Chapter 4 : Fall

6.8K 366 0
                                    

Yinji POV

Pagi ini sangat berbeda tak ada satupun yang membangunkanku. Mungkin aku sudah terbiasa dengat kebiasaan mendengar suara lembut itu sebelum aku bangun. Aku membuka mataku rasanya sangat berat sekali. Seketika aku terdiam.. oh sakit sekali rasanya tubuh ini dan sesuatu hal masih menusuk tepat dijantungku.

krekkk... pintu kamarku terbuka

"Yinji kau sudah bangun? aku sudah buatkan makanan untukmu jadi cepat turunlah" Suara itu ya Luhan, dia adalah orang yang paling kuat setelah ayahku.

Chanyeol POV

Sore ini, aku hanya berjalan-jalan melewati sudut kompleks perumahan rumahku dan terdiam duduk ditaman kompleks. Tentu sangat membosankan, biasanya jika waktu lenggang seperti ini aku akan mengunjungi Yinji dan Luhan. Waktu telah menunjukkan pukul 4 sore, aku memutuskan untuk pulang. Saat itu ada hal aneh yang membuat mataku terfokus akan itu. Ada sebuah mobil terpakir dirumah Yinji "Apa mereka sudah pulang? Cepat sekali bukannya Yinji bilang selama liburan natal?" kataku didalam hati. Dengan cepat aku menghampiri rumah itu, aku berniat untuk mengunjungi mereka dan menanyakan kenapa mereka pulang cepat.

Ting tong ... Bel berbunyi

Aku menekan bel itu beberapa kali, dan keluarlah seorang pemuda tampan, pemuda tampan berawakan putih, bermata sipit namun tingginya tidak melebihiku. Dia pemuda yang sudah tak asing lalgi bagiku. Ya Lay, dia membukakan pintu untukku.

"Annyeong haseyo" aku membukukan badanku. "Ohh Chanyeol annyeong ayo masuk" pemuda ini menyuruhku masuk dan dia langsung duduk disofa merah ukuran middlesize itu.

"Hai Chanyeol bagaimana kabarmu? sudah lama sekali rasanya!"

"Aku baik-baik saja hyung, bagaimana denganmu ?

"Sama sepertimu" dia tersenyum dengan kedua lesung pipinya.

"Oiya, apakah kau mencari Luhan atau Yinji? mereka sedang tertidur dikamarnya masing-masing."

"Ah tidak aku hanya berkunjung saja, aku heran Yinji bilang dia akan menghabiskan waktu liburannya dirumahmu namun ternyata ia pulang lebih cepat." jelasku.

"Ya begini, ada hal serius mengenai bibiku disini. Jadi kami sekeluarga datang kesini." jelas Lay.

"Apa ada sesuatu hal yang terjadi?" Firasatku tidak enak, karena ya memang sejak aku akan mengunjungi rumah Yinji perasaanku tidak karuan.

" Bibiku, tepatnya ibunya Yinji dan Luhan pagi tadi dia pingsan saat kami sedang bermian-main dipantai lalu kami membawanya ke RS"

"Apa? bibi dia sakit apa?" Perasaanku semakin tidak enak.

"Ya ini memang mimpi buruk untuk kami sekeluarga dan Yinji pastinya. Bibi mengidap Leukimia stadium akhir. Dari dulu dia tidak pernah mau menjalani kemotrapi atau pengobatan semacamnya." jelas Lay padaku. Astaga aku tidak percaya dengan ini.

"Apa? ini tidak mungkin." Seketika aku terdiam dan merenung. Yinji'yaa, Luhan'yaa ohh astaga bagaimana ini bisa terjadi? Yinji gwechanayo? Aku sangat mengkhawatirkanmu. Tentunya aku sangat mengkhawatirkan Yinji karena Lay bilang dialah orang yang terakhir tau semua ini.

"Baiklah hyung aku akan pulang sekarang, maaf sudah menggangu waktu istirahatmu."

"Ani, tidak apa-apa Chanyeol" Aku lalu pulang kerumah yang hanya berjarak 2 rumah dari rumah Yinji,

Keesokan harinya

Hari ini aku berniat menjenguk Yinji dan juga bibi ke RS. Pagi-pagi sekali aku sudah berasa di halaman rumahnya

Ting tong ... Bel berbunyi seseorang membukakan pintu dan ya di Luhan. Tampak wajahnya terlihat sangat buruk sekali tapi dia tetap memperlihatkan senyuman khasnya.

"Oh hai Chanyeol ayo masuk!" "Ne hyung" jawabku.

"Aku sudah tahu dari Lay tadi malam kau berkunjung kesini" Luhan tersenyum padaku

"Ne hyung, gwenchanayo?" tanyaku. "Ah ne nado gwenchana" dia terkekeh. Bibirnya tersenyum namun tidak dengan matanya yang memperlihatkan jelas raut wajah sedihnya.

"Yinji masih dikamarnya, bisakah kau membawanya turun untuk sarapan?"

"Oke baiklah hyung" Aku menaiki tangga dan tertuju pada satu pintu berwarna coklat yang bertuliskan Yinji's Room. Aku mengetuk pintunya.

"Yinji'yaa apa kau didalam?" kataku dengan suara pelan.

"Ne, masuklah" Kudengar suaranya ya suaranya lembut sekali namun terdengar sangat lemah. Perlahan aku membuka pintunya dan melihat sesosok gadis tengah duduk menghadap jendela.

"Yinji, gwenchanayo?" tanya ku pelan. Dia membalikan arah tubuhnya. Dia sungguh terlihat sangat buruk, matanya sayu dengan garis hitam dikantup matanya. Dia tersenyum padaku namun aku yakin dia sangat shock tentang kejadian kemarin.

"Aku tak apa-apa Chanyeol" Aku terdiam sejenak.

"Sarapan sudah siap dibawah. Bukankah kau akan mengunjungi bibi?"

Tetesan air mata membasahi pipi merahnya. Apakah aku mengatakan sesuatu yang salah? Oh aku tidak tega melihat dia seperti ini hatiku hancur melihat keadaanya sekarang. Secepat mungkin aku menghampirinya.

"Kau akan kuat Yinji" aku menepuk pundaknya. Seketika ia menghapus aliran air matanya.

"Ah hehehe, ya aku akan kuat" jawabnya.

Kami berdua lalu turun kelantai bawah dan terlihat Luhan'hyung dan Lay'hyung dimeja makan. Kami pun ikut bergabung dengan mereka. Setelah selesai makan, kami bergegas pergi ke RS. Dijalan kulihat Yinji terdiam tak seperti biasanya dia ceria riang dan juga ya jahil seperti kakaknya. Ya mungkin jika aku menjadi dia aku pun akan melakukan hal yang sama. Tidak lama kami sampai di RS dan langsung menuju ruangan bibi. Seorang wanita sedang terkapar lemas dalam balutan alat pembantu pernapasan juga selang-selang yang ada ditubuhnya. Wajahnya terlihat pucat sekali. Aku melihat Yinji yang terus terdiam menangis sambil memegang tangan ibunya.

To Be Continue!!!

I'm Beside You(EXO fanfiction)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang