Chapter 10 : New Fettle

3.8K 252 0
                                    

Yinji POV

Sebulan telah berlalu dari kejadian.... ah yasudahlah. Sebulan berlalu ayah menikah dengan wanita yang berprofesi sebagai perancang busana itu yang juga memliki seorang gadis sebaya dengan ku. Gadis itu oh sungguh menyebalkan sekali, Jung Min Ah namanya. Sifatnya sering sekali menggangguku ya seperti orang kegirangan dan bisa dibilang hiperaktif(?) coba bayangkan sendiri. Mau tak mau aku harus meng"iya"kan appa untuk menikah lagi dengannya.

Hari-hariku berubah semenjak kedatangan mereka sungguh menyebalkan sekali.

Dan hari ini adalah hari kelulusan Luhan,, ya cepat sekali dia lulus. Aku akan menghadiri acara kelulusannya di White Tower bersama appa, dan wanita itu juga gadis itu, sepaket.

"kreek...." Aku membuka pintu kamar Luhan, sesosok pria tinggi bertubuh kurus menggunakan kemeja putih dan jas berwarna hitam sedang berdiri didepan cermin. Rambutnya yang hitam pirang rapi itu membuatnya sangat tampan, ya memang sebenarnya dia tampan meskipun penampilannya tidak sedang rapi juga.

"Hahaha, oh kakaku sangat tampan" ejeku. Dia tertawa dan mendekatiku, lalu memukul kecil idatku dengan tangan rampingnya.

"Aw.. Luhan hih sakit!" seketika aku memegang jidatku lalu menatapnya sinis.

"Dan kau pun adikku, kau sangat cantik menggunakan gaun putih itu" ejeknya sambil merangkulkan tangannya dipundakku.

"Baiklah ayo berangkat" Aku dan Luhan juga yang lainnya berangkat dengan menggunakan mobil ford hitam kesukaan appa.

30 menit perjalanan, kami sampai di White Tower. Banyak siswa-siswa seangkatan uhan disana dengan menggunakan jas dan gaun putih untuk gadis. Bagaimana tidak saat kami turun dari mobil, disana banyak gadis yang melirik Luhan dan memasang muka ya kau tahu sendiri bagaimana jika "seorang fans yang bertemu dengan idola favoritenya" memang itu membuatku risih pasalnya ya mungkin ada yang tidak suka denganku karena aku sangat dekat dengan Luhan dan ada yang mengira aku adalah pasanganya Luhan hahaha lucu sekali bukan?

Acara berlangsung dengan khidmat, Luhan terlihat sangat bahagia. Senang sekali rasanya melihat dia seperti itu.

"Selamat oppaaa!!!" dengan cepat aku memeluknya.

"Gomawo my little girl" dia tersenyum lalu mencubit kedua pipiku hingga merah.

"Selamat anakku.." kata appa. "Selamat ya Luhan" kata wanita itu.

"Selamat oppa!!" kata Min Ah lalu dia memeluk Luhan.

Oh sungguh entah mengapa aku tidak suka tingkah dia yang meniruku.
Setelah acara itu selesai kami pulang namun tidak dengan Luhan, katanya ia akan menemui seseorang dulu. Siapa dia? Yah entahlah

Beberapa hari kemudian.

"Yinji kau didalam?" tanya Luhan.

"Ne aku didalam masuklah" kataku sambil memegang gitar kesayanganku diatas kasur. Luhan menghampiriku.

"Hey kau sedang apa?" tanya Luhan.

"Sedang....'jrengggg'" Tiba-tiba Luhan merebut gitarku, tidak biasanya dia bersikap seperti ini. Wajahnya terlihat serius dan murung. Ada apa dengan nya?

"Ada apa Luhan?" tanyaku polos. Dia terdiam.

"Jika aku melanjutkan sekolahku ke China apa pendapatmu?"

"Apa?" bentaku.

"Luhan jangan bilang kau akan meninggalkanku disini sendirian Luhan tidak! aku tidak punya siapa-siapa lagi disini selain kau!" Oh apa yang Luhan pikirkan? seketika aku berdiri menjauh darinya.

"Yinji aku..." Tidak terasa air mata menghujani wajahku. Apalagi sekarang? aku tidak percaya ini.

"Mianhae Yinji, tidak aku tidak akan meninggalkanmu aku hanya akan pergi sebentar dan pasti aku akan pulang" Luhan memeluku dari belakang.

"Tidak akan meninggalkanku? Selama 3 sampai 4 tahun kau disana sedangkan aku disini, Bukankah itu sama saja kau meninggalkanku sendiri." Bentaku sambil melepaskan pelukannya, tapi dia malah mempererat pelukannya.

"Aku tak akan pergi selama itu percayalah" katanya pelan.

"Terserah padamu" bentakku lalu meninggalkan Luhan dengan pergi ke atas kasur dan menarik selimutku hingga menutupi seluruh bagian tubuh. Sungguh aku benar-benar kecewa padanya.

Luhan POV

Sungguh memang aku tidak menginginkan ini terjadi, tapi ini sudah keputusanku beberapa tahun lalu hingga sekarang.

"Terserah padamu" Yinji pergi menuju tempat tidurnya. Oh aku menyakitinya. Maafkan aku Yinji. Aku melihat wajahnya dengan pipi yang lembab dan merah karena menangis.

Aku merasa sangat bersalah padanya. Aku mencoba mendekatinya lagi. Namun yang terdengar hanyalah suara tangisan kecil didalam selimut itu. Aku duduk di samping Yinji lalu mengambil gitar kesayanganya dan ku nyanyikan sebuah lagu untuknya.

Baby Don't Cry - EXO K

Deoneun mangseoriji ma jebal nae simjangeul geodueo ga
Geurae nalkaroulsurok joha dalbit jochado nuneul gameun bam
Na anin dareun namjayeotdamyeon huigeuk anui han gujeorieotdeoramyeon
Neoui geu saranggwa bakkun sangcheo modu taewobeoryeo [Baby don't cry tonight eodumi geochigo namyeon
Baby don't cry tonight eobseotdeon iri doel geoya
Mulgeopumi doeneun geoseun nega aniya kkeutnae mollaya haetdeon
So baby don't cry cry nae sarangi neol jikil teni

Suara tangisan itu terdengar semakin keras hingga laguku selesai.

Aku terdiam. Tiba-tiba Yinji meraih tanganku dan langsung memeluku.

"Luhan, jangan tinggalkan aku hm?"

Aku menemaninya hingga ia tertidur. Aku merapihkan tempat tidurnya dan menyelimutinya. Oh kasihan sekali dia, maafkan kakakmu ini Yinji. Aku menutup pintu kamarnya dan segera pergi kekamarku.

Seketika aku duduk dikursi belajarku, aku terdiam. Aaahh keadaan ini memang sulit sekali, aku mengacak-ngacak rambutku aku tak peduli. Aku terdiam dengan menyimpan kepalan tanganku di dahiku. Tinggal 1 permasalahan lagi, aku harus menenangkan juga meyakinkan gadis yang aku sayangi.

To Be Continue!!

I'm Beside You(EXO fanfiction)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang