116

2K 526 42
                                    


   Sudah seminggu sejak di mana Renjun di nyatakan koma dan beberapa kali mengalami penurunan terus menerus.

  Tapi beruntung kemarin dokter Suho bilang Renjun berhasil melewati kritis nya dan sekarang mereka sudah bisa masuk ke dalam ruang ICU itu.

  Walaupun terbatas, mereka berusaha memaklumi nya, bahkan Chanyeol dan Wendy harus memakai semua perlengkapan jika ingin masuk ke dalam.

   Anak anak yang lain juga sudah melakukan aktivitas seperti biasa karena paksaan Chanyeol.

  Pagi ini hanya Wendy yang menemani Renjun sendirian.

  Dirinya datang pagi pagi sekali tadi, hanya untuk putranya.

  Wendy terus menggenggam tangan putranya yang terasa dingin.

"Pasti sakit ya nak, banyak alat seperti ini" gumamnya.

   Keadaan begitu sunyi dan terasa dingin, hanya di temani bau obat yang sangat menyengat juga suara alat monitor jantung yang kadang membuat Wendy takut mendengar alat itu berbunyi nyaring.

"Injun denger mama kan sayang? Kata om Suho Injun bisa denger mama nak, injun lagi apa di sana sayang, lagi mimpi apa sih kok beta banget ninggalin mama hm, mama kengen loh, nanti mama belikan lukis lukis yang banyak, beli boneka juga ya, Injun belum pernah liburan ke luar negri juga kan sayang" Wendy terdiam sejenak, suaranya tiba tiba tercekat, matanya mulai berembum namun dengan segera dia usap, dia tidak boleh menangis di depan putranya.

"Injun lagi apa sayang, lagi main ya nak? Main apa? Seneng ya di sana, Injun gak ngerasa sakit ya di sana, disini banyak orang jahat, tapi kan ada mama yang bakal ngelindungi injun sayang, ada papa ada Mark Nono Echan Nana ada Lele, ada Jie juga yang bakal ngelindungi Injun, jadi pulang yuk sayang, mama kangen hm, Injun gak mau main di sini, padahal kata om Reno Injun udah pintar, tapi mama masih belum tau sayang, bangun yuk, kita main di sini, Injun denger mama kan, nak, pulang ya sayang" Wendy mencium cukup lama kening putranya namun saat dia kembali duduk dia terkejut melihat ada air mata yang keluar dari mata putranya yang terpejam.

"Anak mama dengerin mama ya sayang, Injun denger ya nak, kalau Injun denger, pulang ya sayang, jangan kelamaan main di sana" tangannya mengusap pelan air mata yang keluar dari mata putranya.

"Mama gak akan maksa Injun sayang, tapi jangan lama lama" lirihnya kembali menatap wajah putranya.

  Wendy tidak bisa membayangkan seperti apa sakitnya melihat selang yang di masukkan lewat mulut putranya, dada yang terbuka dan ada berbagai macam kabel yang tidak dirinya mengerti.

"Wen? Aku mau memeriksa keadaan Renjun" gumam Suho membuat Wendy langsung berdiri.

"Tadi, tadi Renjun menangis, dia pasti kesakitan, tidak bisakah alat alat itu di ambil" ujarnya menatap Suho yang hanya tersenyum.

"Wen, kalau alat itu di lepas, kita akan kehilangan Renjun, bukankah tadi Renjun menangis? Itu tandanya Renjun mendengar semua yang kau katakan, bersabarlah, aku dan para dokter lainnya akan terus berusaha, sering ajak Renjun ngobrol agar dia juga mau kembali, sekarang apa boleh aku memeriksa keponakan ku, kamu tunggu di luar sebentar!" Pintanya.

  Awalnya Wendy sedikit ragu, tapi dia melihat Suho yang menyakinkan nya, sehingga dia lebih memilih menuruti ke inginan Suho demi putranya.

"Mama" Wendy menatap mamanya yang sudah duduk di depan ruang ICU.

"Mama membawakan makanan, kamu tadi belum sarapan, ingat kalau kamu drop lagi siapa yang akan menjaga Renjun nantinya, Renjun membutuhkan mamanya sekarang" oma Rosa mengusap lembut pundak putrinya.

