ini sekilas. Ada banyak pelayan dan penjaga. Ia yakin rumah ini salah satu kekayaan milik Tuan Liu.
Kemudian Pelayan Wei mulai membagi tempat istirahat masing-masing. Jelme dan Meizi di sebelah barat yang sedikit jauh dari gerbang, berdekatan dengan bangunan tempat istirahatnya Tuan Zhang dan Pelayan Wei. Sedangkan Wang Joon dan Kasim Han beristirahat di bangunan sebelah selatan, serta Pangeran Xijing dan Torege berada di arah utara.
Sebelum Wang Joon beristirahat di bangunan sebelah selatan, ia sempat melihat Jelme dan Pangeran Xijing berjalan ke arah yang sama. Ia mengernyitkan dahi, semakin merasa tidak nyaman dengan kedekatan mereka.
“Jeoha?”
Wang Joon tersadar dari lamunannya saat mendengar Kasim Han memanggilnya—bukan untuk yang pertama kali. Rupanya sedari tadi ia hanya memperhatikan gadis itu bersama Pangeran Xijing.
“Ada sesuatu yang membuat Anda tidak nyaman?” Kasim Han bertanya hati-hati sambil melirik kemana arahnya Jelme pergi.
Wang Joon menghela napas pelan lalu berbalik tanpa menjawab pertanyaan Kasim Han. Perjalanan yang cukup jauh membuatnya mudah emosi tanpa sebab.
KAMU SEDANG MEMBACA
BOUND BY FATE [ON GOING]
Romance[HISTORICAL-ANGST-POLITICAL] Sejak Dinasti Goryeo secara resmi menjadi negara bawahan Kekaisaran Mongol pada tahun 1259, calon penguasa Goryeo biasanya akan dikirim ke Dinasti Yuan untuk menerima pendidikan dan pelatihan dari pemerintah Mongol. Hal...