Irresistible Sight | Irresistible Series #2

Chapter 58: Forty Six Gifts and Two Cakes

Besok adalah hari yang spesial bagi si kembar karena besok adalah hari ulang tahun mereka berdua, Camila dan Cecelia. Tentu saja mereka bertiga, Valerie bersama dengan Labonair bersaudara, sibuk menyiapkan pesta kecil-kecilan bagi si kembar yang akan diadakan di rumah mereka.

Hanya akan ada beberapa kerabat terdekat dari Camila dan Cecelia yang datang, termasuk Damien. Ryke mengundang Damien beserta Stella dan Greyson, paket lengkap, karena kedua gadis kecilnya itu memintanya untuk menghadirkan Damien. Entah sedekat apa kedua anak itu dengan Damien, tetapi yang dapat ia lihat dari saat Damien melakukan panggilan video bersama Camila dan Cecelia, kelihatan sekali kalau kedua anak itu nyaman berbicara dengan Damien dan juga Damien yang kelihatan peduli dan sayang kepada kedua anak itu.

Memang terkadang Damien bisa sekali menunjukkan wujud yang berbeda, yang lebih manis, di depan orang-orang tertentu. Maka dari itu, banyak yang nyaman berada di dekatnya, contohnya seperti Valerie yang sudah menganggap pria itu sebagai kakaknya, begitu pun sebaliknya.

Pagi itu setelah Ryke mengantarkan Camila dan Cecelia ke sekolah, ia kembali ke rumahnya sebentar untuk menjemput Valerie dan juga Rhae karena agendanya setelah ia menurunkan adiknya itu di kampusnya, ia dan juga Valerie akan pergi untuk mencari kado untuk si kembar di Old Town.

"Berapa mata kuliah hari ini?" tanya Ryke kapada adiknya yang duduk di kursi belakang.

"Tiga. Public health ethics, biostatics– Oh, hanya dua mata kuliah hari ini. Tapi, aku sepertinya akan pulang lebih telat dari biasanya. Margaret mengadakan pesta di pub dekat kampus. Aku harap kau tidak masalah dengan itu," kata Rhae.

Ryke mengangguk. "Tentu saja, Rhae. Kau bebas melakukan apa saja, selama semua tugasmu selesai dan tidak lupa untuk membungkus kado untuk kedua keponakanmu itu."

"Semuanya sudah siap, Ryke. Kau tidak perlu khawatir," jawabnya sambil tertawa.

"Oh, satu pertanyaan lagi. Temanmu itu, Margaret, tidak mengundang Louis, 'kan? Aku tidak akan membiarkan bajingan itu ada di dekat. Jangankan di dekatmu, ada di dalam satu ruangan yang sama walau berjauhan pun aku tidak akan membiarkannya," kata Ryke panjang lebar seraya memasuki kawasan kampus Rhae.

Louis adalah mantan dari Rhae yang melakukan kekerasan terhadap Rhae selama satu tahun belakangan ini setelah mereka hampir berpacaran selama empat tahun. Semua bentuk kekerasan, Rhae dapatkan dari lelaki itu. Ketika Ryke mengetahuinya hal itu, dari mata adiknya itu yang sedikit lebam pada saat ia hendak memberikannya kejutan ulang tahun di tengah malam, ia tidak bertanya siapa yang melakukannya dan apa alasan adiknya seperti itu, melainkan ia langsung menarik adiknya ke dalam pelukannya walaupun ia sangat amat marah dan tidak sabar untuk menghajar siapapun yang berani melakukan itu terhadap adik kesayangannya itu.

Keesokan harinya, yang seharusnya ia kembali ke San Franciosco, ia membatalkan penerbangannya untuk mencari Louis di seluruh Edinburgh dan ketika ia menemukan lelaki itu sedang mabuk bersama dengan beberapa perempuan lain di sampingnya, ia langsung menghajar Louis habis-habisan dan tiada satu pun orang yang berani untuk menghentikannya.

Jadi, sebagai kakak yang sangat protektif terhadap adik perempuannya itu, ia tidak akan membiarkan Louis untuk memiliki kesempatan untuk dekat lagi dengan adiknya, walau ia sudah meminta maaf di depan kaki adiknya. Ia tidak mau memberikan kesempatan bagi Louis untuk menghancurkan kehidupan Rhae lagi karena kalau hal itu terjadi lagi, ia tidak akan ragu untuk membunuh lelaki itu. Di depan kedua orang tuanya kalau bisa, agar mereka dapat melihat betapa gagalnya mereka untuk mendidik dan membesarkan anak laki-lakinya.

"Tidak ada yang berani mengundangku dan Louis ke acara yang sama, Ryke, setelah semua orang tahu kau menghajar Louis beberapa waktu yang lalu. Semua teman-temanku takut kalau kau akan datang ke pesta mereka untuk menghancurkannya dengan melempar Louis ke tengah kerumunan," sahut Rhae dengan nadanya yang datar karena terkadang ia merasa terlalu dianggap seperti anak kecil oleh kakaknya itu dan ia tidak menyukainya.