18

521 168 14
                                    

_OBSESI_

Marsha kesiangan! Dan alhasil sekarang Ashel mengomel di sampingnya sambil menyetir mobil. Kalau saja Ashel tak datang ke rumah Marsha untuk menjemput, mungkin Marsha masih terlelap sekarang. Sekarang Marsha hanya diam sambil merias wajahnya sendiri, telinganya sudah terasa panas mendengar omelan yang keluar dari mulut Managernya itu. Jika dia tega, pasti maskara yang dia pegang sekarang akan dijejalkan ke mulut Ashel agar perempuan itu diam.

"Cape gue Sha kalau tiap hari harus ngomelin elo," keluh Ashel.

"Yang suruh lo ngomel siapa?" balas Marsha yang nampak tidak peduli.

"Ck, untung stock sabar gue masih banyak Sha buat ngadepin elo. Bisa-bisa gue cepet tua," keluh Ashel lagi. Marsha hanya berdehem menanggapi. Ashel menoleh sekilas dengan muka tak percaya mendengar balasan Marsha yang hanya 'hem' saja. Ashel menggeleng, tak ingin mengomel lagi, mulutnya sudah pegal jangan sampai setelah ini keluar busa.

"Oh iya Sha, gue cuma mau ngingetin, jangan lupa tas yang lo janjiin semalem ya," celetuk Ashel yang mengingat percakapan mereka semalam. Ashel rela tiba-tiba menjadi penguntit dengan menanyakan alamat Zeran pada teman-temannya, dan mengepoi akun sosial media Zeran barang kali tertera alamat rumah Zeran. Yang akhirnya dia mendapatkan alamat itu dari Aldo.

"Ck, iya! Nanti pulang kerja mampir ke mall, gue beliin tas yang lo mau," jawab Marsha seadanya. Toh uangnya banyak, untuk membelikan satu tas buat Ashel tidak akan membuatnya miskin. Ashel bersorak bahagia karena sebentar lagi akan menambah koleksi tas mahalnya, dan itu gratis tak perlu mengorek isi dompetnya untuk membeli.

"Makasih Sha, eh btw lo minta alamat rumah Zeran buat apa?" Bohong jika Ashel tidak kepo tentang ini, sedari semalam dia cukup memikirkan tujuan Marsha yang sebenarnya. "Kalian udah akur banget nih kayaknya, jangan-jangan bener kalian punya hubungan tersembunyi ya?!" tebak Ashel.

"Enggak!" jawab Marsha seketika, tapi entah mengapa jantungnya berpacu cepat mendapat tuduhan seperti itu dari Ashel.

"Enggak, tapi kok pipi lo jadi merah gitu Sha? Lo malu ya?" tebak Ashel lagi.

"Enggak Ashel! I-ini merah k-karena blush on yang baru gue pakek," elak Marsha sebagai alasan.

"Hiss, gue tu orangnya curigaan tau Sha. Sikap lo yang kayak gini tuh ngebuat gue jadi tambah yakin kalau lo sebenernya udah mulai suka nih sama Zeran. Apalagi Zeran orangnya tuh baik banget, ganteng juga siapa coba yang ga akan kagum sama dia? Bahkan seorang artis Kathrin udah terang-terangan kalau suka sama Zeran. Bayangin kalau Kathrin sama Zeran jadi pasangan, bakal secakep apa anaknya nanti. Ntar dunia bakal—hmpthhh!" Perkataan Ashel terhenti karena tangan Marsha yang kini membungkamnya, bahkan kepalanya sampai mundur, mentok ke sandaran kursi. Tangan Ashel berusaha menyingkirkan tangan Marsha dari mulutnya itu.

"Hmppht! Marsha! Gue lagi nyetir kalau nabrak gimana?! Gila aja lo," omel Ashel. Lagipula tingkah Marsha ini cukup membahayakan, benar bagaimana kalau Ashel tidak bisa mengendalikan setir dan alhasil mengalami kecelakaan, kan malah menambah masalah.

"Lagian lo ngomong ga jelas! Zeran tuh ga cocok sama Kathrin dan sampai kapan pun mereka ga akan jadi pasangan!" kata Marsha yang seakan bisa meramal masa depan.

"Loh, kan siapa tau aja Sha. Jodoh mah ga akan ada yang tau. Kenapa sih, lo cemburu ya?" senyuman miring menyertai Ashel sekarang. Sepertinya menggoda Marsha akan menjadi hobi tambahan.

"Makin ga jelas lagi ni orang. Sampai kapan pun juga gue ga akan suka sama cowo nyebelin itu! Inget kata-kata gue!" ungkap Marsha seyakin-yakinnya.

"Awas kemakan ludah sendiri. Banyak tau cinta yang tumbuh dari awalanya musuhan akhirnya nikah. Siapa tau lo bakal jadi salah satunya Sha."

"Ngomong sekali lagi gue tabok Shel," ancam Marsha.

"Yaudah sih kalau emang lo beneran ga mau dan ga suka sama Zeran, berarti besar kemungkinan buat Zeran bisa jadian sama Kathrin. Kalau diliat divideo para fans interaksi mereka lucu juga kok. Si Kathrin juga ga malu-malu buat ngasih kode kalau dia suka Zeran, jadi mungkin bakalan lebih gampang jadian sama Zeran, enggak cuma diem dan bersembunyi dari perasaan aja." Ada sebuah sindirian dari Ashel untuk Marsha. Entah mengapa Ashel yakin kalau artisnya ini diam-diam memiliki rasa dengan Zeran. Walaupun Marsha sulit untuk mengakui atau mungkin tak yakin dengan apa yang dirasa sekarang.

Marsha memalingkan wajahnya menatap luar jendela dengan tangan yang bergerak menyumpal telinganya dengan headset, lebih baik dia mendengarkan suara musik daripada suara Ashel yang membuat telinganya berasap. Ashel melirik artisnya sekilas, lalu tersenyum dalam diam. Gue bakal cari tau sendiri Sha. Seneng banget kalau lo mulai jatuh cinta, biar hidup lo ga datar-datar amat. Batin Ashel.












Yakin Sha ga bakal suka?

Dah maap buat typo.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: 13 hours ago ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

OBSESITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang