08.

44.4K 544 41
                                    

Jejak Cinta yang Tak Seharusnya

Banyak mata memandangku penuh harap, banyak hati yang berbisik ingin menjadi rumah bagi jiwaku

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Banyak mata memandangku penuh harap, banyak hati yang berbisik ingin menjadi rumah bagi jiwaku.

Namun, langkahku terus menuju arah yang salah, pada cinta yang tak semestinya kupeluk. Aku terjebak dalam perasaan yang tak mengenal batas, meski tahu cintaku adalah duri yang menyakitinya dan diriku sendiri.

Dia, yang tak pantas kujangkau, tak sepatutnya kusebut dalam hatiku, tetap menjadi detak yang tak mau padam. Sungguh, mencintainya adalah dosa yang kusadari, tetapi bagaimana cara memadamkan api yang sudah membakar habis semua akalku?

oOo

Sengaja update malam-malam biar lebih aman
Jangan lupa vote, komentar, dan colmeknya sayang-sayangku💋

oOo

"Lemes amat Lo ta," ucap Bella kepada Neta yang tengah terduduk lemas. Mereka sedang menikmati makan siangnya di kantin.

"Nah bener tuh, padahal semalem abis disodok sama bokapnya Clara wkwk." Memang benar semalam ia disodok habis-habisan oleh Sena, ah atau Mas Sena? Geli sekali mendengarnya!

Mendengar candaan teman-temannya membuat Neta jengah, ia juga heran kenapa hari ini terasa tak bersemangat. "Lagi ga mood aja Gue," jawabnya sedanya dengan memainkan ujung sedotan diminumannya.

"Kurang ngewe kali ya, Lo. Makannya lemes gini! Udah sono Lo ngewe sama Yuda," ujar Sarah asal ceplosnya itu. Huh menyebalkan sekali! Membuatnya semakin malas saja. Hingga terdengar suara dering telfon, dengan segera Neta mengangkatnya.

"Halo Pah, kenapa?" Ucap Neta, tak biasanya sekali Ayahnya ini menelfon dirinya di jam-jam sekolah.

"Apa?! Iya, iya Neta bisa kok." Balasnya ketika mendapatkan kabar yang mengejutkan dari Ayahnya, rasanya campur aduk sekali.

"Oke, bye Pah!" Dengan mematikan sambungan telfon tersebut, pikirannya tiba-tiba terasa bercabang seolah-olah terisi penuh dengan banyaknya pikiran.

Mendapati sahabatnya melamun pun membuat mereka saling pandang. Ada apa sebenarnya, dengan pelan Sarah menepuk pundak Neta dan berucap. "Lo, oke ta?" Tanyanya dengan memandang sahabatnya itu.

"Gue oke kok," balasnya singkat dengan menganggukan kepalanya. Mereka pun mencoba mengerti saja dan melanjutkan aktivitas makannya.

••••

Setelah selesai pembelajaran terakhir, Neta pun segera berkemas dan menuju suatu tempat. Hatinya terasa berdebar-debar setelah sekian lama, ia kira ia tak akan merasakan hal ini. Ternyata salah, ia masih merasakannya hingga saat ini. Sosoknya terasa sulit untuk dilupakan.

NetaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang