Chapter 20

3 0 0
                                    

"Percayalah orang yang buruk, pernah menjadi orang yang paling baik. Dan orang yang baik, adalah orang buruk yang telah berubah."

●●●

Matahari telah keluar dari persembunyiannya, kehangatan menyusup masuk melewati ventilasi jendela, mengusik lelapnya tidur seseorang. Ia mengerjap, menangkap secara perlahan pencahayaan yang menyapa mata. Tangannya meraba nakas, ia pun mengganti posisi duduk setelah melihat jam dari layar ponsel.

Wah, sepertinya hari ini kesiangan, sungguh tidur yang nyenyak setelah malam yang panjang. Gadis itu berdiri di depan cermin, memandangi wajah yang sangat sempurna, cantik, natural tanpa polesan make up sedikitpun. Terlihat lebih segar. Setelah puas, ia pun segera membersihkan diri, kini dirinya sudah duduk di depan meja rias dengan rambut yang dililit handuk. Seulas ingatan menyapa dirinya.

"Ayok bu sini," ucap dirinya yang masih sangat polos kala itu. Wanita yang dipanggil ibu itu pun memilih mendudukkan diri disamping anak laki-laki yang lebih kecil darinya.

"Ih, ibu disini.. disamping aku bu," wanita itu hanya tersenyum sambil terkekeh.

"Ibu.."

"Wleee, gantian kak, sekarang jatahnya ibu disamping aku, kemarinkan disamping kakak," ucap sang adik meledek. Ia pun memanyunkan bibirnya, kesal.

"Ayah, ayah! Ayok cepetan, kita sudah siap," ucap sang adik kepada pria paruh baya yang tengah mengotak-atik kamera diatas tripod.

"Oh, sudah siap nih? Baiklah tunggu sebentar," setelah meng-klik tombol, ia pun berlari berdiri disamping anak gadisnya.

1

2

3

"Senyum semuanya."

Ckrek~

Retta tersadar dari lamunannya, ia menghela nafas panjang. Kejadian itu sudah berlalu sangat lama, kini ia hanya seorang diri, Tidak ada ibu, ayah, dan adik laki-lakinya. Oleh karena itu ia bersi keras mengatakan hanya memiliki Razril seorang. Sebenarnya hubungan mereka hanyalah sebatas saudara sepupu, dan dari banyaknya sanak saudara, hanya Razril yang benar-benar memedulikannya.

Gadis itu akui, sebab dirinya lah Razril sudah tidak pernah memperhatikan adik kandunganya sendiri, Eyrafa Lamont. Berbeda dengan Hika, semua kasih sayang, seluruhnya tertuju pada Hika yang terbilang masih belia.

"Aku tahu, aku egois. Tapi kalau bukan karena perasaan egois ini, mungkin aku sudah mati sejak lama," semua berawal dari 7 tahun yang lalu.

●●●

Flashback on

Sudah dua tahun belakangan ini keluarganya menjadi berantakan, dengan ayah yang terus saja menghabiskan waktu dengan berjudi dan mabuk-mabukkan, serta ibu yang mulai sakit-sakitan, ia selalu berusaha kuat dengan menjadi siswi yang berprestasi dan seorang kakak yang selalu melindungi adiknya.

Sampai suatu malam, bom takdir benar-benar menghancurkan hidupnya. Malam yang kacau, telah berhasil merenggut orang-orang tercinta dalam hidupnya.

Tok.. Tok..

"Tal.." panggil seseorang dari luar rumah.

"Tala.."

ResetTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang