Chapter 19

7.9K 297 1
                                    

Sebetulnya itu bukan bubur, tapi bntuknya saja yg sprti bubur

Ini terbuat dari kentang yg sudah benar benar halus! Dan ditambah beberapa bahan makanan biar gurih gtuu, jujur saja aku tdk suka makanan ini!

Bgtu menjijikan.

"Yeayy wartstub, mauu dong.." keina merengek.

Aldo menjauhkan mangkuk itu, "ini buat kesya, kalo kamu mau msh ada di bawah. Bi inah bikin banyak." ujarnya dingin.

Bakal ada perang nihh, aldo kenapa dingin gini

Keina turun dri kasur dan segera keluar.

"Ini bakal jadi obrolan privasi, lbh baik gue sma kinan kebawah. Byee kesya, aldo. Jangan ngapa ngapain lu berdua." ucap ara dan dia langsung menarik kinan utk keluar dri kamar.

Tak lama pintu tertutup, aldo duduk di kasur. Kami berhadapan. Aku menyenderkan punggung ke belakang.

"Makan dlu, abis itu minum obat dan tidur. Gak ada penolakan." ujarnya msh dgn nada dingin.

Dia menyuapkan sesendok wartstub dgn perlahan. Aku menelan nya smbil memicingkan sblh mata, ini bgtu menggelikan.

"Kenapa?" tanyanya.

Aku menggeleng. Dia msh dlm keadaan dingin. Jarak kami tdk terlalu jauh, bahkan ini sangat dekat.

"Kalo sakit semua jadi khawatir" dia menyuapkan suapan kedua ke dlm mulutku.

Dia sprti ibu ibu saja! Bawell sekali!

Aku diam tak menjawab, dan berusaha menelan makanan ini..
Hueekk rasanya ingin sekali muntah

"Aldo.." ucapku disela sela mengunyah.

"Kenapa?" sarkastik sekali.

"Gausah dihabisin yaa. Aku gak suka. Cukup satu suapan lagi." aku kembali bersuara sesaat setelah meminum air ku.

"Gak boleh. Ini hrs dihabisin." dia ttp kukuh, lalu menyendokkan suapan ke tiga dan memasukkan kedalam mulutku.

Aku berusaha berpikir, bagaimana menghilangkan kedinginannya dan mengembalikan kelembutan itu. Aku sngt merindukan sikapnya.

Tiba-tiba saja ide konyol terlintas di otakku. Aku menegapkan posisi duduk ku, lalu meminum air putih lagi. Stlh aku merasa mulutku sudah bersih dri makanan ini, aku mulai mendekatkan wajahku kearah aldo.

Dia tampak kaget dgn aksiku. Dgn gerakan cepat aku merebut mangkuk itu dan meletakkannya di meja. Aku kembali mendekatkan wajahku kearahnya yg skrng tampak bingung.

Aku menarik lehernya agar lbh dekat dgn ku, kening kami bertaut. Tangan ku msh dlam kalungan leher aldo. Aku harus melakukan ini! Aku hanya ingin dia tdk bersikap sprti ini!

Aku memberanikan diri utk menciumnya, akhirnya aku berhasil. Kini aku beradu bibir dgnnya. Kami saling melumat satu sma lain, yaa walaupun aku bukan pencium yg hebat tapi aku mulai bisa mengimbangi ciuman kami.

Aldo sgt terlihat terburu buru saat ciuman, seakan dia tdk ingin meninggalkan satu ruang saja dlm mulutku.

Dia bgtu aktif melumat bibir kecilku ini, namun bibir halusnya juga sngt menggoda dan membuatku ikut terbuai didalamnya. Dan lihat, dia menggigit gigit kecil bibir bawahku dan memaksa utk memasuki lidahnya pda mulutku.

"Hhmmmpppp...hhmmpp" suara itu keluar dri mulutku, aku tdk bisa menahannya. Ini memang nikmat.

Aldo trs memaksa ku untuk membuka mulut agar lidahnya dpt bermain dgn lidahku. Beribu ribu kuda sudah kupersiapkan utk menjaga benteng pertahanan agar aldo tdk memasukkan lidahnya kedalam mulutku.

Story of my life (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang