Ta'aruf?

8 2 4
                                    

بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ

Tatapan indah dari matamu, seakan menarikku masuk ke dunia yang berbeda

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Tatapan indah dari matamu, seakan menarikku masuk ke dunia yang berbeda. Dunia yang hanya dipenuhi dirimu di setiap sudutnya, aku terjebak oleh indahnya keteduhanmu

-Ameer Zaidan Al-Habibie-


°

🍂🍂🍂

"Kamu?!"

Madeena begitu terkejut kala melihat orang itu, begitupula dengan pria dihadapan Madeena saat ini yang tak kalah terkejutnya.

"Kamu Madeena kan?"

"Iya," ucap Madeena gugup.

"Kamu baik-baik saja?"

"Iya kak, eh mas, maksud saya pak,"
Madeena merutuki dirinya sendiri. Ia benar-benar bingung harus memanggil Ameer dengan sebutan apa.

"Panggil saya kakak atau senyaman kamu aja, karena sepertinya kamu seumuran adik saya Fira."

Madeena mengangguk lalu kembali berucap, "Terimakasih karena telah menolong saya."

"Iya sama-sama lain kali hati-hati dan jangan pergi sendirian, toilet seperti ini pasti sering sekali macet."

"Iya sekali lagi terimakasih, permisi," ucap Madeena sopan.

Madeena telah berlalu, menjauh dan mulai menghilang dari pandangan Ameer.

"Tak mungkin aku pinjamkan jaketku padanya, lagian dekat juga, dia pasti langsung ganti di tendanya," Ameer bergumam.

Tampak olehnya, bahwa pakaian yang Madeena kenalan basah kuyup terkena air, keinginan untuk meminjamkan jaket ia urungkan, dengan tujuan lebih berhati-hati. Ia tak mungkin memberi jalan bagi nafsu untuk menguasainya.

Bertemu dengan gadis yang telah lama mencuri hatinya bukan hal mudah bagi Ameer, rasa itu seakan meronta dan ingin segera ia tunjukkan. Namun, tidak semudah itu, ia perlu memastikan sesuatu.

🍂🍂🍂

Keesokan harinya Ameer pergi mengunjungi tenda adiknya sembari ingin menanyakan kondisi Madeena. Tak dapat ia pungkiri semalam dia benar-benar khawatir dan tidak bisa tidur nyenyak.

"Pak Ameer, ada keperluan apa ya pak?" tanya Pak Cipto, kala melihat Ameer datang mengunjungi tenda putri dari kampus Ardiwinata.

"Maaf Pak, saya ingin menemui adik saya Fira."

"Fira adiknya Pak Ameer rupanya, silahkan Pak, saya permisi dulu."

"Silahkan Pak, terimakasih."

Beberapa saat kemudian sebelum Ameer memanggil adiknya, Fira telah lebih dulu keluar dari tendanya lalu menyapa Ameer.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: 18 hours ago ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

TAKDIRKU BERSAMAMUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang