Malam harinya mereka semua berkumpul bersama bahkan Renjun kini sangat anteng tiduran dengan paha papanya sebagi bantal."Injun liat bintan ma, cama om, Jun dak bica gelak gala gala om celimuti Jun ma, tapi hanyat Jun cuka, telus Jun ngantuk, bobok ma" ujarnya menceritakan kegiatannya selama ikut camping.
"Om nya di tinggal bobo dong sayang" ujar Wendy dia mengelus ngelus kepala putranya.
"Jun inggal, Jun cali kayu cama om ma, buat unggun unggun bial hanyat ma, telus telus Jun liat adik ma, cendilian adik ma" ujarnya membuat mereka kini memusatkan perhatian pada Renjun.
"Jangan jangan tuh setan yang buat Renjun kesambet lagi, gak ikut ke rumah kan tuh setan" ujar Haechan berbisik pelan membuat Jaemin disebelahnya menatap nya sinis.
"Ya elu setannya di rumah ini" jawabnya.
"Adiknya laki laki apa perempuan sayang?" Chanyeol menunduk manatap putra manisnya yang kini terdiam.
"Adiknya pelempuan papa, dia dilian, tapi dia ikut Jun mulu, Jun dak cuka" kesalnya.
"Sekarang masih ikut gak hyung?" Tanya Chenle penasaran.
"Dak tau, Jun dak liat lagi adik nya" ujarnya membuat mereka semua bernafas lega.
"Aman berarti" ujar Mark menatap semua adiknya.
"Adiknya seperti apa, papa boleh tau gak?" Tanya Chanyeol membuat Renjun berpikir.
"Jum dak tau papa, yambutnya panjang ajah nya putih kayak Lele dia diem teyus papa jadi Jun dak cuka" ujarnya.
"Aku di samain kayak setan?" Ujar Chenle membuat semua saudaranya mengangguk.
"Eehh tapi katanya Injun minta minta jajanan ya di sana? Kan udah mama bawain sayang" gumamnya karena dia juga sempat mendengar cerita dari Reno kalau anaknya itu sering malak jajanan muridnya
Renjun menatap mamanya menggelengkan kepalanya pelan sembari beringsut memeluk papanya.
"Dak jun dak inta inta, Jun kashih ma, atanya untuk bos ecil cemuanya boyeh ma" jewabnya, dia tidak terima di bilang minta minta padahal dia di kasih dengan sendirinya.
"Kalau di ajak camping lagi mau gak?" Tanyanya membuat Renjun langsung mengangguk dengan semangat.
"Mau, seyu ma, Jun cuka" semangat nya membuat mereka semua tertawa.
"Jun bajal ni, bental Jun ambil tac Jun dulu" Renjun berlali menaiki tangga membuat mereka merasa bingung.
"Apaan tuh yang mau di ambil" ujar Haechan.
"Bisa diem dulu gak sih Chan, capek gue dengernya" Jeno menatap sinis Haechan di sebelahnya.
Renjun kembali dengan menyeret tas lali mengeluarkan buku nya.
"Yiat Jun buat ni cama om, ni unga ma, pa, injun bajal ni" dirinya menunjukkan bukunya yang sempat di tempeli bunga yang dia dapat dan di kasih nama setiap bagiannya.
"Waahh pinternya anak papa, terus belajar apa lagi sama om" Chanyeol mengusap rambut putranya.
"Cemilan sudah siap cucu cucu oma"
Mereka semua menatap oma rosa yang kembali dari dapur membawa empat piring berisi cemilan untuk mereka semua terutama gorengan request an cucu cucunya dan ada puding yang oma rosa buat kemarin.
"Waahh mam" Renjun langsung meninggalkan bukunya begitu saja dan ikut menghampiri omanya padahal oma rosa juga hendak duduk tapi sudah di recoki oleh cucu cucunya.
"Gak bisa lihat jajanan dianya" ujar Wendy menatap suaminya yang kini berwajah masam.
Pagi ini Renjun udah kembali sekolah namun anak lupa membawa bekalnya karena terlalu bersemangat berangkat sekolah nya tadi sehingga sekarang Mark dan Jaemin yang memang berangkat agak siang pergi terlebih dahulu mengantarkan bekal milik Renjun.
"Tumben kamu males bawa motor sendiri?" Mark menatap adiknya yang sibuk dengan hpnya tersebut.
"Lagi malas aja hyung" ujar Jaemin.
"Pulangnya nanti mau nungguin hyung atau pulang sendiri?" Tanyanya membuat Jaemin berpikir sejenak.
"Nunggu aja deh hyung males juga harus pesen taksi atau apalah, lagian gak sampai malam juga, nanti aku tunggu di kantin fakultas hyung saja" ujarnya membuat mark mengangguk setuju.
