Bukan lagi tentang alkohol, tidur yang panjang adalah remedi dari waktu panjang penuh tantangan. Dia merasa tidak punya istirahat yang cukup. Malam-malam yang panjang tanpa tidur, beban pikiran memunca membuat semua seperti berada di atas kepalanya.
Memang nyaman saat tidur di tempat yang familiar. Dengan kehangatan yang alami, istirahat yang didambakan itu akhirnya bisa didapatkan. Yerim merasa tidurnya sangat segar, lebih baik dari biasanya. Padahal dia telah mabuk semalam. Minuman pengar membantu perutnya lebih hingga saat dia terbangun tubuhnya tidak sekacau seharusnya.
Setelah lima detik dunia nyata menyapa kesadaran, Yerim akhirnya benar-benar terbangun. Tubuhnya terasa kaku, dia ingin bergerak. Akan tetapi, ada lengan yang melingkari tubuhnya. Gerakan yang dia inginkan terganggu oleh pelukan di balik punggungnya.
Begitu mengetahui siapa yang ada di balik tubuhnya, gadis itu berdecih. Dia tidak peduli akan membangunkan orang itu saat dia menjauhkan lengannya segera. Dia kemudian duduk di tepi kasur, membiasakan mata sekaligus meregangkan tubuh. Seperti sudah dia duga, hal seperti bangun tidur dengan seorang lelaki di sampingnya bukan lagi sesuatu yang menakutkan. Bahkan saat sebagian pakaiannya berada di lantai, dia tak begitu terkejut. Dia tak ingat apapun, namun sejauh ia dapat menerka, ia kira sesuatu terjadi.
"Ini masih jam empat pagi."
Suara parau di balik punggung gadis itu terdengar, rupanya pemuda itu benar terbangun.
"Tidurlah lagi."
Matanya malas terbuka, namun ekspresi pemuda itu berseri-seri. Gadis bodoh mana yang akan mengira mereka hanya tidur tanpa melakukan sesuatu? Melihat lawan jenis dengan dada yang telanjang di bawah selimut yang sama, pasti akan memunculkan konotasi negatif. Namun ini Lee Heeseung.
"Kau melakukan sesuatu padaku?" tanya Yerim dengan nada menyindir. Dia tahu kalau Heeseung tak mungkin memperkosanya saat mabuk, hanya ingin tahu apa yang akan dia katakan.
Benar saja, pemuda itu langsung menyengir dan membuka matanya. "Aku hanya membawamu ke kamar karena aku kasihan kalau harus membiarkanmu tidur di sofa."
Seperti dugaannya, Heeseung akan mencoba membuatnya kesal.
"Meminjamkan kasur dengan bonus?" Yerim mencibir sambil bersedekap.
Heeseung terkekeh, "ya, aku juga membantu membuka pakaianmu yang mungkin mengganggu."
Yerim mendengus setelah tahu detail yang hampir dia lewatkan. Pakaiannya mungkin masih terpakai, namun yang seharusnya masih berada di balik pakaian itu sekarang tergeletak di lantai.
"Kau telanjangi aku, melepaskan bra, lalu kau pakaikan kembali bajuku?"
Heeseung tertawa, dia sudah sepenuhnya bangun. "Bukankah bisa melepaskannya tanpa melepas baju?" Pemuda itu menarik selimutnya naik, "kau melepasnya sendiri semalam. Tanpa membuka baju, kau lemparkan bramu ke lantai. Aku mana tahu hal seperti itu, sedikit mengejutkanku saat melihatnya semalam."
"Jadi kau melihat dadaku?"
"Tentu saja. Aku rabun, bukan buta. Lagipula dadamu sudah pernah kulihat sebelumnya."
"Kau sentuh?"
Heeseung membalik tubuhnya memunggungi Yerim, senyumannya menyungging seraya dia mencoba tidur kembali. Dia sengaja membuat gadis itu menunggu, menciptakan suasana tidak menyenangkan saat ada jeda dengan harapan jawaban yang timpang. Dia memang ingin mengganggu. Tetapi, dia juga tak terlalu ingin berbohong.
"For reliefing myself? I did."
"Kau apa?"
"Sebenarnya aku ingin lebih dari itu, tapi aku terlalu sayang padamu. Aku tidak mau mengkhianatimu."

KAMU SEDANG MEMBACA
THE GAMBLER 2: Big League🔞 | TXT & EN-
Fanfiction🚫PLAGIAT ADALAH TINDAKAN KRIMINAL🚫 HOTTER, BADDER, BRAVER Kim Yerim bersama kawan-kawan barunya memutuskan untuk membalas dendam pada orang-orang jahat di masa lalu. Namun, akankah semua berjalan sesuai rencana? .Kim Yerim (OC) .Lee Heeseung (ENHY...