"Kita makan ya, makan disini aja, sambil nunggu Suho keluar nanti" ajaknya membawa Wendy ikut duduk dan mulai membuka kotak makan yang dia bawah, kalau tidak seperti ini putrinya tidak akan mau keluar dari ruangan ICU.








   Chanyeol tengah bersiap siap sekarang tadi dirinya harus pergi ke perusahaan karena ada berkas yang yang harus di tandatangani walaupun sementara ini Siwon membantunya mengurus perusahaan karena dirinya yang terlalu fokus dengan putranya.

"Fera, berkasnya sudah saya tandatangani, nanti ketika Siwon hyung datang langsung serahkan saja, saya harus kembali ke rumah sakit" ujarnya bahkan dirinya hanya memakai kaos dan jaket saja karena tadi sebenarnya dia hendak pergi ke rumah sakit bersama oma Rosa.

"Pak, kita di sini mendoakan Renjun agar cepat sadar, kita semua kangen dengan tingkahnya" ujar Fera.

  Memang benar hampir semua karyawan kantor merasa prihatin dengan keadaan Renjun yang biasanya menjadi alasan kantor sedikit terhibur dengan tingkahnya.

   Chanyeol hanya tersenyum, menanggapi hal itu.

"Tolong doakan supaya putra saya cepat sembuh" ujarnya sebelum berlari keluar.

   Chanyeol mengendarai mobilnya sedikit cepat, beruntung jalanan sedikit renggang sehingga dia bisa lebih cepat sampai di rumah sakit.

  Chanyeol segera berlari menuju ruang ICU di mana sekarang ruangan itu menjadi tempat putranya terlelap.

"Wen!" Panggil nya membuat Wendy langsung menoleh.

"Kok gak masuk" Chanyeol ikut duduk, merangkul istrinya yang melamun tadi.

"Gak di bolehin masuk sama Suho oppa, katanya biar putra kita bisa istirahat" Wendy menatap suaminya yang melirik ke ruang ICU.

"Tadi tadi Renjun nangis, Chan, putra kita menangis" ujarnya membuat Chanyeol langsung memeluk istrinya dan mengelus punggung istrinya tersebut.

"Berarti ada kemajuan dong kalau kalau gitu, ingat gak, sejak kemarin kita ajak ngobrol kan tapi Injun diam aja, sekarang dia mau nya sama mama nya, dia mau ngasih tau, kalau Injun masih bertahan ma, Injun masih tersesat, gak tau jalan pulang, Injun pengen denger suara mamanya" gumam Chanyeol mengeratkan pelukannya saat Wendy kembali terisak di pelukannya.

"Injun kita gak akan kemana mana" lirihnya, suaranya hampir teredam karena memeluk suaminya.

"Iya, Injun gak bakal kemana mana, buktinya Injun ngerespon mama nya, sekarang papanya yang di cuwekin, kita biarkan kan Injun bermain di sana, putra kita ingin istirahat sayang, kita usaha lagi ya, agar Renjun mau pulang bersama kita" Chanyeol menangkup wajah istrinya.

"Kalau Injun bangun aku udah janji mau beliin alat lukis sama boneka lagi" ujar Wendy, sedangkan Chanyeol hanya mengangguk pelan membawa istrinya agar duduk.

"Iya nanti kalau Injun sadar kita belikan apapun yang dia mau, bahkan kamarnya mau di penuhin boneka juga boleh, kita turutin apapun mau nya ya, kita hanya bisa berdoa sekarang, injun butuh doa dan dukungan kita" ujar Chanyeol.



   Oma Rosa melihat itu semua dari jauh, tadi dirinya pergi ke kantin untuk membeli minum tapi saat kembali dirinya melihat pemandangan yang sangat mengharukan.

"Banyak yang sayang Renjun nak, jangan nyerah cucu oma, banyak yang nungguin Renjun bangun, jangan lama lama tidur nya sayang, kasian mama sama papa yang nungguin, cucu oma kan kuat" ujarnya dalam hati, oma rosa tidak berniat mengganggu moment mereka, lebih baik dirinya menunggu di kantin.



   Ayo jangan lupa vote sama komen oke

Stars Behind the Darkness Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang