22

280 61 6
                                    

Serena membuka gorden kereta kuda, melihat Moreno yang menunggang kuda tepat di samping kereta kuda Alea, dia tidak bisa menutupi kebencian nya.

Bahkan saat tiga hari perjalanan mereka beristirahat di hutan Morena tidak memperdulikan nya. Semua perhatian hanya untuk Alea, Alea dan Alea.

Serena mencengkram erat wadah air di tangan nya. Lihatlah ekspresi lugu Alea, menerima semua perhatian Morano tapi tatapan nya seolah mencoba menghindari Morano. Triknya... benar-benar licik.

Dalam lima hari akhirnya mereka sampai di kediaman Bandit. Istana yang terbuat dari batu dengan lahan sekitar di kelilingi rumput hijau dan pegunungan yang terlihat jelas.

Serena menatap penuh iri setiap sentuhan fisik yang di dapatkan Alea dari Morano.
Alea keluar dari kereta kuda. Dengan lembut Morano menyingkirkan helaian rambut Alea yang berantakan. Bahkan menggenggam tangan Alea yang mencoba menolak.

"Berpura-pura...trikmu sangat cerdik." Hingga Morano berpaling dari dirinya.
Pantas saja Alea menggunakan trik tarik ulur, sangat berbanding dengan Serena yang dengan sukarela mendekati Morano.

Melihat mereka berdua memasuki istana bandit Serena berbalik menuju halaman asri yang di penuhi bunga.

"Ayah!"

"Ayah!"

"Ada apa?".
Sorang pria paruh baya yang tengah memotong daun pada tanaman membelakangi nya.

Serena bergegas mendekat.
"Aku tidak mau tau, aku ingin mempercepat pernikahan ku."

"Tanggal pernikahan sudah di tetapkan dalam dua bulan lagi. Apa yang membuatmu begitu terburu-buru?". Sarga melirik putri nya.

"Morano membawa wanita itu."

Sarga terdiam. Dia ingat tiga minggu yang lalu Serena memergoki Morano menyimpan sebuah lukisan wanita. Dan mencuri dengar saat Morano memerintah kan bawahan untuk ikut pergi mencari wanita dalam gambar.

Serena yang merasakan api cemburu diam-diam pergi. Menurut dari cerita bawahan nya yang bergosip.

"Ketua bertemu cinta pertama nya di desa Rawa saat mengadakan perkunjungan dengan pejabat."

"Memiliki calon istri yang cantik tapi tetap menaruh hati pada wanita lain. Serena sungguh kasihan."

Serena menunggangi kuda pergi ke rawa dan mencari wanita dalam foto. Tapi Alea telah pergi dari sana.

Hingga berspekulasi, jika wanita dalam foto bukan berasal dari desa Rawa berarti wanita itu sedang berlibur atau seorang penjelajah.

Satu tempat yang sangat di minati para penjelajah atau orang-orang yang menyukai keindahan pasti akan pergi ke desa kehidupan maka dari itu Serena pergi kesana. Hingga berlalu tujuh hari Serena bertemu dengan Alea di pemandian air panas.

Menggunakan trik mendekati dan menjebak. Ingin menyingkirkan Alea sebelum Morano menemukan nya. Tapi naas nya, bukan saja Morano menemukan Alea. Tapi juga memergoki Serena menganiaya Alea.

"Baiklah, aku akan berbicara dengan Hans."

Serena tersenyum senang. Sekelebat kelicikan dan keangkuhan melintasi mata nya.

Alea memasuki sebuah kamar di menara batu. Jendela terbuka dengan gorden berkibar tertiup angin. Di belakang nya Morano berjalan mengikuti.
"Ini kamarmu. Jika ingin sesuatu panggil pelayan khusus yang akan memenuhi kebutuhan mu."

Alea berdiri di depan jendela menatap hamparan hutan dan pegunungan tinggi. Tempat ini sangat cocok untuk melihat semua keindahan yang di ciptakan tuhan. Tapi disini Alea tengah di culik bahkan akan di jadikan selir.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: 5 hours ago ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Big Man!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang