12

42 13 6
                                    

Sesampainya dirumah dunk langsung terduduk lemas di lantai, dari tadi dia nahan buat ngga nangis di depan pond, dadanya sampe sesek banget, dia bingung, antara percaya ngga percaya sama apa yang di omongin ohm tadi, disisi lain dunk tau Joong ngga akan ngelakuin hal itu ke dia, hubungan mereka udah lama, dia udah kenal Joong lama juga, Joong bukan orang yang jahat sampe tega ngelakuin itu ke dia

Tapi disisi lain ada mobil Joong disana, dunk ngga salah lihat tadi bener bener mobil Joong, semuanya masuk akal sekarang, dari mulai bekas cupangan yang ada di leher phi book sama Joong, kamar apartemen itu, chat phi book tadi pagi, dan mobil Joong? Semua berhubungan satu sama lain

Air mata dunk mulai mengalir deras, rasanya bener bener sakit, dia masih belum bisa mengerti sampai sekarang

Isakan demi isakan keluar dari mulut dunk, ia berusaha menutup erat mulutnya dengan kedua tangan, agar tidak ada yang mendengar isakan itu, hampir 30 menit dia menangis di belakang pintunya, kepalanya mulai agak pusing, pandangannya mulai kabur

Ia berdiri perlahan dari duduknya lalu berusaha berjalan tertatih lemas ke kamarnya, tangannya meraba tembok demi tembok, dengan gemetar dunk membuka pintu kamarnya, sesampainya di dalam kamar dunk segera mencari obat obat miliknya di laci nakas dan cepat cepat meminum beberapa obat acak

"Huh........" Dunk berusaha mengatur nafasnya perlahan agar rasa sakit di kepalanya perlahan mereda tapi entah kenapa sakitnya malah makin parah, ia merebahkan badannya di kasur berharap ia bisa tidur dan sakitnya akan sembuh besok, tapi sayang sampai beberapa jam rasa sakit di kepalanya masih sangat terasa

Dunk menatap langit langit kamarnya, kedua tangannya mengepal menahan sakit yang dia rasakan, yang ada di kepala dunk saat itu hanya kalau dia mati sekarang, mungkin tidak ada yang akan menemukannya,
malam itu terasa panjang, dunk ngga sempet lihat jam, berapa lama sakit yang dia rasakan yang ia tau hanya rasanya lama sekali, dia berkali kali mencoba untuk tidur tapi tidak bisa, sakit ini memaksanya untuk tetap membuka mata, sampai pada akhirnya kedua matanya dapat terpejam, bukan karna terlelap tidur, melaikan karna ia tidak kuat menahan sakitnya dan pingsan

_________

Kring......... Suara alaram keras membangunkan dunk dari pingsannya

Dunk perlahan membuka matanya

Huh............

Helaan nafas pertama di pagi ini

Dunk baru inget semalem dia pingsan, mungkin karna pengaruh obat, ia perlahan mendudukan dirinya, sakit kepalanya agak mereda, yaaa paling kerasa dikit cuma ngga separah kemarin

Oh iya dunk baru inget, hari ini kemoterapi terakhirnya, dia cepat cepat beranjak dari kasurnya ke kamar mandi

Setelah selesai mandi, dunk langsung siap siap seperti biasa, btw dia ngga libur ya hari ini kerjanya, jadi habis dari rumah sakit dia langsung ke toko

Dunk melihat pantulan dirinya di kaca, mata sembab terlihat jelas di wajahnya, dunk menghela nafasnya, ia cepat cepat menyelesaikan siap siapnya lalu mengambil tas serta kaca mata dan berangkat

Perjalanan memakan waktu sekitar 30 menit karna macet juga, dunk turun dari bus lalu berjalan ke rumah sakit

"Pond" panggil dunk yang kebetulan lihat pond keluar dari kamar mandi

Sontak pond yang terpanggil langsung menoleh kearah sumber suara "lah udah Dateng" ujar pond kaget, ia segera berjalan menghampiri dunk, btw kenapa dunk ngga di jemput pond kaya biasanya? Karna kebetulan pagi tadi pond ada oprasi jadi ngga keburu kalo jmput dunk, ini aja dia baru banget selesai oprasinya

Dunk tersenyum "iya baru aja sampe" balas dunk

Pond mengerutkan keningnya "Lo kenapa pake kecamatan item siang siang dah?" Tanya pond karna merasa aneh ngelihat dunk pake kacamata hari ini, pasalnya kalau kacamata biasa oke lah, ini kacamata item

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: 5 hours ago ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

dream positionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang