Tuan Muda Wu punya beberapa sahabat, selain Xie Yuchen. Tuan Muda Wu adalah orang baik, anak suci yang polos dan tulus. Seharusnya disampingnya selalu ada Pangzi dan Wang Meng yang menjaganya, menemaninya sampai setidaknya Zhang Qiling kembali dari gerbang perunggu. Tapi Jangankan jejaknya, sisa-sisa keberadaanya pun tak dapat ditemukan.
Zhang Qiling telah mengelilingi seluruh Wushanju selama beberapa hari, tapi Wu Xie tak terlihat sedikitpun. Dua hari yang lalu Ia pergi ke toko Jin Wantang, Wu Xie pernah pergi kesana entah berapa tahun yang lalu. Tapi bukan hanya itu alasannya mendatangi Jin Wantang. Sebelum pergi ke Gunung Changbai, dirinya pernah memberi sebuah gelang berbentuk butiran giok yang disambung dengan ukiran kalajengking. Dengan karakter Wu Xie yang ingin terus berjalan bersamanya, bahkan saat moment terakhir mereka di pemandian air panas, orang itu mungkin tak akan melepaskannya dengan mudah. Dan gelang itu pasti akan menjadi satu-satunya jalan bagi Wu Xie untuk.. mencari sisa-sisa keberadaanya.
Zhang Qiling juga bukanlah bukan manusia seperti yang orang-orang pikirkan, dia memang dingin dalam keheningannya, tapi bukan berati Ia tak memiliki perasaan seperti manusia. Belakangan sejak Ia bertemu Wu Xie dan Pangzi, Ia merasa perasaan manusianya menguat.
Dalam renungan itu Ia teringat, ketika mereka harus berpisah untuk pergi ke Banai dan Gunung Siguniang. Setelah pergi dari kediaman Keluarga Hou, Pangzi berkata, "Xiaoge, sekarang kau lebih memiliki perasaan manusia" . Setelah dipikir-pikir, apa yang dikatakan Pangzi memang benar.
Saat terjebak di dalam gunung, di sebuah ruang dengan giok dingin yang besar, Ia tak bisa membohongi dirinya sendiri bahwa diambang kematian itu, diantara batas kesadarannya karena kedinginan, seseorang yang dia pikirkan hanyalah Wu Xie, yang kini telah diakunya sebagai penghubung antara dirinya dengan dunia luar.
Setelah sepuluh tahun, Jin Wantang kini hanya seorang kakek-kakek tua renta yang harus memakai tongkatnya untuk berdiri. Kala itu matanya terbelalak dengan setengah terkejut melihat sesosok manusia yang sama sekali tak berubah sejak pertama kali dilihatnya, di tangan kanannya, Ia menggenggam sebuah pedang (yang sebenarnya tergolong pisau) seolah mengancam akan membunuhnya. Begitu bertemu pandang, kedua lensa mata yang sudah katarak itu hanya kosong, mengenang jauh peristiwa di Banai yang melibatkan sebuah naskah Yangshi Lei milik keluarga Zhang.
Jin Wantanglah yang mencuri gulungan Yangshi Lei, menyembunyikannya dan menjahit naskah itu di bawah alas kakinya.
Zhang Qiling tak terkalahkan. Entah bagaimana dia bisa membunuh seseorang hanya dengan kedua jari panjangnya yang khas, seolah Ia tak hanya punya kekuatan fisik yang luar biasa, tapi juga kekuatan spiritual yang tak terlihat namun menyakiti secara nyata.
Jin Wantang mendesah setengah ketakutan, Ia masih ingat dengan jelas bagaimana Zhang Qiling mematahkan kaki kanannya dan membuat seorang pekerja dalam tim ekspedisi itu menjadi gila dan mati.
"Kenapa anda datang?" Jin Wantang berkata lirih, wajahnya ketakutan dan bergetar sampai hampir mengompol. Semua orang Mystic Nine juga akan terkejut melihat Zhang Qiling masih hidup dengan kondisi fisik terawetkan sama sekali tak berubah walau hanya sedikit saja. Orang ini bahkan jauh lebih tua dibanding dirinya.
Zhang Qiling tak menjawab, Ia maju selangkah, tapi bahkan langkah kecilnya sudah membuat Jin Wantang teintimidasi sampai tersungkur ke belakang, samar-sama Ia meminta ampun, memohon untuk hidupnya sendiri.
Zhang Qiling mengangkat pedangnya, membalik salah satu sisi pedangnya untuk menunjukkan sebuah kilau bertuliskan 'Qing Feng'
Melihat Zhang Qiling hanya membalik bilah pedangnya dan tidak bereaksi dengan dirinya, Jin Wantang berkerut, setengah keheranan, juga agak lega, sepertinya Zhang Qiling tak akan membunuhnya hari ini.

KAMU SEDANG MEMBACA
Sound of the Emptiness
Fanfiction"Untuk melupakan seseorang, hal pertama yang harus dilupakan adalah suaranya." "Untuk mengingat seseorang, hal pertama yang harus diingat adalah matanya." Sepuluh tahun sudah berlalu, Zhang Qiling akhirnya melangkah keluar dari Gerbang Perunggu. Ket...