"Haechan juga udah di beliin motor sendiri jarang di pake tuh anak" gumam Mark.
"Kalau kata Haechan mah, kalau bisa nebeng ngapain bawa sendiri kan tinggal naik gak ngeluarin tenaga" Jaemin terkekeh pelan saat mengingat alasan Haechan jarang pake motornya sendiri.
Mark mulai membelokkan mobilnya memasuki gerbang SMA Bakti Jaya, mencari parkiran yang pas.
"Jam kuliah hyung masih dua jam lagi sebenarnya" ujar Mark sembari memarkir kan mobilnya.
"Aku satu setengah lagi jadi masih aman, gak buru buru hyung" gumam Jaemin membuat mark mengangguk.
Mereka keluar secara bersamaan membuat beberapa murid yang sedang ada jadwal olahraga menatap mereka.
"Seharusnya setengah jam lagi jam istirahat kan?" Mark menatap Jaemin yang mangangguk setuju.
"Ngapain kamu tebar pesona gitu" ujar Mark saat Jaemin terus memainkan rambutnya sembari mengedipkan matanya membuat beberapa murid menjerit melihat nya.
"Jangan buat gaduh Jaem, kasian yang masih pelajaran, lebih baik kita cari ruangan om Reno" Mark menyeret tangan adiknya dari pada makin jadi dianya kalau gak buru buru di bawa masuk.
"SMA ini bagus juga loh, kenapa Chenle Jisung gak masuk kesini aja gitu" gumam Jaemin saat mereka mulai memasuki gedung sekolah tersebut.
"Maaf cari siapa ya?"
Mereka berdua berhenti dan langsung menoleh saat ada yang bertanya, sepertinya guru piket yang sedang bertugas.
"Kita cari ruangannya om Reno bu, mau nganterin bekal adik saya" ujar Mark.
"Loh kalian ngapain disini?" Baru saja guru tersebut hendak menjawab tapi Reno sudah muncul duluan.
"Gak apa apa bu, mereka keponakan saya juga, saudaranya Renjun mereka" ujar Reno membuat guru tadi langsung pamit untuk berkeliling kembali.
"Kalian ngapain, kok gak ngabarin kalau mau kesini?" Tanyanya.
"Nih nganterin bekal Renjun yang ketinggalan, kata mama jangan keseringan di ajak makan di luar harus makanan rumah boleh sesekali aja" ujar Jaemin membuat Reno langsung menatapnya sinis karena merasa tersindir, dia sering ngajak Renjun jajan di kantin seperti bakso mie ayam kadang pentol bakar kalau kata Renjun.
"Ya udah ayo ikut, kita jemput Renjun dulu tadi om tinggalin di kelas 12 anaknya, lagian sebentar lagi jam istirahat" ujar Reno.
Mark dan Jaemin mulai mengikuti Reno berlajan menuju kelas dua belas.
"Mau ikut masuk atau tunggu di sini" ujar Reno membuat Mark dan Jaemin langsung menggelengkan kepalanya, mereka lebih memilih melihat adiknya dari kaca jendela.
"Injun aktif bener ya om" ujar Jaemin melihat adiknya yang berlarian menghampiri setiap bangku lalu kembali lagi ke meja om nya.
"Dia mah jadi bos kecil di sini jadi jangan keget" Reno terkekeh pelan melihat wajah Mark dan Jaemin.
"Bentar ya" ujarnya membuat Mark dan Jaemin hanya mengangguk saja.
"Injun liat siapa di luar" ujar Reno.
Namun ternyata bukan cuma Renjun yang melihat ke luar tapi muridnya juga langsung menatap ke arah jendela.
"Aahhkk ganteng banget"
"Astaga pangeran dari mana yang jatuh"
"Gayanya kok tipe aku banget"
Berbeda dengan Renjun yang terdiam sebentar melihat kedua saudaranya yang sekarang tengah tersenyum ke arahnya dari balik kaca.
"Waahhh hyung, Nana" Renjun langsung berlari keluar membuat murid di kelas itu terdiam.
"Kenapa? Perasaan di sekolah ini juga banyak yang ganteng, mereka saudaranya Renjun" ujar Reno melihat murid muridnya yang tadi heboh sekarang diam semuanya.
"Pantas Injun ganteng imut cantik kayak gitu, saudaranya aja kayak pangeran dari kayangan"
Ayo jangan lupa vote sama komen oke
KAMU SEDANG MEMBACA
Stars Behind the Darkness
Fanfictiontidak ada kehidupan sejak balita berusia 3,5 tahun tersebut terkurung dalam sebuah bangunan terbengkalai di belakang mension mewah yang jauh dari pusat kota.... 15 tahun terkurung di tempat yang gelap tanpa ada yang tau bagaimana keadaannya, sebu...